Banyuwangi, 17 Desember 2025 — Rangkaian peringatan Hari Pekerja Migran Sedunia (International Migrant Day/IMD) 2025 yang diselenggarakan Migrant CARE berakhir pada Rabu (17/12). Memasuki hari ketiga, kegiatan difokuskan pada perumusan akhir dan penyampaian hasil Musrenbang Tematik Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, serta penguatan peran orang muda dalam upaya melawan praktik perbudakan modern.
Sejak
pagi hari, perwakilan dari tujuh wilayah kantong migran Banyuwangi, Indramayu,
Jember, Kebumen, Lembata, Wonosobo, dan Lombok Tengah mengikuti sesi perumusan
hasil Musrenbang Tematik. Forum ini bertujuan merangkum dan menyelaraskan
berbagai usulan yang telah dibahas sejak tingkat desa hingga kabupaten, untuk
kemudian disusun menjadi dokumen rekomendasi kebijakan yang komprehensif.
Dalam sesi penyampaian hasil
Musrenbang Tematik, tim perumus memaparkan rekomendasi yang terbagi dalam empat
klaster utama, yakni Hukum dan Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, serta
Interseksionalitas. Rekomendasi tersebut mencakup penguatan
Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA), upaya pencegahan Tindak Pidana Perdagangan
Orang (TPPO), pelindungan anak pekerja migran, serta pemenuhan hak kelompok
rentan, termasuk penyandang disabilitas di komunitas migran.
Dokumen
hasil Musrenbang Tematik ini disusun untuk menjadi bahan advokasi kebijakan
kepada kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian Luar Negeri, KP2MI,
Kementerian Desa, dan Kementerian Dalam Negeri, serta pemerintah daerah.
Langkah ini diarahkan agar kebijakan pembangunan, baik di tingkat nasional
maupun daerah, semakin berpihak pada pekerja migran dan keluarganya.
Salah
satu isu yang memperoleh perhatian pada hari ketiga adalah penguatan Desa Peduli
Buruh Migran (Des Bumi) sebagai garda terdepan pelindungan.
Melalui Des Bumi, desa diharapkan mampu menyediakan informasi migrasi aman,
membantu verifikasi keabsahan dokumen, serta mencegah calon pekerja migran
terjebak jalur nonprosedural sejak dari tingkat komunitas.
Pada
siang hingga sore hari, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan Diskusi Tematik
Orang Muda Melawan Perbudakan Modern. Diskusi ini menyoroti
peran strategis generasi muda dalam advokasi, peningkatan literasi publik, dan
kampanye kreatif untuk mencegah eksploitasi serta perdagangan manusia yang
kerap menjerat pekerja migran. Forum tersebut menempatkan keterlibatan orang
muda sebagai elemen penting dalam keberlanjutan gerakan pelindungan pekerja
migran.
Sebagai
penutup rangkaian IMD 2025, malam solidaritas diisi dengan pementasan
Ludruk sebagai media edukasi publik. Melalui pendekatan seni
dan budaya, pesan mengenai migrasi aman mulai dari batas usia minimal,
kepemilikan keterampilan, kelengkapan dokumen resmi, hingga risiko jalur nonprocedural
disampaikan secara komunikatif dan mudah dipahami masyarakat.
Mengakhiri
seluruh rangkaian kegiatan, Direktur Eksekutif Migrant CARE menyampaikan bahwa
hasil Musrenbang Tematik merupakan amanat bersama dari komunitas pekerja migran
yang perlu ditindaklanjuti secara konsisten. Hari ketiga IMD 2025 menjadi
penanda komitmen kolektif untuk terus mendorong terwujudnya kedaulatan dan
keadilan bagi pekerja migran Indonesia, dari tingkat desa hingga ke ranah
nasional dan internasional.
Penulis:
Maria Fransiska Saraswati
Sumber Informasi: https://www.youtube.com/@migrantcareTV