Catatan Sr. Laurentina, PI dalam Pertemuan Jaringan Migran - JCAP (Jesuit Conference of Asia Pacific’s Migration Network) di Jepang (http://sjapc.net/content/charting-new-course-migration-network)
Syukur pada Allah Penyelenggara, yang karena Kasih-Nya memberikan kepercayaan pada saya untuk menghadiri pertemuan tahunan Jesuit Conference of Asia Pacific’s - JCAP yang
diselenggarakan pada tanggal 22 - 26 Maret 2017 di Yesuit Social Center, Sophia University, Tokyo
Jepang. Pengalaman pertama bagi saya mengikuti pertemuan ini, dengan keterbatasan
bahasa yang sangat minim namun saya tetap bersyukur pada Allah bahwa saya tidak
sendirian. Ibu Astuti yang setia dan sabar membantu saya dalam memberikan informasi
saat pertemuan tersebut. Saya juga sangat terkesan dalam penyambutan tuan rumah
yang sangat ramah dan sangat baik. Kami dijemput oleh Ibu Jessie Tayama yang
sangat peka melihat saya kedinginan dan meminjamkan jaket dan syal pada saya. Setelah
itu kami diantar ke Tokyo Inn Hotel untuk meletakkan barang-barang kami. Peserta
wanita, yaitu Sr. Wei-Wei dan Ibu
Chia-Ling dari Taiwan, Sr. Dennis Coghlan dari Kamboja, Ibu Astuti dan saya sendiri, bermalam di hotel tersebut. Untuk peserta yang laki-laki bermalam di rumah Yesuit. Setelah dari hotel, kami
langsung menuju kompleks rumah Yesuit, tepatnya di kantor pusat
karya Sosial Yesuit Tokyo. Perkenalan singkat dan sangat sederhana serta keramahan
tuan rumah,membuat kami merasa diterima dengan baik. Dalam pertemuan yang
singkat itu kami membicarakan tentang beberapa hal praktis untuk persiapan pembukaan
yang akan dilaksanakan pagi harinya.
Pada tanggal 23 Maret, acara dibuka oleh Provinsial Jesuit Jepang. Dalam
sambutannya, beliau mengatakan sangat gembira sekali dapat bertemu dengan para
peserta dari berbagai negara, yaitu Indonesia, Jepang, Korea, Thailand, Vietnam,
Philipina, dan Taiwan. Jumlah keseluruhan yang hadir aktif ada 17 orang
sedang yang 6 orang frater Yesuit Jepang tidak hadir secara penuh karena mereka
kuliah dan ada acara yang lain. Sedangkan peran dari perwakilan dari masing-masing negara sesuai dengan tugasnya di organisasi masing-masing antara lain Romo
Benny Juliawan sebagai koordinator pertemuan, Pater Ando sebagai Ketua Panitia,
dibantu dengan Ms Jessie Tayama serta beberapa frater dari Scholastic Jepang dalam
membantu kelancaran acara tersebut.

Pertemuan tahunan ini intinya
adalah evaluasi program yang telah disusun pada tahun yang lalu. Maka kami
mendengarkan sharing dari para peserta tentang apa yang telah dilaksanakan dalam
program yang telah dibuat sesuai dengan situasi negara masing-masing. Sebelum datang
ke Jepang kami diberi beberapa pertanyaan, sehingga kami langsung sharing.
Pertanyaan tersebut sebagai acuan untuk membuat perencanaan strategi jaringan ini
dengan analisa SWOT, melihat kekuatan dan kelemahan lembaga kita masing-masing: berapa
tenaga permanen yang dimiliki, berapa tenaga yang profesional yang dimiliki,
bekerjasama / berjejaring dengan siapa saja lembaga kita ini, kebijakan pemerintah
yang bagaimana dapat mendukung program kita terutama persoalan buruh migrant ini.
Setelah sharing kami pun memperoleh hasil yang akan dijadikan pegangan untuk
program yang akan datang, antara lain: pergantian koordinator jaringan ini yang tadinya dipegang oleh Romo
Benny Juliawan sekarang diganti oleh Romo Kim Min SJ dari Korea. Koordinator Rorum
Novarum Taiwan yang awalnya dipegang oleh Sr.Wei-Wei mulai tahun ini dipegang oleh
Ms. Chia-Ling Chung. Pertemuan yang akan datang yang akan bertindak sebagai tuan rumah adalah
Negara Philipina, yang rencananya akan diadakan pada tanggal 18-21 April 2018. Disamping itu semua sepakat
untuk meningkatkan kerja sama yang lebih baik lagi, dalam jaringan ini.
Kami juga diberi kesempatan
untuk mengunjungi karya-karya sosial Yesuit provinsi Jepang dan relasi yang
bekerja sama dalam pelayanan sosial, antara lain ke pendampingan migran, AIA (pendampingan keluarga dan anak-anak), mengunjungi Biara Misionaris Cinta Kasih Suster Theresia Calcuta yang di Jepang sekalian perayaan ekaristi di Biara MC,
dan kunjungan juga ke Scholastics Yesuit. Saya sangat terkesan pada saat mengunjungi
karya yang dikelola oleh Yesuit provinsi Jepang untuk para migrant dari berbagai profesi yang ditampung dalam wadah
CTIC (Catholik Tokyo International Center), khususnya karya sosial dalam pendampingan para
migran yang bekerja maupun mahasiswa dari
berbagai negara, antara lain Afrika, Rusia, Filipina, Taiwan, Vietnam dan Cina.
Mereka memberikan pelayanan yang tulus dan sangat berguna bagi para migran yang
mau belajar yang sebagian kaum muda yang ingin maju. Pelayanan tersebut antara
lain Refugees Café hari Selasa dan Kamis, Japanese Class hari Selasa, Rabu dan Kamis,
Food and Clothing Support hari Senin dan Jumat,
Consultation Senin dan Jumat dan Medical Consultation. Dalam pelayanan, mereka tidak
memandang suku, ras dan agama, semua dilayani dengan baik.



Acara yang terakhir adalah Symposium
yang dihadiri oleh para romo Yesuit yang berada di Tokyo dan beberapa mahasiswa
serta para suster dan ibu-ibu relasi para romo, dengan nara sumber perwakilan
dari 8 negara. Moderator dalam pertemuan tersebut adalah Romo Benny Juliawan, SJ. Acara dimulai
jam 15.00 - 17.00 waktu setempat. Symposium tersebut berjalan sangat lancar dan
beberapa yang hadir mengungkapkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan migran
dan trafficking. Selesai acara symposium kami diajak makan bersama dengan Romo Provinsial
Jepang di sebuah restoran dekat Yotsuya. Kami mengakhiri acara kebersamaan selama
di Jepang dengan penuh keakraban dan sukacita.
Terimakasih yang berlimpah pada Sahabat
Insan yang memberikan kesempatan yang sangat berguna bagi saya secara pribadi,
terlebih untuk perkembangan karya pastoral human trafficking di Timor dan sekitarnya. Salam Kasih dan Persaudaraaan dari kota Karang (Kupang NTT).
Salam
Sr. Laurentina PI