Semakin maraknya perdagangan orang dan penyelundupan manusia serta tindak kekerasan di Indonesia, mendorong para aktivis untuk meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti berbagai pelatihan yang terkait. Salah satunya dengan mengikuti pelatihan ”Identifikasi Korban Trafficking” yang diadakan oleh International Organization for Migration (IOM) pada 9 Maret 2011 lalu bertempat di gedung Muhammadiyah, Jakarta Pusat. Pelatihan ini dihadiri oleh Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus dalam pendampingan anak, korban kekerasan, dan HAM. Salah satunya ialah Peduli Buruh Migran, Lily Pujiati bersama relawan Sahabat Insan, Arini Endah.
Tujuan pelatihan ini adalah: untuk mengerti unsur-unsur utama dalam Trafficking manusia, mengerti cara mengidentifikasi korban-korban Trafficking, membedakan korban Trafficking dewasa dan anak, dan mengetahui mitos dan kenyataan Trafficking serta membedakan dengan jenis korban kekerasan lain seperti KDRT, kekerasan seksual dan penyelundupan.
Pelatihan ini dilakukan dengan pemberian materi perihal undang-undang yang melarang perdagangan orang dan cara untuk mengidentifikasi korban sesuai beberapa unsur perdagangan orang menurut PBB. Bagi korban dewasa/diatas 18 tahun meliputi 3 unsur, yaitu: proses atau pergerakan, cara perekrutan, dan tujuan eksploitasi. Sedangkan bagi korban dibawah usia 18 tahun meliputi 2 unsur, yaitu: proses atau pergerakan dan tujuan perdagangan. Selain itu, juga dikemukakan kondisi yang terjadi di lapangan yang menyebutkan bahwa kasus trafficking ini dapat terjadi dalam kondisi apapun dan dimanapun dengan berbagai proses, cara dan tujuan. Pemahaman mengenai perbedaan antara perdagangan orang dan penyelundupan manusia, serta kekerasan lain juga dipaparkan sehingga membantu para relawan/aktivis untuk mengenali kondisi korban yang dibantu.
Disamping itu, dalam melakukan pengidentifikasian korban hal yang penting untuk dikuasai ialah teknik wawancara yang baik dan sesuai. Dengan menguasai teknik wawancara ini diharapkan tercipta kepercayaan antara pewawancara dan korban sehingga dapat digali informasi yang lebih dalam mengenal ketiga unsur perdagangan orang yang dialami korban.
Dengan mengikuti pelatihan Trafficking ini, semakin membuka wawasan Sahabat Insan dan Peduli Buruh Migran mengenali kebutuhan kondisi para korban dalam upaya membantu mereka untuk melewati dan bangkit dari kondisinya saat ini.