Thursday, September 11, 2014

Terapi untuk Ibu Anita

Sudah tiga minggu Ibu Anita Ernawati berada di Shelter Sahabat Insan. Keadaannya semakin pulih dari hari ke hari. Setiap Senin, dia diterapi oleh Pak Yanto yang biasa mengobati mantan buruh migran dan warga sekitar di shelter Sahabat Insan.

Ketika Jumat 6 September 2014 yang lalu, kami kembali berjumpa dengan Ibu yang telah berusia 40 tahun itu. Ibu Anita kembali menumpahkan segala isi pikiran dan perasaannya. Dengan penuh kesabaran, kami mendengarkannya. Rupa-rupanya Ibu Arnita masih berharap PT yang merekrutnya bertanggung jawab dengan membayarkan gaji selama ia bekerja di Saudi.

Ibu Anita bersama dengan Sr. Lauren, PI.

Ibu Anita, mantan buruh migran yang pernah bekerja di Saudi tersebut adalah perempuan yang tangguh. Dia bekerja selama empat bulan pada majikan yang pertama, tetapi gajinya tak sepeser pun dibayarkan. Kemudian, majikannya menjualnya kepada orang lain—majikan kedua. Majikan keduanya ini rupanya ayah dari majikannya yang pertama. Ibu Anita bekerja hingga kontraknya hampir selesai, yaitu 2 tahun. Lalu, karena rindu pada keluarga di kampung, ibu Anita pun meminta izin untuk pulang ke Indonesia.

Malang, sebelum dia sampai ke Tanah Air, Ibu Anita didorong oleh keponakan majikannya sampai jatuh terjerembab ke lantai dengan keadaan telentang. Kemudian dia segera dipulangkan ke Indonesia oleh majikannya dalam keadaan sakit parah. Sesampainya di Indonesia, Ibu Anita sempat dibantu oleh salah satu NGO, namun tak sampai tuntas. Dia pun pulang ke kampung halamannya di Cirebon dijemput oleh ibunya yang telah tua renta.

Pengobatan kemudian diusakan oleh keluarganya sendiri. Karena dia masih sulit berjalan dan seringkali demam tinggi karena sakit nyeri yang luar biasa di punggung dan tengkuknya maka Mbak Lili dari Peduli Buruh Migran berinisiatif untuk membantunya berobat sampai dia pulih. 

Ibu Anita mengatakan bahwa setelah tiga kali diterapi oleh Pak Yanto dia sudah jauh lebih baik. Jika dulu berjalan dengan tegak, menengok ke kanan atau kiri saja kesulitan, kini sudah tidak lagi. Nyeri pada tulang punggung dan tengkuk yang menerjang, berangsur-angsur hilang. 

Kini Bu Anita masih di Shelter Sahabat Insan. Sesekali dia membantu Mbak Lili di dapur. Dia masih memiliki harapan yang besar gajinya dibayar. Sampai kini, setidaknya, keadaan Ibu Anita sudah membaik. Kami pun ikut bergembira karenanya. Doa kami selanjutnya, semoga Ibu Anita sungguh dapat beraktivitas seperti semula dan hak-haknya yang direnggut, digantikan dengan berkat yang lain oleh Sang Pencipta.