Laporan Jeny Laamo dari Kupang
Hari Sabtu, 19 Desember 2020, Tim Pelayanan Kargo mengadakan rekoleksi akhir tahun bertempat di Aula Frateran Bunda Hati Kudus, Oesapa. Gagasan ini muncul dari Suster Laurentina, SDP sebagai suatu bentuk ungkapan hati selama beberapa tahun bekerja di bidang kemanusiaan namun belum memiliki waktu yang tepat untuk berkumpul bersama Tim Relawan Pelayanan Kargo. Ide ini pun muncul secara tiba-tiba, lalu melakukan pembicaraan dengan jaringan yang melayani di Kargo Bandara El Tari Kupang dan disambut dengan baik.
Untuk kegiatan rekoleksi ini banyak hal yang dipersiapkan seperti tempat rekoleksi diselenggarakan, lalu acara yang akan dibuat, peserta kegiatan rekoleksi sampai persiapan kado Natal untuk peserta rekoleksi. Pada akhirnya, setelah melewati semua proses itu akhirnya rekoleksi relawan Tim Pelayanan Kargo bisa terjadi dan hari ini adalah hari pertama. Rekoleksi ini akan berlangsung selama dua hari satu malam di Fratreran Bunda Hati Kudus. Peserta rekoleksi ini terdiri dari perwakilan JRUK (Pak Herman Seran dan Ibu Natalia Bisik), Rumah Harapan (Kakak Decky, Mama Pendeta Ina, Mama Pendeta Emmy, Michelle dan Yenny), IRGSC (Kakak Ardy), lalu dari JPIC (suster Laurentina SDP, suster Anna SDP, suster Matilda SDP, suster Elisa SDP), dan dari JPIT (Juandini, Lya Kailo, Sri Dakamoli).
Kegiatan di
mulai dengan registrasi peserta dan snack
sore bersama dilanjutkan dengan ibadat pembuka yang dipimpin oleh Pater
Bonaventura, OCD. Usai ibadat kegiatan dilanjutkan dengan perkenalan singkat.
Meskipun kami sudah saling mengenal satu sama lain namun karena ada beberapa
peserta yang baru bergabung sehingga perkenalan tetap dilangsungkan. Perkenalan
dilakukan secara bergiliran, dimulai dari nama asal instansi atau lembaga dan berapa
lama bergelut di dunia kemanusiaan secara khusus dalam pelayanan kargo.
Kegiatan
dilanjutkan dengan konferensi yang dipimpin oleh Pater Bona, OCD. Dalam
konferensi ini, pater membagikan materi dengan tema Menghargai Martabat
Manusia. Sebelum memulai materinya, ada kesepakatan bersama yang di buat yaitu:
·
menjaga keheningan (di kamar tidur, kamar mandi, ruang makan,
sekitar ruang pertemuan dll.) saat kegiatan
·
terbuka & mau bekerja sama dalam seluruh proses kegiatan
·
tepat waktu
·
berpakaian sopan
·
bertuturkata sopan
·
menjaga kebersihan lingkungan
·
tidak meninggalkan tempat rekoleksi tanpa pemberitahuan
·
selama konferensi tidak diperkenankan ke toilet
Pater Bona, OCD memulai materinya tentang Menghargai Martabat Manusia. Ia mulai dengan sebuah perkataan dari seorang Filsuf dan Teolog di Universidad Centroamericana, Iganacio Ellacuria. “Ciptaan telah berubah menjadi buruk di hadapan Allah”
Melihat keadaan sekarang ini melihat bahwa ciptaan Allah menjadi buruk. Bukan berarti Allah yang menjadikan segala yang baik telah berubah, tetapi ciptaan itu sudah menjadi buruk di hadapan Allah. Mengapa ciptaan yang baik itu berubah menjadi buruk? Didalam perjalanan waktu ciptaan yang baik itu ternodai keegoisan manusia. Manusia pada hakekatnya untuk membawa kebaikan, untuk bekerja sama dengan Sang Pencipta mengatur ciptaan itu. Manusia menjadikan dirinya sendiri sebagai pusat hidupnya, yang terjadi adalah manusia melukai ciptaan dan melukai diri sendiri. Misalnya merokok, merokok itu berbahaya bagi tubuh manusia namun manusia tetap melakukan hal yang buruk bagi diri sendiri. Tuhan tidak pernah memberikan hal-hal yang berbahaya bagi manusia, tapi manusia yang suka mencari masalah. Ketika manusia merusak ciptaan maka manusia sedang merusak dirinya sendiri. Lalu terjadilah yang dikenal dengan Perang Dunia dimana keegoisan itu memuncak. Keegoisan untuk memperbudak ciptaan lain.
- Kemiskinan terjadi pada Mayoritas Penduduk Dunia (materi, rohani dan moralias, kemanusiaan dikorbankan demi materi dan kekuasaan) à Kapitalis (mementingkan kepentingan individu=hukum rimba) & Sosialis (melayani kelompok rezim yang berkuasa) à Tention Individu VS Kelompok Terbatas.
- Situasi Ekonomi Dunia III à Paradigma Kaya & Miskin = menjadi jurang pemisah, dimana kaya semakin kaya dan miskin semakin miskin. Menjadi masalah ketidakadilan sosial.
- Krisis Sosial dalam Masyarakat à Ketidakadilan (dialami oleh berbagai pihak, yang berkuasa bisa mengatur politik, pemerintah, dll)
- Puncaknya Kaburnya Nilai Kemanusiaan à Budaya Materialistik (semua dibendakan, hal-hal yang harusnya bernilai secara rohani dilihat secara materi. Manusia contohnya. Manusia tidak lagi dihargai harkat dan martabatnya, namun dibendakan. Hal itulah yang terjadi didalam Human Trafficking). Orang yang menitikberatkan kepada harta dan kuasa, mengorbankan kemanusiaannya.
Maka, tugas kita yang berjuang dibidang kemanusiaan adalah menyadarkan supaya melalui tangan dan usaha kita, orang-orang yang demikian disadarkan dan hatinya terbuka bahwa yang sedang ia jual adalah memiliki harkat dan martabat yang sama sepertinya, manusia sama seperti dirinya.
Oleh karena itu, kita perlu mengetahui siapa itu pencipta dan siapa itu manusia. Untuk itu bisa dilihat dari Mazmur 8:1-10. Mazmur ini mengingatkan siapakan manusia di hadapan Tuhan, mengapa Tuhan mengindahkannya? Karena manusia adalah citra Allah. Tetapi yang perlu diingat adalah manusia bukan Allah, namun diciptakan serupa dengan Allah. Manusia di ciptakan sama, meskipun berbeda satu sama lain dengan keunikannya masing-masing. Oleh karena itu tugas manusia adalah bersyukur atas keberadaannya.
Problem atau masalah kemanusiaan itu datang dari konsep atau pemahaman yang salah tentang manusia, itu menjadi boomerang bagi manusia, membuat kita berperilaku tidak manusiawi kepada orang lain. Konsep atau pemahaman manusia itu mendapat jawaban dari Allah, karena Allah yang menciptakan manusia dan diwahyukan didalam agama-agama yang ada di dunia. Realitasnya ketika orang tidak memiliki gaya hidup batin, relasi yang dekat dengan Allah, manusia menjadi kejam, tidak bertoleran, menjadi penjahat. Ketika manusia dekat Allah, ia menjadi manusia yang semakin manusiawi. Kodrat manusia itu digantikan dengan keinginan-keinginan, dan itu tidak stabil. Manusia menjadi budak keinginannya, maka manusia tidak bisa melepaskan diri dari kejahatan. Suata kesalahan fatal saat manusia mendefinisikan dirinya sendiri dan orang lain.
AJARAN KRISTEN à Siapakah Manusia?
- Imago Dei à Citra Allah (Kej.1:27)
- Memiliki Kedudukan (Martabat) Khusus dalam Ciptaan
- Kodrat à Bersatunya dunia rohani dan jasmani
- Diciptakan à Laki-laki & Perempuan à sepadan & saling melengkapi
- Tujuan à Menjadi sahabat Allah
- Arti Imago Dei
- Manusia dapat mengenal & mengasihi Penciptanya
- Manusia adalah seorang pribadi & bukan hanya sesuatu
- Diciptakan untuk menguasai alam & melayani Tuhan
- Misteri manusia dipahami dalam Misteri Inkarnasi
- Kesatuan umat manusia, mempunyai asal yang sama yaitu Allah
- Semua manusia adalah saudara/i di dalam Tuhan
- Manusia mahkluk Rohani di dalam tubuh jasmani
- Makhluk yang paling sempurna
- Diciptakan untuk menjadi kholifah di bumi
- Pada saat manusia dilahirkan ia membawa kemampuan-kemampuan yang disebut fitrah (potensi)
- Manusia dalam Al-Quran adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan suci
- pendidikanlah yang dapat mengubah dan menentukan manusia menjadi manusia yang konkrit.
- "Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat, sesungguhnya aku akan meciptakan sesorang dari tanah liat yang kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan apabila Allah telah meyempurnakan kejadiannyaserta telah meniupkannya kepadanya roh (ciptaan) Ku maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud".(al-Hijr 28-29)
- Dalam konsep Hindu, manusia pertama adalah Svambhu, yang artinya makhluk berpikir pertama yang menjadikan dirinya sendiri.
- Secara etimologi kata manusia berasal dari kata manu yang artinya pikiran atau berpikir, dalam bentuk genetif menjadi kata “manusya”, artinya ia yang berpikir atau menggunakan pikirannya.
- Manusia adalah kesatuan antara badan jasmani dan jiwa (atman) menjadikan ia secara psikopisik terus berkembang.
- Secara kosmologis, manusia ( yang berupa kesatuan jiwa badan jasmaninya ) yang sering disebut mikrokosmos ( bhuana alit ) yang merupakan perwujudan dari makrokosmos ( bhuana agung ).
- Manusia juga dikatakan sebagai makhluk Tri Pramana karena memiliki tiga kemampuan utama yaitu berpikir, berkata dan berbuat, yang menyebabkan ia berbeda dengan makhluk lainnya.
- Dalam ajaran agama Buddha, manusia menempati kedudukan yang khusus dan tampak memberi corak yang dominan pada hampir seluruh ajarannya.
- Manusia, menurut ajaran Buddha, adalah kumpulan dari energi fisik dan mental yang selalu dalam keadaan bergerak, yang disebut Pancakhanda atau lima kelompok kegemaran yaitu rupakhanda (jasmani), vedanakhanda (pencerahan), sannakhandha (pencerapan), shankharakhandha (bentuk-bentuk pikiran), dan vinnanakhandha (kesadaran) .
- Tujuan akhir manusia adalah mencapai pencerahan atau Nibbana, dengan tercapainya nibbana tidak ada lagi keinginan yang diharapkan oleh manusia, tak ada harapan apapun, tidak lagi memikirkan akan kelangsungan dirinya. Dengan mencapai tahap ini manusia sudah tidak lagi memiliki keinginan, nafsu-nafsu kotor, sudah lepas dari segala ikatan dunia dan ikatan kamma itu sendiri.
- Manusia memiliki potensi yang tak terbatas.
- Bagaimana cara memandang Manusia & Orang disekitar?
- Apakah ada Violensi Kemanusiaan dewasa ini?
- Pengalaman berhadapan dengan martabat Kemanusiaan yang ‘TERNODA’?
- Tujuan Memanusiakan Manusia? Ekonomis/Bisnis atau Humanis?
Hari kedua dari kegiatan ini dimulai dengan meditasi bersama di Kapela Frateran Bunda Hati Kudus yang di pimpin oleh Pater Bona, OCD. Meditasi berlangsung selama kurang lebih satu jam. Usai meditasi, Pater meminta menyampaikan perasaan saat meditasi berlangsung. Semua peserta menyetujui bahwa ketenangan dan kedamaianlah yang dirasakan.
Kegiatan di lanjutkan dengan sarapan bersama, usai sarapan peserta kembali berkumpul di aula. Peserta yang sudah di bagi dalam empat kelompok menyampaikan hasil diskusi tadi malam. Diskusi yang berdasarkan pada pertanyaan tentang memperlakukan manusia.
Setiap kelompok menuliskan jawaban di atas kertas karton putih. Hasil diskusi itu lalu digelar di atas karpet dan masing-masing kelompok maju ke depan dan membacakan hasil diskusi tersebut.
Hasil diskusi kelompok 1:
- Manusia/orangèdiri kita sendiri dan orang lain, makhluk yang punya perasaan, perlu di hargai, musuh sekaligus teman dan berpotensi jadi teman (rumput dan ilalang)
- Contoh kejahatan manusia yaitu Human Trafficking, pelecehan seksual, KDRT, perbudaka, perang, narkoba, korupsi, aborsi, seks bebas, prostitusi.
- Pengalaman dalam pendampingan korban yaitu èketika mendampingi korban malah kabur (tidak merasa menjadi korban), eksploitasi korban untuk kepentingan pencitraan dan ekonomi, pekerja kemanusiaan dituduh memanfaatkan korban
- Tujuannya adalah untuk memanusiakan manusia dan mengembalikan citra Allah dalam diri manusia.
- Manusia adalah ciptaan Tuhan yang mulia, berharga, unik dan berbeda (pribadi) serta memiliki hak dan martabat yang sama.
- Kejahatan manusia: Human Trafficking, seksual trafficking, pernikahan dini, IJM (ingkar janji menikah), pelanggaran HAM, bullying, KDRT, eksploitasi.
- Pengalaman berhadapan dengan martabat manusia yang ternoda yaitu membangun rasa empati terhadap masalah-masalah kemanusiaan yang terjadi, memberi diri dengan hati untuk melayani, memahami apa yang sedang terjadi/dialami oleh penyintas, menjadi yang sabar untuk orang lain (korban), diri sendiri dan rekan kerja.
- Tujuannya adalah untuk misi kemanusiaan (sejahtera dan bahagia), kepuasan hati (bisa memberi diri dalam kerja kemanusiaan), membuat hidup/diri lebih bernilai.
- Pengenalan kita terhadap orang kecil membantu kita berkenalan dengan Allah.
- Kekerasan seksual, penelantaran anak, kejahatan cyber, perdagangan manusia.
- Pengalaman yang didapatkan selama pendampingan korban KDRT, kejahatan seksual dan korban perdagangan manusia.
- Tujuannya adalah untuk menghargai martabat manusia dengan menghargai diri sendiri, mengakui hak sesama manusia.
- Cara memandang manusia dan orangèmanusia adalah gambar Allah, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupan, tetangga adalah keluarga Allah, manusia sebagai makhluk yang punya perasaan, kasih, dan kepedulian.
- Violensi kemanusiaan ada dalam konteks relasi kuasa. Peranan negara dan keberpihakn negara belum maksimal terhadap kelompok-kelompok marginal, bahkan negara menciptakan kelompok tersebut melalui kebijkan dan ketidakberpihakan pada rakyat.
- Pengalaman-pengalaman yang dialamièpembantaian massal (G30SPKI), TPPO, domestic violence, violence gender, kekerasan terhadap gender minoritas.
- Tujuannya adalah humanis. Dengan sebuah slogan faith mutationçèpekerjaan. Dimana pada awalnya bermula pada pekerjaan menjadi suatu keterpanggilan, atau dari keterpanggilan dan berakhir menjadi suatu pekerjaan.
ARAH LANGKAH
DAN KOMITMEN TIM RELAWAN PEGIAT KARGO Hari, tanggal:
Minggu, 20 Desember 2020 Tempat: Aula
Fr. Bunda Hati Kudus, Oesapa |
||||
NO |
KARGO |
JARINGAN |
KETERANGAN (KARGO) |
KETERANGAN (JARINGAN) |
1 |
Rekoleksi dua
kali dalam setahun (Juli dan Desember) |
Diskusi kasus
dan pemantauan (Tim Kargo dan BP2MI) |
Ditindaklanjuti |
Ditindaklanjuti
dan penanggungjawabnya adalah J-RUK dan JPIT, pengelolaan data JPIC dan RH |
2 |
Mendorong dan
mempromosikan keterlibatan institusi
negara (BP2MI) |
Diskusi
pembagian peran |
Membuat laporan
akhir tahun untuk digunakan saat audiens dengan gubernur |
IDEM |
3 |
Tindak lanjut
pendampingan bagi keluarga korban khususnya yang urgent/emergency (khusus
keluarga jenazah PMI) |
Komitmen
bersama dalam pelayanan |
Akan di bahas
bersama IRGSC dan FAN |
IDEM |
4 |
Tempat khusus
untuk sembayang di kargo dan transit jenazah di kargo |
Pembentukan
jaringan kerjasama antarlembaga dalam pendampingan korban hidup |
Rehabilitasi
tempat penitipan jenazah |
IDEM |
5 |
Ada
brosur/leaflet tentang penanganan TPPO yang dibagikan kepada keluarga sebagai
edukasi |
Refreshing
bersama jaringan untuk memulihkan kembali otak dan otot setelah pendampingan
jenazah dan korban |
Melalui media
sosial |
Ditindaklanjuti
memlalui rekoleksi |
6 |
Pembagian tugas
(pengumpulan, input, publikasi data) agar tidak terjadi pendobelan dan
perbedaan data (data jenazah PMI dan AKAD yang diterima di kargo bandara) |
Kargo adalah
mata rantai pendampingan jaringan (SOP rujukan, jaringan AKAD dan AKAN untuk
jenazah, jaringan reintegrasi sosial) |
Publikasi data
dilakukan atas nama Tim Pelayanan Kargo dan bekerjasama dengan BP2MI |
IRGSC dan Pdt.
Emmy Sehartian |
7 |
Kaderisasi
relawan |
Membangun
kerjasama yang baik dalam pelayanan kargo dan advokasi sehingga tidak terjadi
perselisihan dalam jaringan |
Dilakukan secara alami |
Dilakukan secara alami |
8 |
Pelayanan
rohani (doa, angkat jenazah, dll) |
Kolaborasi
dalam menangani masalah Human Trafficking |
Dikargo harus
selalu siap |
Dilakukan secara alami |
9 |
Melibatkan
perwakilan organisasi pemuda dan komunitas kreatif |
Membentuk forum
penanganan Human Trafficking |
Ardi Milik
sebagai penghubung |
Dilakukan secara alami |
10 |
Memperkuat
koordinasi dengan pihak maskapai penerbangan dan pihak pelayaran (ASDP dan
PELNI) agar tidak terjadi miskomunikasi |
Sharing
informasi terkait isu Human Trafficking |
Pak Stefanus
BP2MI sebagai penghubung dan kepala PELNI |
Dilakukan secara alami |
11 |
Konsumsi
sederhana bagi keluarga dan relawan yang menunggu |
Pembentukan
devisi bagi para pelaku kejahatan dengan melibatkan psikolog, pastor dan
pendeta |
Decky Faah
sebagai penanggungjawab |
Dilakukan secara alami |
12 |
Membangun
koordinasi yang baik agar menciptakan keteraturan dalam pelayanan kargo |
Meremuskan visi
dan misi dari setiap kelompok relawan |
Dilakukan
secara alami |
Rekoleksi |
13 |
Biaya
operasional untuk layanan kargo (ambulans JPIC Divina Providentia) |
Meditasi dan
rekoleksi untuk memulihkan trauma relawan kargo |
Biaya
operasional dari keluarga, namun jika keluarga tidak mampu biaya operasional
di tiadakan. Rekomendasi: rekening bersama |
Dilakukan secara alami |
14 |
|
Manajemen konflik
bagi relawan |
|
Dilakukan secara alami |
15 |
|
Tanggungjawab
pengolahan data dan koordinasinya |
|
Dilakukan sesuai peran
masing-masing |
Usai pembahasan Arah Langkah dan Komitmen Bersama Tim
Pelayanan Kargo, kegiatan dilanjutkan dengan misa syukur, usai misa suster
Matilda SDP mengucapkan salam perpisahan dan pemberian kenang-kenangan untuk
Pater Bona, OCD sebagi ucapan terimakasih karena sudah bersama-sama dengan kami
dalam kegiatan rekoleksi bersama. Kegiatan diakhiri dengan makan siang bersama
dan masing-masing dari kami kembali kepada rutinitas.