Untuk memperingati Hari Doa Internasional Melawan Perdagangan Manusia yang jatuh pada tanggal 8 Februari 2022, Talithakum Indonesia mengadakan Doa Bersama Lintas Iman yang dibawakan oleh masing-masing pemuka agama dari seluruh agama di Indonesia, yang secara bersama-sama mendoakan agar perdagangan manusia di muka bumi ini segera berakhir dan juga korban-korban perdagangan manusia diberikan kekuatan. Acara ini merupakan puncak dari seluruh rangkaian Doa Novena bersama Santa Bakhita yang sudah didoakan selama 9 hari berturut-turut sebelumnya.
Selanjutnya, diadakan pembacaan sejarah Santa Bakhita yang merupakan Santa pelindung korban perdagangan manusia. Santa Yosefin Bakhita merupakan orang kudus asal Sudan yang hidup pada awal abad ke-20. Semasa hidupnya, Santa Bakhita adalah seorang biarawati dari Konggregasi Suster-suster Canossian. Sebelum masuk biara, Santa Bakhita menghabiskan masa kanak-kanak hingga dewasa mudanya sebagai budak belian. Awalnya Santa Bakhita lahir dari sebuah keluarga kaya di Afrika. Namun pada usia 9 tahun, ia diculik oleh para pedagang budak. Ia kemudian diperjualbelikan berulang kali di beberapa kota di Sudan. Selama masa itu dia mengalami berbagai macam penyksaan fisik dan moral, sampai Santa Bakhita melupakan namanya sendiri. Bakhita adalah nama yang diberikan oleh para penculiknya, yang berarti: untung. Setelah bertahun-tahun mengalami penyiksaan, pada usia 20 tahun Santa Bakhita bekerja pada sebuah keluarga di Italia. Selama tinggal di Italia, Santa Bakhita mulai mengenal Tuhan melalui perlakuan baik dari keluarga yang ditinggali dan beberapa orang di sekitarnya. Ia kemudian dibabtis, dan pada usia 25 tahun ia memutuskan untuk masuk ke Biara Suster-Suster Canossian. Santa Bakhita kemudian melayani sebagai Hamba Tuhan dalam karya-karya Suster-Suster Canossian di Italia hingga beliau wafat pada tahun 1947 di usia ke-79. Santa Bakhita kemudian dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2000 sebagai seorang Santa dan pelindung para budak dan korban perdagangan manusia. Kisah hidup Santa Bakhita ini dibacakan oleh Sdri. Tatyana, relawan Talithakum.
Selanjutnya dimulailah rangkaian doa lintas iman untuk menentang perdagangan manusia dan mendoakan mereka yang telah menjadi korban perbudakan, terutama para perempuan dan anak-anak yang rentan, disertai dengan harapan baik semoga seluruh manusia dapat diterangi oleh Cahaya Ilahi, sehingga semakin penuh dengan cinta kasih dan tidak ada keinginan untuk menyakiti sesamanya. Berikut para pendoa yang berkenan bergabung dalam kesempatan ini:
- Suster Geno Bikan, SpSS (Katolik)
- Ibu Hj R Titin Suryati (Islam)
- Drs. I. Nyoman Warta, M.Hum (Hindu)
- Ibu Pendeta Paoina Bara Pa (Kristen Protestan)
- Bhikku Senajayo (Buddha)
- Ws. Liem Liliany Lontoh, SE, M.Ag (Konghuchu)
- Sdr. Riaz Muzaffar (Bahai)
Setelah rangkaian doa lintas iman selesai, Suster M. Veronika, SND membaca Doa Kepada Santa Bakhita: