Sunday, February 11, 2024

Doa Bersama Lintas Iman

Tanggal 8 Februari 2024, dalam rangka memperingati Hari Doa Sedunia Untuk Para Korban Perdagangan Manusia 2024 (The International Day of Prayer and Awareness Against Human Trafficking) dan juga Peringatan Santa Bakhita, pelindung korban perdagangan manusia, Talithakum Indonesia jaringan Jakarta menyelenggarakan acara "Doa Bersama Lintas Iman" di Plaza Maria, Gereja Katedral Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh para pemuka agama atau perwakilan dari 8 agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia, yaitu: Katolik, Kristen, Islam, Sikh, Budha, Konghuchu, Baha’i dan aliran Kepercayaan yang membawakan doa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing untuk mengakhiri perdagangan manusia.


Pada peringatan tahun ini, tema yang ditetapkan oleh Vatikan adalah: Journeying in Dignity: Listen, Act, Dream - Perjalanan Bermartabat: Mendengar, Bermimpi, Bertindak. Untuk itu, pada acara ini ditetapkan sebuah topik khusus, yaitu doa, refleksi, dan upacara yang menghormati dan terhubung dengan unsur-unsur tanah, udara, api, air, dan logam, ikan, bunga dan buah. Sedangkan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah:

  1. Berdoa bersama sebagai saudara dan saudari dari segala usia, budaya dan agama, untuk mengakhiri perdagangan manusia dan bentuk pemerasan lainnya;
  2. Meningkatkan kesadaran tentang perdagangan manusia di semua tingkatan - gereja, tradisi dan komunitas setempat;
  3. Merayakan peringatan Hari Doa Internasional melawan Perdagangan Manusia ke-10, bersama mitra dan orang-orang yang beritikad baik. 
Membuka renungan tentang tema yang diusung dalam acara ini, Sr, Irena, OSU selaku koordinator Talithakum Indonesia jaringan Jakarta menyampaikan bahwa sesuai dengan ajakan Paus Fransiskus, kita diundang untuk mendengarkan, bermimpi dan bertindak untuk melakukan perjalanan bersama setiap orang dengan martabat. Segala sesuatu saling terkait, dan pemerasan manusia tidak dapat diatasi tanpa hubunagn yang saling menghormati dengan seluruh ciptaan. Oleh sebab itu, realitas perdagangan manusia dapat direnungkan dengan melihat keterkaitan antara unsur alam, tanah, air, udara, api, logam dan ciptaan lainnya, yang doa-doanya akan dilantunkan oleh saudara/i lintas iman.


Kita dengarkan: bumi, pondasi martabat manusia; air dan aliran kasih sayang dan empatinya; udara, nafas kebebasan dan keadilan; api, percikan ketahanan dan pemberdayaan; serta logam dengan kemampuannya untuk menerobos kehidupan. Dengan memahami hubungan ini, maka kita dapat memperoleh wawasan tentang cara memerangi perdagangan manusia dan memajukan martabat manusia; mendengar, bermimpi dan bertindak untuk dunia dimana manusia dan bumi, air, udara, api, logam, dan ciptaan lainnya memuji Yang Esa. 


Api yang berkelap-kelip menandakan kesengsaraan perang dan konflik yang membara, dimana para korban seringkali menghadapi kengerian yang tak terbayangkan, bahkan tewas dalam tindakan kekerasan yang disengaja. Tanah, mewakili landasan pasokan rantai global kita, mengatasi akar penyebab kemiskinan, yang memicu perdagangan manusia. Air melambangkan perjuangan migrasi, sedangkan udara melambangkan dampak perubahan iklim global yang meluas. Logam berbicara tentang eksploitasi yang melekat dalam praktek pertambangan dan perburuhan mendesak kita untuk merenungkan arus kehidupan dan kebutuhan mendesak akan keadilan dan bela rasa.

Bunga dan buah merupakan simbol yang mewarnai rasa syukur kita karena Tuhan tetap melindungi kita apapun keadaan kita. Tuhan mencintai dan mengasihi kita, Tuhan memberikan kekuatan dan berkat pada para korban perdagangan manusia. 

Selanjutnya masing-masing perwakilan dari berbagai agama maju dengan membawa simbol-simbol tersebut dan membacakan teks doa untuk melawan perdagangan manusia.  








Sebagai penutup, Bapak Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo bersyukur karena bisa bersama-sama berdoa dengan para pemuka lintas agama dan umat lainnya pada peringatan Santa Bakhita. Bapak Kardinal mengajak kita untuk merenung dan melihat keadaan dunia kita, kemanusiaan yang tercederai oleh berbagai macam kejahatan, khususnya perdagangan manusia. Walaupun kita tahu bahwa doa-doa seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi sekurang-kurangnya membuat kita semua menyadari bahwa kemanusiaan kita sungguh-sungguh terluka oleh kejahatan kemanusiaan ini. Kita yakin doa-doa kita didengarkan oleh Tuhan, dan semoga kebersamaan ini memperdalam keyakinan kita bahwa kita mempunyai tanggung jawab. Kalau kita tidak bisa menyelesaikan masalah besar ini, sekurang-kurangnya kita bisa melakukan sesuatu yang ada di depan kita, dan kita yakin bahwa sesuatu sekecil apapun dapat kita persembahkan kepada Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama kita, dan yang paling penting adalah kita dengan cara yang sederhana sungguh-sungguh berusaha untuk memuliakan martabat manusia. 

Acara Doa Lintas Iman ini selengkapnya dapat dilihat di link berikut: https://www.youtube.com/live/S2iH7F_uBz0?si=8A5hpV4ucYVwDira