Pada tanggal 23 Maret, acara dibuka oleh Provinsial Jesuit Jepang. Dalam
sambutannya, beliau mengatakan sangat gembira sekali dapat bertemu dengan para
peserta dari berbagai negara, yaitu Indonesia, Jepang, Korea, Thailand, Vietnam,
Philipina, dan Taiwan. Jumlah keseluruhan yang hadir aktif ada 17 orang
sedang yang 6 orang frater Yesuit Jepang tidak hadir secara penuh karena mereka
kuliah dan ada acara yang lain. Sedangkan peran dari perwakilan dari masing-masing negara sesuai dengan tugasnya di organisasi masing-masing antara lain Romo
Benny Juliawan sebagai koordinator pertemuan, Pater Ando sebagai Ketua Panitia,
dibantu dengan Ms Jessie Tayama serta beberapa frater dari Scholastic Jepang dalam
membantu kelancaran acara tersebut. Pertemuan tahunan ini intinya adalah evaluasi program yang telah disusun pada tahun yang lalu. Maka kami mendengarkan sharing dari para peserta tentang apa yang telah dilaksanakan dalam program yang telah dibuat sesuai dengan situasi negara masing-masing. Sebelum datang ke Jepang kami diberi beberapa pertanyaan, sehingga kami langsung sharing. Pertanyaan tersebut sebagai acuan untuk membuat perencanaan strategi jaringan ini dengan analisa SWOT, melihat kekuatan dan kelemahan lembaga kita masing-masing: berapa tenaga permanen yang dimiliki, berapa tenaga yang profesional yang dimiliki, bekerjasama / berjejaring dengan siapa saja lembaga kita ini, kebijakan pemerintah yang bagaimana dapat mendukung program kita terutama persoalan buruh migrant ini. Setelah sharing kami pun memperoleh hasil yang akan dijadikan pegangan untuk program yang akan datang, antara lain: pergantian koordinator jaringan ini yang tadinya dipegang oleh Romo Benny Juliawan sekarang diganti oleh Romo Kim Min SJ dari Korea. Koordinator Rorum Novarum Taiwan yang awalnya dipegang oleh Sr.Wei-Wei mulai tahun ini dipegang oleh Ms. Chia-Ling Chung. Pertemuan yang akan datang yang akan bertindak sebagai tuan rumah adalah Negara Philipina, yang rencananya akan diadakan pada tanggal 18-21 April 2018. Disamping itu semua sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang lebih baik lagi, dalam jaringan ini.
Kami juga diberi kesempatan
untuk mengunjungi karya-karya sosial Yesuit provinsi Jepang dan relasi yang
bekerja sama dalam pelayanan sosial, antara lain ke pendampingan migran, AIA (pendampingan keluarga dan anak-anak), mengunjungi Biara Misionaris Cinta Kasih Suster Theresia Calcuta yang di Jepang sekalian perayaan ekaristi di Biara MC,
dan kunjungan juga ke Scholastics Yesuit. Saya sangat terkesan pada saat mengunjungi
karya yang dikelola oleh Yesuit provinsi Jepang untuk para migrant dari berbagai profesi yang ditampung dalam wadah
CTIC (Catholik Tokyo International Center), khususnya karya sosial dalam pendampingan para
migran yang bekerja maupun mahasiswa dari
berbagai negara, antara lain Afrika, Rusia, Filipina, Taiwan, Vietnam dan Cina.
Mereka memberikan pelayanan yang tulus dan sangat berguna bagi para migran yang
mau belajar yang sebagian kaum muda yang ingin maju. Pelayanan tersebut antara
lain Refugees Café hari Selasa dan Kamis, Japanese Class hari Selasa, Rabu dan Kamis,
Food and Clothing Support hari Senin dan Jumat,
Consultation Senin dan Jumat dan Medical Consultation. Dalam pelayanan, mereka tidak
memandang suku, ras dan agama, semua dilayani dengan baik.
Acara yang terakhir adalah Symposium
yang dihadiri oleh para romo Yesuit yang berada di Tokyo dan beberapa mahasiswa
serta para suster dan ibu-ibu relasi para romo, dengan nara sumber perwakilan
dari 8 negara. Moderator dalam pertemuan tersebut adalah Romo Benny Juliawan, SJ. Acara dimulai
jam 15.00 - 17.00 waktu setempat. Symposium tersebut berjalan sangat lancar dan
beberapa yang hadir mengungkapkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan migran
dan trafficking. Selesai acara symposium kami diajak makan bersama dengan Romo Provinsial
Jepang di sebuah restoran dekat Yotsuya. Kami mengakhiri acara kebersamaan selama
di Jepang dengan penuh keakraban dan sukacita.Terimakasih yang berlimpah pada Sahabat Insan yang memberikan kesempatan yang sangat berguna bagi saya secara pribadi, terlebih untuk perkembangan karya pastoral human trafficking di Timor dan sekitarnya. Salam Kasih dan Persaudaraaan dari kota Karang (Kupang NTT).
Salam
Sr. Laurentina PI






