Apa yang dapat
membuat seseorang bertahan untuk merajut kehidupannya setiap hari? Kita percaya,
jawabannya adalah dengan iman, harapan, dan kasih yang penuh. Mengimani bahwa
setiap hari adalah anugerah dari-Nya. Kasih yang tak henti dari Sang Pencipta
dan sesama. Harapan bahwa akan tiba hari depan yang lebih baik.
Harapan itu
masih ada pada mereka. Mata mereka yang bersinar menyiratkan semangat hidup
penuh harapan menyongsong kehidupan. Jumat (12/10) kami berjumpa dengan Ibu
Ani, Hasnah, dan Ibu Suyati di Rumah Singgah Sahabat Insan. Keadaan mereka
sudah jauh membaik daripada dua minggu lalu saat kami ke sana. Ibu Ani, mantan TKW asal Jawa Tengah
yang pernah bekerja di Taiwan,
tersenyum ketika melihat kami datang. Raut mukanya menampakkan keceriaan. Sekarang, dia sudah bisa duduk di
lantai tanpa perlu merasa nyeri. Pasalnya, sudah dua kali dia mengikuti terapi
di Rumah Singgah Sahabat Insan setiap hari Senin. Sekali lagi terapi, Ibu Ani
akan sehat seperti sedia kala.
Wajah ceria dan penuh harapan juga tersirat dari
suami Ibu Ani. Kira-kira sudah satu minggu dia bekerja di Kuningan, merenovasi
sebuah kantin. Dia mengaku sangat bersyukur karena sudah mendapat pekerjaan
berkat Mbak Lilik, sukarelawan dari Peduli Buruh Migran. Hari-hari yang tadinya
hanya di rumah singgah, tidak memiliki pekerjaan, kini berubah. Dia sudah mulai
bekerja dan hal itu membuatnya hidup. Tidak lama lagi setelah Ibu Ani menjalani
terapi sekali lagi mereka dapat kembali ke kampung untuk berkumpul dengan
keluarga. Hal itulah yang dinantikan mereka.
Ibu Suyati sudah hampir satu bulan berada di rumah
singgah. Sebelumnya, dia dirawat berbulan-bulan di RSJ Grogol. Dia mengalami
depresi berat karena perlakuan majikannya saat dia bekerja menjadi pembantu
rumah tangga di Arab. Sekarang keadaan sudah lebih baik. Jika dua minggu lalu
Ibu Suyati tidak mau berjumpa dengan kami, tadi ketika kami datang, dia
menyambut kami dengan senyumnya dan bersalaman dengan kami. Mereka para TKW,
membutuhkan perhatian kita. Bukan hanya soal advokasi, dan materi, tetapi juga
telinga-telinga kita untuk mendengar keluh kesah mereka. Begitu kurang lebih
yang disampaikan Mbak Lilik.
Seorang TKW korban trafficking yang berhasil diselamatkan berada di rumah Mbak Lilik
membantunya memasak, menyiapkan makan siang. Dia adalah salah satu TKW yang
beruntung karena berhasil diselamatkan sebelum dikirim oleh agen ke Qatar.
Padahal jelas-jelas Qatar adalah tempat terlarang untuk mengirimkan tenaga
kerja karena daerah perang. Namun, masih saja ada agen-agen yang nakal yang
mengeruk keuntungan dari kesulitan mereka, para buruh migran. Bersyukur karena kasusnya telah ditangani
oleh Polisi dan agen atau trafficker-nya
pun sudah ditangkap.
Begitu pun dengan Hasnah. Semangat hidup perempuan
ini masih sangat besar. Hal itu tercermin ketika kami mengobrol dengannya.
Tidak ada perasaan minder, karena wajah atau tubuhnya, yang dia perlihatkan
dihadapan kami. Beberapa kali Hasnah menggaruk tangannya, jari-jarinya, yang
terasa gatal pada luka bakar yang sudah mengering. Dia duduk di lantai dan
terus merasa panas, sehingga perlu dekat dengan kipas angin. Sementara itu, dia
bercerita bahwa janinnya sudah lebih sehat dan berat badannya pun sudah naik.
Rencananya, tanggal 16 Oktober dia akan periksa lagi ke dokter untuk yang
terakhir kali. Kemudian, pada 23 Oktober Hasnah akan operasi sesar. Menurut
dokter, anaknya perempuan. Semoga proses kelahirannya dapat berjalan lancar
serta anaknya lahir ke dunia dengan selamat.
Berbagai peristiwa bergulir dengan cepat di negeri
ini. Belum selesai satu
masalah datang masalah lainnya. Apabila banyak orang akhir-akhir mengalami
depresi akibat permasalahan hidup, berpikir untuk mengakhiri hidup, cobalah
lihat pada mereka. Mereka
para buruh migran yang hendak mengubah hidup dengan bermigrasi dan bekerja di
negeri orang. Namun, pulang dengan membawa sejuta persoalan. Akan tetapi,
mereka tidak menyerah dan hanyut pada persoalan mereka. Mereka menatap hari
depan masih dengan penuh harap: harapan akan keadilan, harapan untuk berkumpul
dengan keluarga, dengan orang-orang yang mereka cintai, harapan untuk hari esok
yang lebih baik.