Di
tahun 2015 ini, lebih dari 25 juta jiwa terdampak asap di tanah air. Lebih dari
100 ribu jiwa menderita ISPA. Bayi-bayi dievakuasi ke ruangan kedap udara. Sekolah
libur, bandara lumpuh, 3 propinsi menyatakan status tanggap darurat yaitu Riau,
Jambi dan Kalteng.
Pemerintah
pun tidak kurang usahanya untuk menangani bencana ini. Sebanyak 365 milyar telah
dikeluarkan BNPB untuk menanggani penyebab asap, yaitu kebakaran hutan dan
lahan. Usaha yang dilakukan antara lain adalah pemadaman kebakaran lahan dan hutan di
daratan; pemadaman di udara melalui water
bombing menggunakan helikopter dan hujan buatan menggunakan pesawat
terbang, pembuatan kanal bersekat untuk rewetting (perendaman) lahan gambut, sosialisasi
besar-besaran agar tidak membakar lahan, mencari dan menindak tegas pembakar
hutan, mengobati gangguan kesehatan yang dialami masyarakat dan usaha-usaha lainnya yang dilaksanakan dengan dukungan semua pihak: pemerintah daerah,
swasta dan masyarakat serta negara-negara tetangga yang ikut terkena dampaknya,
terutama Singapura.
Menurut
website Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (www. menlhk.go.id), per
tanggal 4 Oktober 2014, sebanyak 14 wilayah di Indonesia memiliki Indeks
Kualitas Udara (IKU) yang tidak sehat, dengan rincian 4 wilayah memiliki indeks
dalam golongan tidak sehat (ISPU 101-199) yaitu Dumai, Palembang, dan
Pontianak1 dan Pontianak2. Satu daerah tergolong sangat tidak sehat (200-300),
yaitu Kabupaten Rokan Hilir. Sisanya memiliki indeks berbahaya (lebih dari
300), dengan kota Palangkaraya memiliki ISPU yang sangat tinggi jauh melebihi
standar indeks berbahaya, yaitu 1598.
KARINA
(www.karina.or.id) sebagai lembaga pelayanan kemanusiaan KWI, sepanjang bulan
September telah membantu meringankan penderitaan warga yang terkena dampak
kabut asap dengan mendistribusikan puluhan ribu masker bekerja sama dengan
Keuskupan setempat. Masker yang selama ini didistribusikan adalah surgical mask. Dengan bertambah buruknya
kondisi udara di wilayah-wilayah terdampak, maka diperlukan masker yang lebih
berkualitas sehingga lebih mampu melindungi dari udara yang sangat tercemar.
Oleh sebab itu, sepanjang bulan Oktober ini, KARINA merencanakan untuk
mendistribusikan sekitar 75 ribu masker ke berbagai wilayah yang terkena kabut
asap. Jenis masker yang dipilih adalah tipe N95.
Selain
dengan keuskupan setempat, KARINA menjalin kerja sama dengan Caritas Humanitarian Aid & Relief
Initiatives, Singapore (CHARIS) and RGS, LSM yang berbasis di Singapura
yang akan membantu mendistribusikan masker2 tersebut ke beberapa area
terdampak.
Berikut
rencana pendistibusian masker oleh KARINA sepanjang bulan Oktober ini:
§
Padang:
5,000 buah.
§
Pekanbaru:
11,000 buah.
§
Air
Molek: 10,000 buah.
§
Dumai:
10,000 buah.
§
Duri:
10,000 buah.
§
Pasir
Pengarayan: 10,000 buah,
§
Pangkalan
Kerinci: 10,000 buah.
§
Perawang:
10,000 buah.
Anda
tergerak untuk membantu? Kirimkan donasi Anda ke:
Bank
BCA Cabang Puri Indah, Jakarta
288
308 0599
Yayasan
KARINA
Perhatian
Anda, sekecil apapun, akan sangat berarti bagi mereka yang saat ini seakan-akan
telah putus harapan dan tidak tahu lagi bagaimana mengatasi keadaan ini. Semoga
semua usaha yang telah dilakukan secara
bahu membahu oleh semua pihak dapat segera memulihkan keadaan sehingga mereka
dapat menjalani kembali hari-hari mereka dengan normal.