Friday, February 25, 2011
Mardareta Pasca Operasi
Bantuan Pengobatan Mata untuk Mardareta
Mardareta merupakan salah satu orang terbuang yang mengadu nasibnya di Malaysia karena desakan seorang calo tenaga kerja. Karena ingin memperbaiki ekonomi keluarga dan kedua anaknya, ia berangkat melalui Tanjung Priok, kemudian ke Batam, dan dibawa oleh Agen ke Kuala Lumpur.
Sesampai disana ternyata gaji yang didapat tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Namun Mardareta dengan sabar menabung sedikit demi sedikit agar dapat kembali ke Indonesia. Pada awal tahun 2011, dia merasakan sakit dimata kirinya dan minta obat mata ke majikan. Namun setelah dioati, matanya malah tambah sakit dan bengkak. Oleh majikannya, ia dibawa ke Hospital Kuala Lumpur. Namun baru seminggu dirawat disana, tiba-tiba polisi datang dan menangkapnya. Dalam keadaan tidak bisa melihat ia dimasukkan ke penjara.
Selama dipenjara, dia tidak mendapatkan pengobatan apa pun sampai akhirnya dipulangkan ke Indonesia pada tanggal 1 Februari 2011. Pihak Kesehatan Pelabuhan kemudian membawanya ke RS rujukan Pemerintah, yaitu RSUD Koja. Namun, karena peralatan untuk mata disana kurang lengkap, maka ia dirujuk kembali ke RSCM. Biaya pengobatan di RSCM ini dibantu oleh Sahabat Insan, karena Pemerintah tidak memiliki kerjasama dengan rumah sakit ini untuk penanganan TKI.
Pada tanggal 4 Februari 2011 pukul 09.00, Mardareta dioperasi oleh tim dokter mata RS tersebut. Selama tiga jam, operasi tersebut berlangsung dengan sukses. Setelah dirawat inap dan beberapa kali rawat jalan, akhirnya penglihatan Mardareta mulai membaik. Mata sebelah kanannya sudah bisa melihat, namun sayang mata kirinya tidak bisa diselamatkan lagi kornea mata yang terlanjur rusak akibat infeksi yang sudah cukup parah karena keterlambatan operasi. Setelah kondisinya berangsur pulih pasca operasi, pada hari Rabu tgl 23 Februari 2010 Mardareta dijemput oleh Pemda untuk dipulangkan ke tempat asalnya, yaitu Blora, Jawa Tengah.
Sesampai disana ternyata gaji yang didapat tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Namun Mardareta dengan sabar menabung sedikit demi sedikit agar dapat kembali ke Indonesia. Pada awal tahun 2011, dia merasakan sakit dimata kirinya dan minta obat mata ke majikan. Namun setelah dioati, matanya malah tambah sakit dan bengkak. Oleh majikannya, ia dibawa ke Hospital Kuala Lumpur. Namun baru seminggu dirawat disana, tiba-tiba polisi datang dan menangkapnya. Dalam keadaan tidak bisa melihat ia dimasukkan ke penjara.
Selama dipenjara, dia tidak mendapatkan pengobatan apa pun sampai akhirnya dipulangkan ke Indonesia pada tanggal 1 Februari 2011. Pihak Kesehatan Pelabuhan kemudian membawanya ke RS rujukan Pemerintah, yaitu RSUD Koja. Namun, karena peralatan untuk mata disana kurang lengkap, maka ia dirujuk kembali ke RSCM. Biaya pengobatan di RSCM ini dibantu oleh Sahabat Insan, karena Pemerintah tidak memiliki kerjasama dengan rumah sakit ini untuk penanganan TKI.
Pada tanggal 4 Februari 2011 pukul 09.00, Mardareta dioperasi oleh tim dokter mata RS tersebut. Selama tiga jam, operasi tersebut berlangsung dengan sukses. Setelah dirawat inap dan beberapa kali rawat jalan, akhirnya penglihatan Mardareta mulai membaik. Mata sebelah kanannya sudah bisa melihat, namun sayang mata kirinya tidak bisa diselamatkan lagi kornea mata yang terlanjur rusak akibat infeksi yang sudah cukup parah karena keterlambatan operasi. Setelah kondisinya berangsur pulih pasca operasi, pada hari Rabu tgl 23 Februari 2010 Mardareta dijemput oleh Pemda untuk dipulangkan ke tempat asalnya, yaitu Blora, Jawa Tengah.
Pemakaman Tiara
Tuesday, February 22, 2011
Kondisi Terkini Sdr Madi
diambil dari www.sahabatmadi.blogspot.com
Update Kondisi Madi
Sumbangan yang terkumpul dari para donatur di sahabatmadi.blogspot.com telah diserahkan sebesar Rp 40 juta untuk keperluan biaya operasi. Sisa dana masih disiapkan untuk mendukung keluarga, terutama untuk kebutuhan pembelian obat-obatan yang masih cukup besar dan untuk proses penyembuhan penglihatannya. Dukungan dari Anda masih terus kami harapkan agar Sdr. Madi dapat kembali sehat seperti dahulu.
Terima kasih
Sahabat Madi
Wednesday, February 2, 2011
Kegiatan di Rumah Singgah Bulan Januari 2011
Selama bulan Januari 2011, Rumah Singgah untuk Orang Terbuang yang dikelola oleh Peduli Buruh Migran telah memberikan pelayanan sebagai berikut:
1) Pada minggu pertama, tepatnya tgl 2 s/d 7 Januari 2011, menampung Sdri.Lina Sihombing (23 tahun), yang baru keluar dari RSJ Grogol. Korban mengalami depresi akibat penganiayaan dan pelecehan. Setelah seminggu beristirahat di Rumah Singgah, orang terbuang tersebut dipulangkan ke keluarganya di Medan.
2) Minggu kedua, tepatnya tanggal 6 s/d 9 Januari 2011, merawat Sumiati (30 tahun) beserta kedua anaknya Ibrahim (25 bulan) dan Saskia (60 hari). Wanita asal Blora, Jawa Tengah ini menderita demam pasca bersalin di penjara tanpa mendapatkan perawatan medis yang memadai. Sesampainya di Indonesia, keadaannya tidak memungkinkan untuk langsung pulang ke Jawa Tengah, sehingga menetap dulu di Rumah Singgah selama seminggu. Pada tanggal 9 Januari, ia beserta kedua anaknya dijemput Satgas dari Jawa Tengah untuk kembali ke keluarganya.
3) Pada minggu ketiga, Lisnawati (30 tahun) dan Sarah (24 tahun), TKI asal Cilacap, Jateng, baru tiba di Tanjung Priok dan merasa pusing serta demam. Mereka kemudian beristirahat untuk sementara di Rumah Singgah selama seminggu sampai kondisinya pulih kembali. Pada tanggal 11 Januari 2011, keduanya dijemput oleh Satgas Jawa Tengah untuk dipulangkan kepada keluarganya. Selain kedua wanita di atas, ada seorang TKI lagi yang ditampung di rumah tersebut, yaitu Untung. Pria berusia 36 tahun asal Medan ini positif mengidap HIV dan menjalani rawat inap di RS Koja selama satu minggu. Agar kondisinya benar-benar sehat, ia kemudian ditampung di rumah singgah selama seminggu untuk beristirahat, dan akhirnya diantarkan pulang ke Medan.
4) Di minggu terakhir, dua orang terbuang juga positif mengidap HIV, yaitu Yusnafi (34 tahun) dan Yusuf (26 tahun). Kedua orang ini kemudian menjalani pemulihan di rumah singgah selama seminggu. Sebelumnya Yusnafi menjalani rawat jalan, sedangkan Yusuf dirawat inap di RS Koja selama 10 hari. Setelah stamina mereka cukup kuat, mereka dikembalikan ke keluarganya masing-masing. Yusnafi dipulangkan ke Samarinda, dan Yusuf diantarkan pulang ke Bau-bau, Sulawesi Tenggara.
Selain orang-orang terbuang di atas, Rumah Singgah juga merawat seorang penderita AIDS yang sejak bulan September 2010 ditampung disitu karena tidak mau mengakui dimana keluarganya berasal. Remaja korban human trafficking ini sudah 6 bulan terakhir keluar masuk rumah sakit, antara lain RS Polri Kramat Jati, RSJ Grogol, RSP Sunter, dan yang terakhir di RS Persahabatan. Sayangnya remaja tersebut akhirnya meninggal dunia pada hari Selasa, 1 Februari 2011 karena kondisinya yang terus merosot. Jenazah kemudian dimakamkan di TPU Budhi Darma, CIlincing.
1) Pada minggu pertama, tepatnya tgl 2 s/d 7 Januari 2011, menampung Sdri.Lina Sihombing (23 tahun), yang baru keluar dari RSJ Grogol. Korban mengalami depresi akibat penganiayaan dan pelecehan. Setelah seminggu beristirahat di Rumah Singgah, orang terbuang tersebut dipulangkan ke keluarganya di Medan.
2) Minggu kedua, tepatnya tanggal 6 s/d 9 Januari 2011, merawat Sumiati (30 tahun) beserta kedua anaknya Ibrahim (25 bulan) dan Saskia (60 hari). Wanita asal Blora, Jawa Tengah ini menderita demam pasca bersalin di penjara tanpa mendapatkan perawatan medis yang memadai. Sesampainya di Indonesia, keadaannya tidak memungkinkan untuk langsung pulang ke Jawa Tengah, sehingga menetap dulu di Rumah Singgah selama seminggu. Pada tanggal 9 Januari, ia beserta kedua anaknya dijemput Satgas dari Jawa Tengah untuk kembali ke keluarganya.
3) Pada minggu ketiga, Lisnawati (30 tahun) dan Sarah (24 tahun), TKI asal Cilacap, Jateng, baru tiba di Tanjung Priok dan merasa pusing serta demam. Mereka kemudian beristirahat untuk sementara di Rumah Singgah selama seminggu sampai kondisinya pulih kembali. Pada tanggal 11 Januari 2011, keduanya dijemput oleh Satgas Jawa Tengah untuk dipulangkan kepada keluarganya. Selain kedua wanita di atas, ada seorang TKI lagi yang ditampung di rumah tersebut, yaitu Untung. Pria berusia 36 tahun asal Medan ini positif mengidap HIV dan menjalani rawat inap di RS Koja selama satu minggu. Agar kondisinya benar-benar sehat, ia kemudian ditampung di rumah singgah selama seminggu untuk beristirahat, dan akhirnya diantarkan pulang ke Medan.
4) Di minggu terakhir, dua orang terbuang juga positif mengidap HIV, yaitu Yusnafi (34 tahun) dan Yusuf (26 tahun). Kedua orang ini kemudian menjalani pemulihan di rumah singgah selama seminggu. Sebelumnya Yusnafi menjalani rawat jalan, sedangkan Yusuf dirawat inap di RS Koja selama 10 hari. Setelah stamina mereka cukup kuat, mereka dikembalikan ke keluarganya masing-masing. Yusnafi dipulangkan ke Samarinda, dan Yusuf diantarkan pulang ke Bau-bau, Sulawesi Tenggara.
Selain orang-orang terbuang di atas, Rumah Singgah juga merawat seorang penderita AIDS yang sejak bulan September 2010 ditampung disitu karena tidak mau mengakui dimana keluarganya berasal. Remaja korban human trafficking ini sudah 6 bulan terakhir keluar masuk rumah sakit, antara lain RS Polri Kramat Jati, RSJ Grogol, RSP Sunter, dan yang terakhir di RS Persahabatan. Sayangnya remaja tersebut akhirnya meninggal dunia pada hari Selasa, 1 Februari 2011 karena kondisinya yang terus merosot. Jenazah kemudian dimakamkan di TPU Budhi Darma, CIlincing.
Subscribe to:
Posts (Atom)