Nurlela
pergi bekerja ke Malaysia sejak dua puluh tahun lalu. Pada awalnya komunikasi
dengan keluarga berjalan dengan baik, namun menjelang tahun
ketiga ia sudah tidak bisa berkomunikasi lagi akibat kanker rahim stadium 4 yang
dideritanya. Nurlela bersama Juliana dipulangkan di Bandara Soekarno-Hatta dan keduanya sama-sama dirujuk di Rumah Sakit
Persahabatan.
Mereka sama-sama dirawat dalam satu kamar. Karena sakit yang dideritanya cukup
parah, ia tidak dapat dimintai keterangan tentang riwayatnya selama bekerja di
Malaysia, karena suaranya pun sudah
hilang, bahkan untuk bangun dari tempat tidur saja sudah kesulitan.
Peduli Buruh Migran
kemudian melacak alamat Nurlela dengan meminta bantuan Laskar
Hijau di Pasuruan. Setelah keluarganya ditemukan, akhirnya pada tanggal
7 Februari 2012
keluarganya pun didatangkan dari Bangil dan menunggu Nurlela di rumah sakit. Karena
keluarganya juga merupakan keluarga tidak mampu, Sahabat Insan memberikan
bantuan untuk makan sehari-hari keluarga yang menjaga.
Nurlela berada di rumah sakit selama sebulan, dan
tidak dilakukan operasi karena keluarganya menolak dan minta dipulangkan paksa ke
Bangil. Setelah sampai rumah, seminggu
kemudian Nurlela meninggal dunia.