Sudah dalam beberapa bulan terakhir ini, Sahabat Insan sibuk mempersiapkan mulai beroperasionalnya sebuah rumah aman yang didirikan untuk menampung para perempuan dan anak korban eksploitasi seksual, kekerasan domestik serta korban perdagangan manusia.
Perempuan dan anak memang pihak yang sangat rentan mengalami hal-hal tersebut di atas. Di Indonesia, kasus-kasus yang menimpa perempuan dan anak memiliki angka yang cukup tinggi. Bahkan dalam dua tahun terakhir ini, terjadi peningkatan jumlah anak dan perempuan yang mengalami eksploitasi dan segala bentuk kekerasan lainnya pada saat mereka bekerja, antara lain gaji yang tidak dibayar, pelecehan seksual, pemerkosaan, pencideraan oleh majikan dan masih banyak lagi. Kasus-kasus ini bukan hanya terjadi di negeri orang, tapi juga di negeri sendiri. Bentuk kekerasan terhadap perempuan yang juga marak tetapi tidak kelihatan adalah kekerasan domestik yang di dalamnya meliputi kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan dalam berpacaran. Kematian misterius anak-anak juga turut menambah deretan kasus ini.
Sayangnya situasi sosial di masyarakat belum mendukung upaya pemulihan bagi perempuan dan anak yang mengalami kekerasan. Bahkan masyarakat dan keluarga memberikan tekanan yang tidak sedikit pada perempuan dan anak korban perdagangan manusia, eksploitasi seksual, dan kekerasan domestik. Tidak jarang stigma buruk ditempelkan pada perempuan dan anak yang menjadi korban sebagai “bukan perempuan baik-baik”. Tidak jarang pula pihak keluarga menolak korban ketika mereka ingin kembali pulang. Hal seperti inilah yang membuat perempuan dan anak perempuan kembali terjerat dalam jaringan lingkaran setan eksploitasi.
Tergerak dengan kenyataan tersebut, sebuah komunitas pendamping perempuan korban kekerasan dengan dukungan perkumpulan Sahabat Insan mendirikan sebuah rumah aman yang merupakan solusi perlindungan paling akhir bagi perempuan dan anak yang mengalami kasus-kasus di atas.
Rumah aman ini merupakan sebuah bentuk pelayanan terintegrasi dalam satu atap yang mengusahakan agar setiap orang yang masuk rumah tersebut mengalami proses pemulihan dan mengalami penyembuhan baik secara fisik, psiko-sosial dan spiritual.
Secara umum pendampingan dalam rumah aman ini meliputi:
- Pendampingan pribadi (konseling, pembinaan spiritual, runifikasi dengan keluarga, dll)
- Pelayanan kesehatan (cek kesehatan, pengobatan,pemeriksaan kehamilan dan persalinan, dll)
- Pendampingan kelompok (penguatan psikologis dalam kelompok, pemberdayaan dalam pengetahuan, pemberdayaan ketrampilan)
- Pendampingan kasus
- Advokasi kasus
- Pendidikan Masyarakat
Melihat persoalan yang dialami oleh para penerima manfaat, maka durasi tinggal dalam rumah aman pun berbeda-beda. Ada yang hanya membutuhkan tempat aman sementara mulai dari seminggu, tetapi ada pula yang lebih dari lima bulan. Lamanya korban tinggal di tempat tersebut serta bentuk pendampingan yang akan diberikan sangat tergantung pada kasus dan tingkat trauma yang dialami oleh korban.
Persiapan untuk membuka rumah ini sudah dimulai sejak akhir tahun lalu oleh para pendamping, mulai dari menyediakan tempat, mengurus semua administrasi, mencari relawan dan yang paling penting menyusun program. Setelah semuanya siap, maka langkah selanjutnya adalah melengkapi tempat tersebut agar layak ditempati baik oleh para pendamping dan juga korban. Untuk itu, Sahabat Insan melalui kemurahan hati para penderma bersama-sama mengumpulkan beberapa alat rumah tangga yang dipandang perlu ada agar kegiatan operasional rumah aman tersebut dapat segera dimulai, antara lain: tabung gas, rak piring, rice cooker, lemari, sprei layak pakai, korden, kipas angin, jemuran baju, peralatan mandi, peralatan masak dan rak buku.
Banyaknya pihak yang masih peduli akan penderitaan orang-orang lemah ini memberikan harapan akan keadaan yang lebih baik pada dunia yang seakan-akan tidak memiliki masa depan ini. Mengutip kata-kata dari Bunda Teresa dari Kalkuta, "do small thing with great love", tindakan-tindakan kecil yang kita lakukan kepada mereka yang tersisih dan terbuang semoga mampu memberikan pengaruh positif dan hidup baru yang akan mereka jalani dengan suka cita. Masih banyak PR yang harus dikerjakan oleh berbagai pihak, terutama oleh mereka yang sedang berkuasa, namun alangkah baiknya jika kita melakukan apa yang menjadi porsi kita sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, sehingga kita bisa bersama-sama mengurangi penderitaan di muka bumi ini.