Monday, January 29, 2018

Pelayanan Sr.Laurentina, SDP Selama di Kupang

Selama masa belajarnya, Sr Laurentina, SDP bekerja sebagai relawan Sahabat Insan. Setelah masa belajar selesai, pimpinannya mengirim suster ke Kupang, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Provinsi NTT merupakan provinsi pengirim tenaga kerja yang paling banyak di Indonesia dan bermasalah. Masalah yang mereka alami antara lain penganiayaan yang dilakukan oleh majikan, kecelakaan kerja, gaji yang tidak dibayar, kerja yang tidak sesuai dengan perjanjian/kontrak kerja, pemalsuan dokumen dan ketrampilan yang sangat minim. Dari semua permasalahan tersebut, permasalahan yang terbanyak adalah soal pemalsuan dokumen. Penyebab mereka bermigrasi terutama adalah masalah kemiskinan, kurangnya lapangan pekerjaan, ketidakadaan ketrampilan, kurangnya pendidikan dan pengetahuan serta terbatasnya sumber daya alam.

Di jaman sekarang, migrasi semakin dimudahkan oleh kemajuan sarana transportasi dan komunikasi sehingga jarak geografis berkesan semakin pendek dan mudah ditempuh. Alasan melakukan migrasi pun telah berkembang tidak lagi sekedar mencari penghidupan lebih baik melainkan juga demi mencari pengalaman dan sebagai petualangan.

Selain berkarya sebagai relawan yang bekerja sama dalam bidang kerasulan human trafficking ini, Sr. Laurentina juga melaksanakan tugas perutusannya dari Konggregasi. Tugas pelayanan di provinsi NTT antara lain adalah sosialisasi di paroki, sekolah dan desa. Diharapkan dengan kehadiran Sr. Laurentina di Kupang, para korban perdagangan manusia dan mantan-mantan buruh migran akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik.

Di Kupang sendiri, pelayanan Sr. Laurentina dilakukan dengan sistem menjemput bola di tempat kantong-kantong pengiriman tenaga buruh migran. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar meminimalisir dan mencegah meningkatnya jumlah korban. Suster juga mendampingi dan menata kehidupan para buruh migran yang sudah pulang. Dengan demikian suster melaksanakan tindakan mencegah dan menyembuhkan (preventif dan kuratif). Persoalannya tidak sesederhana itu, karena para buruh migran yang sakit dan meninggal banyak terjadi di sini. Dengan program-program yang telah dipersiapkan ini semoga mereka dapat keluar dari keterpurukan karena masalah berat yang dihadapinya. Dalam melaksanakan program ini pun Sr. Laurentina bekerja sama dengan jaringan yang ada di Kupang dan sekitarnya. Program-program tersebut adalah:

1. Sosialisasi, baik di sekolah maupun masyarakat (gereja dan pemerintah), antara lain:

*Mengembangkan Pastoral Buruh Migran yang Terintegrasi ( Lintas Komisi : KKP -PMP, PSE, KARINA, Gender dan pemberdayaan Perempuan, ) Se-Nusra.




Sosialisasi Human Trafficking JPIC Keuskupan Agung Kupang - kerja sama JPIC - Konggregasi Suster PI di  Kuasi Maria Imaculata Batuna Amarasi Barat Kupang.



* Sosialisasi untuk teman teman Penggiat Trafficking di Daratan Timor oleh Migrant Care bekerja sama dengan JPIC Keuskupan Agung Kupang, JPIC Konggregasi Suster PI dan SINODE GMIT.  





* Sosialisasi Human Traffiking di Paroki Oe Ekam. Kondisi ini cukup menyedihkan karena beberapa umat mengadu anggota keluarga merantau tanpa ada kabar berita bertahun- tahun.




* Lokakarya Melawan Perdagangan Orang bersama umat Paroki Maria Bunda Karmel Tumu - Ayotupas dan jemaat GMIT Amanatun Utara.




* Sosialisasi di Paroki Langga Bajawa.




* Pendampingan dan sosialisasi di Desa Ranggatalo, Kecamatan Lio Timur Ende yang merupakan. Desa Desmigratif, dampingan Koalisi NTT Peduli Trafficking.






2. Pelatihan Satuan Tugas Anti Trafficking;

* Training Pencegahan Perbudakan Modern, Kerja Paksa dan Perdagangan Orang di Naka Hotel, Kupang tgl 11-13 Des 2017 yang diadakan oleh Universitas Paramadina melalui Paramadina Institute of Ethics and Civilization (PIEC) bekerja sama dengan Global Freedom Network, yang diikuti oleh aktivis, aparatur sipil negara, pemerhati masalah sosial NTT, perwakilan beberapa daerah NTT serta tokoh agama.



3. Kunjungan keluarga korban, kisahnya dapat dibaca di Pendampingan Untuk Pekerja Migran

4. Pemulangan korban hidup;

*Perjuangan menemukan domba yang hilang dan menyatukan ditengah keluarga dengan penuh air mata kebahagiaan, atas kerja sama dengan tim kemanusiaan Batam - Kupang.



5. Pemulangan jenazah; kisahnya dapat dibaca di Kisah Suster Penjemput Jenazah


6. Kunjungan ke shelter untuk menemani dan menguatkan mereka untuk berani memulai hidup baru.