Pada hari Senin, tanggal 19 Juli 2010, Sahabat Insan membantu proses pemakaman Pujiono, seorang remaja berusia 14 tahun yang menjadi korban perdagangan manusia. Bantuan Sahabat Insan diberikan dalam bentuk pembelian peti jenazah.
Pujiono merupakan anak dari buruh tani yang sangat miskin. Orang tuanya tinggal di Way Bungur, Lampung Timur. Karena kemiskinannya, kedua orang tua Pujiono tidak mampu menyekolahkan anaknya. Pada bulan Januari 2010, Pujiono diajak ke Batam oleh seseorang yang menjanjikan akan membiayai seluruh pendidikannya. Demi masa depan anaknya, kedua orang tuanya menyetujui ajakan tersebut.
Pada bulan Maret 2010, Pujiono menelpon Bapaknya untuk memberitahukan bahwa di Batam ia tidak disekolahkan, namun akan dijual kepada tekong di Malaysia. Namun, karena menolak rencana tersebut, maka ia kemudian dipekerjakan di rumah makan tanpa mendapatkan gaji. Pekerjaan yang dibebankan kepada Pujiono sangatlah berat untuk anak seusianya. Lama kelamaan, ia tidak kuat lagi bekerja dan sakit-sakitan. Kondisi tersebut membuat majikannya sering marah-marah dan memukulinya. Karena tidak tahan, akhirnya Pujiono melarikan diri.
Pada bulan Juni 2010, ia mencoba melarikan diri ke Pelabuhan, namun ditangkap oleh Polisi Batam karena tidak memiliki identitas, dan dibawa ke kantor polisi daerah tersebut. Namun, karena kondisinya semakin memburuk, Pujiono sempat dilarikan ke rumah sakit di Batam. Beberapa waktu kemudian ia diantar ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan dirujuk ke RSPA Bambu Apus Jakarta.
Bulan Juli 2010, sakitnya semakin menghebat, dan pada tanggal 15 Juli 2010 ia dirujuk ke RS Polri Kramat Jati. Namun ternyata nyawanya tak tertolong lagi. Pujiono meninggal pada tanggal 19 Juli 2010 dan dimakamkan di Lampung.