Jenazah terakhir yang diterima pada hari itu adalah seorang wanita muda usia 22 tahun. Ia dipulangkan dari Sri Aman ke Tebedu pada tanggal 27 Januari 2022 dengan menggunakan mobil jenazah, dilanjutkan ke Pontianak pada tanggal 28 Januari 2022 dan ke Jakarta pada tanggal 30 Januari 2022. Tanggal 31 Januari 2022, jenazah diterbangkan ke Surabaya dan dilanjutkan tanggal 1 Februari 2022 ke Kupang. Ia meninggal dunia pada tanggal 12 November 2021 dengan sebab kematian yang tidak diketahui karena masih menunggu analisis laboratorium. Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga bahwa ia ditemukan sudah tidak bernyawa di rumah pekerja ladang kelapa sawit. Satu hal yang diungkapkan oleh keluarga bahwa jenazah sebenarnya sudah dikuburkan di Malaysia, namun atas permintaan suaminya, kuburan mendiang dibongkar lalu jenazah dipulangkan ke Indonesia dan difasilitasi oleh BP2MI Kupang sampai ke kampung halamannya di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Jenazah keempat
Pada tanggal 2 Februari 2022, tiba satu jenazah seorang pria pekerja AKAD asal Malaka. Namun Tim Pelayanan Kargo tidak bisa menjemputnya sehingga belum ada informasi mengenai jenazah ini.
Jenazah kelima
Tanggal 8 Februari 202, bertepatan dengan Hari Doa Internasional Menentang Perdagangan Manusia dan Peringatan Santa Bakhita, tim pelayanan kargo Bandara El-Tari Kupang juga menerima seorang jenazah PMI non-prosedural yang dipulangkan dari Malaysia. Ia adalah seorang pria berusia 52 tahun asal Timor Tengah Selatan, yang meninggal dunia pada tanggal 2 Februari 2022 dengan sebab kematian Abses Hati. Ia dipulangkan dari Malaysia pada tanggal 7 Februari 2022 ke Jakarta, dan dari Jakarta diterbangkan ke Kupang keesokan harinya. Jenazah didoakan oleh Ibu Pendeta Pao Ina Bara Pa-Ngefak dan diantar ke rumah duka dengan menggunakan mobil jenazah JPIC Divina Providentia Kupang.
Jenazah ke-enam
Beda dengan yang lainnya, pada hari Rabu tanggal 9 Februari 2022, tim pelayanan kargo menerima jenazah seorang balita berusia 4 tahun yang dikirim pulang ke tanah air dari Malaysia. Anak ini meninggal dunia pada 3 Februari 2022, pukul 06.20 waktu setempat.
Dari keluarga didapatkan keterangan bahwa balita tersebut meninggal dunia karena terjatuh ke dalam tambak udang saat sedang bermain sepeda di pematang tambak. Ia ikut dengan ayahnya yang sedang memperbaiki pipa bersama majikan. Saat ayahnya mengecek keberadaan anaknya, hanya didapati sepeda di atas pematang tambak. Majikan dan sang ayah kemudian melihat anaknya yang tenggelam di tambak dan saat ditolong, balita tersebut sudah meninggal dunia. Jenazah dipulangkan ke Indonesia pada tanggal 7 Februari 2022 dari Kuala Lumpur ke Jakarta, dilanjutkan pada 8 Februari 2022 ke Surabaya dan hari ini tiba di Kupang, NTT. Ayah atau ibu kandungnya tidak ikut mengantarkan jenazah anak ini. Menurut keluarga yang menjemput di bandara, mereka tidak ikut serta karena sedang dalam keadaan sakit. Dari pihak keluarga juga diketahui bahwa jenazah memiliki dua orang adik kembar yang sudah meninggal dunia.
Jenazah ke-7 dan ke-8
Jenazah pertama sudah merantau sejak tahun 2017. Ia sudah menikah dan memiliki satu orang anak yang ia tinggalkan di kampung halamannya bersama istrinya. Ia pernah pulang ke Indonesia pada 2019 untuk berkunjung ke keluarganya. Pekerjaan terakhir yang ia lakukan adalah sebagai pekerja di perkebunan kelapa sawit. Jenazah mendiang dipulangkan dari Sandakan ke Kuala Lumpur pada 20 Februari 2022, dilanjutkan ke Jakarta pada 21 Februari 2022 dan pada hari ini tiba di Kupang. Selanjutnya jenazah mendiang akan diantar ke kampung halamannya di Kabupaten Flores Timur. Jenazah langsung di antar ke Pelabuhan Tenau dengan menggunakan ambulans JPIC Divina Providentia untuk diberangkatkan dengan kapal Feri menuju Ende. Di Ende, Pak Stef dari BP2MI sudah menghubungi Romo Perno untuk menyiapkan ambulans untuk menghantarkan jenazah ke Adonara. Berdasarkan surat yang dikeluarkan oleh KJRI Kota Kinabalu mendiang meninggal dunia pada 9 Februari 2022 dengan sebab kematian Sequelae of Liver Disease (Sekuel Penyakit Hati). Sebelum diantar ke pelabuhan, jenazah terlebih dulu dibungkus ulang dengan terpal dan wrapping lalu didoakan oleh Suster Sari, SDP.
Jenazah kedua yang ditarik keluar dari dalam kargo meninggal dunia pada tanggal 15 Februari 2022 dengan sebab kematian Ischemic Heart Disease (Penyakit Jantung Iskemik). Mendiang sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan perkebunan. Jenazah dibawa pulang ke Indonesia pada 19 Februari 2022 dengan menggunakan jalan darat dari iri ke perbatasan Tebedu-Entikong. Kemudian pada 20 Februari 202 perjalanan dilanjutkan dari Entikong ke Pontianak dengan menggunakan ambulans. Pada 21 Februari 2022, perjalanan dilanjutkan dari Pontianak ke Jakarta dengan pesawat dan pada hari yang sama jenazah dikirimkan ke Surabaya. Pada 22 Februari 2022 perjalanan dilanjutkan dari Surabaya ke Kupang dan diantar ke rumah duka di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Tidak ada keluarga mendiang yang hadir di kargo. Jenazah mendiang dalam pemulangannya ke rumah duka didampingi oleh pejabat pementah Timor Tengah Selatan. Beliau selalu hadir di kargo mendampingi keluarga atau menjadi keluarga dalam penyambutan jenazah PMI yang berasal dari Timor Tengah Selatan. Beliau selalu berkomitmen untuk mengawal jenazah PMI sampai ke rumah duka bahkan saat tidak ada media yang meliput pemulangan jenazah. Jenazah ini didoakan oleh Mama Pendeta Emmy Sehartian di Area Kedatangan Kargo karena hujan deras tiba-tiba mengguyur Kargo Bandara El Tari Kupang.