Sebelumnya,
Bupati Sikka sudah menyurati Direktur PT Pelni Pusat untuk penundaan pelayaran
KM Lambelu pada Senin (06/04/202) pagi via email sampai Minggu (12/04/2020).
Tujuan penundaan pelayaran ini adalah agar pihak kapal melakukan karantina
perjalanan selama 14 hari di atas kapal dimulai pada Sabtu (28/03/2020). Bupati Sikka menjelaskan laporan dari Posko Nunukan bahwa ada empat orang yang positif
terpapar Covid-19 yang naik ke atas kapal. Hal ini menyebabkan adanya potensi
tiga puluh orang ABK terinfeksi karena tidak adanya pergantian ABK.
Mengetahui
adanya aksi protes dari warga, Bupati Fransiskus Roberto Diogo menemui
para penumpang kapal untuk melakukan negosiasi. KM Lambelu diijinkan untuk
bersandar namun semua penumpang harus mengikuti semua petunjuk dan arahan dari
pemerintah. Para penumpang yang berasal dari Flores Timur diminta untuk dengan tertib
naik kendaraan yang sudah disiapkan Bupati Flores Timur. Penumpang yang berasal
dari Kabupaten Sikka diturunkan secara bertahap dan dikarantina selama 14 hari. Untuk laki-laki
dikarantina di Gedung Sikka Convention Center (SCC) dan perempuan dikarantina di Rumah
Jabatan Bupati Sikka. Awalnya, pemerintah sudah menyiapkan sebuah sekolah yaitu
SD Santo Yosef Maumere untuk dijadikan tempat karantina bagi penumpang yang
berasal dari Sikka. Namun karena adanya penolakan dari pihak warga setempat, maka tempat karantina dipindahkan ke SCC Maumere dan Rumah Jabatan Bupati
Sikka. Persiapan tempat ini dilakukan oleh petugas BPBD yaitu dengan membuat
sekat dari tripleks dan memasang kain sebagai pembatas dengan dilengkapi tiga
kasur busa dan bantal untuk tiga orang. Di depan Gedung SCC juga
sudah ada empat buah tenda, dua tenda dari Tagana, satu tenda dari TNI AL, dan
satu tenda dari BPD, tujuannya adalah sebagai alternative jika tempat yang
disiapkan di Gedung SCC tidak mencukupi untuk karantina 233 penumpang kapal
yang diturunkan.
Aksi beberapa
penumpang yang menceburkan diri ke laut ini menjadi topik hangat pembicaraan
masyarakat. Kepanikan dan ketakutan yang dirasakan melebur membuat mereka tidak
berpikir panjang padahal aksi tersebut bisa membahayakan diri, meskipun pihak
kapal segera melemparkan rompi pelampung untuk penumpang yang terjun ke laut. Penumpang
lainnya tak kuasa menahan tangisan, histeris menggema sambil berteriak minta
tolong. Melewati peristiwa mencekam tersebut, Pemerintah Kabupaten Sikka
memberikan penjelasan tentang 3 ABK yang terjangkit Covid-19 sudah
diberangkatkan kembali ke Makassar sedangkan para penumpang lainnya yang di
karantina akan dilakukan pemeriksaan secara berkala sesuai dengan ketentuan dan
protokol yang berlaku. Proses karantina sudah berlangsung satu hari dan
pemerintah memberikan edukasi tentang Covid-19 agar penumpang yang dikarantina
mengerti tentang virus dan tentang karantina itu sendiri, serta kebutuhan dari
penumpang yang dikarantina pun dipenuhi. Meskipun fasilitas belum memenuhi
standar WHO untuk proses karantina, namun Pemerintah Kabupaten Sikka masih
mengupayakannya. Untuk itu, pemerintah meminta bantuan Gugus Tugas Nasional
Penanganan Covid-19 berkaitan dengan pemenuhan fasilitas karantina agar bisa
sesuai dengan standar yang telah diteteapkan oleh WHO.
Terkait dengan PMI
di KM Lambelu, P4TKI Maumere sudah berkoordinasi dengan BP3TKI Nunukan dan memastikan
tidak ada PMI yang dideportasi dari Malaysia karena lockdown yang saat ini diterapkan di Malaysia.
Wabah Virus
Corona memang membuat semua pihak cemas, situasi terkini perkembangan
Coronavirus menyebutkan bahwa total kasus konfirmasi COVID-19 global per
tanggal 7 April 2020 adalah 1,279,722 kasus dengan 72.614 kematian (CFR 5,7%)
di 206 Negara Terjangkit sedangkan untuk Indonesia ada 2.738 kasus konfirmasi
positif COVID-19 (204 sembuh dan 221 meninggal). Data-data yang diunggah
Kemenkes ini menunjukkan adanya penambahan kasus yang signifikan baik yang
terjangkit maupun yang bisa sembuh. Pihak pemerintah pun menghimbau agar
masyarakat memakai masker saat hendak keluar sesuai dengan anjuran dari WHO,
demi penekanan peyebaran Covid-19. Berbagai upaya di lakukan pemerintah, namun
yang terjangkit dan yang meninggal terus bertambah. Vaksin masih dikembangkan
sehingga belum ada obat yang benar-benar bisa mematikan virus ini dari tubuh.
Dari itu semua yang menyebar paling cepat adalah kepanikan. Kejadian yang terjadi
di atas adalah definisi dari kepanikan sesungguhnya. Sehingga selain upaya pencegahan, Pemerintah perlu menggalakan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak panik. Untuk saat ini sosialisasi yang paling memungkinkan adalah melalui media massa. Entah sampai
kapan bencana ini akan berlangsung. Rasanya sulit untuk menatap ke depan.
Peribahasa bersatu kita teguh bercerai kita runtuh berubah menjadi bersatu kita
mati, bercerai kita selamat. Dan memang ini benar adanya, khususnya untuk saat ini di saat
Covid-19 menyerang.
Untuk saat ini, sebagai
masyarakat yang bisa dilakukan adalah menaati peraturan dan himbauan dari
pemerintah. Menjaga diri sendiri sehingga tidak membuat susah orang lain,
menjaga imun tubuh agar tetap kuat dan menghilangkan kepanikan, serta yang
paling penting adalah memohan rahmat Allah agar mampu menghadapi wabah
Covid-19.
Laporan Jeny Laamo dari Kupang, dirangkum dari berbagai sumber.