para rekan "Sahabat Insan" yang terkasih dan terhormat,
Besok untuk Hari Migran dan Pengungsi Sedunia ke-107, yang jatuh pada tanggal 26 September, Bapa Suci Paus Fransiskus menyampaikan sebuah pesan. Saya haturkan di sini naskah dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia. Saya percaya bahwa banyak dari Anda yang tidak memerlukan terjemahan ini. Paus memang mulai dengan keprihatinannya tentang masa setelah pandemi. Beliau khawatir bahwa kita akan kembali ke hidup yang diwarnai oleh nafsu konsumerisme. Dia berharap bahwa itu seharusnya tidak terjadi. Paus menganjurkan agar diciptakan dunia yang lebih banyak diwarnai oleh semangat "kita". "Saya-kami-kita": tiga kata ini sangat kerap terdengar digunakan di dalam bahasa Indonesia. Tetapi bagi yang berlatar belakang bahasa Barat, mereka nampaknya hanya berhenti pada kata "kami".-"we". Kalau mau menunjukkan sikap inklusif, kata "we" itu harus ditambah dengan keterangan "all of us" - "kami semua". "Kita" adalah sebuah perluasan cakrawala: "Kami yang lebih luas, yang memperhitungkan orang yang kita ajak bicara ke dalam lingkup "kami". Semoga kita yang sudah mengenal istilah itu memperoleh tambahan semangat untuk melaksanakan pesan Paus ini. Tiga kali Paus mempergunakan istilah "existential periphery". Untuk melawan agar kita tidak jatuh ke dalam pola dan kehidupan sebelum Covid-19 yang konsumeristis, kita diajak untuk memperhitungkan mereka yang senantiasa ada di pinggiran. Semoga mereka tidak hanya dianggap liyan, yang di pinggir atau bahkan di luar lingkaran kita. Mereka adalah manusia yang secitra dengan Allah yang merupakan rekan kita untuk membangun dunia ini: rumah kita bersama. Semoga pesan ini memberi kita kekuatan dan tambahan semangat dalam menjalankan pekerjaan kita yang selama ini memperhatian mereka yang ada di dalam pinggiran.
Salam Sahabat Insan,
I. Ismartono, SJ
(teks dalam bentuk pdf dapat diunduh melalui link berikut: Pesan Paus Fransiskus Untuk WDMR 2021 )