Monday, May 4, 2015

Audiensi Para Religius Pemerhati Buruh Migran Dengan Komisi IX Fraksi PKB Dan Menteri Tenaga Kerja RI

Pada tanggal 14 - 15 April 2015, Sahabat Insan bersama para religius pemerhati buruh migran mengadakan audiensi dengan Komisi IX Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Menteri Tenaga Kerja RI, Hanif Dhakiri.


Pertemuan ini dihadiri oleh beberapa tarekat antara lain RGS, PI, FMM, SsPS, SJ dan Komisi Migran dan Perantauan Keuskupan Ende, Pangkal Pinang serta perwakilan dari CWTC. Dalam pertemuan tersebut kami sharing tentang pendampingan para korban perdagangan manusia dari berbagai tempat seperti Hongkong, Malaysia, Jakarta, Batam, Ende, Surabaya dan Manila. Masing-masing mengungkapkan apa yang telah diperjuangkan dalam mendampingi para korban tersebut dengan berbagai macam persoalan yang mereka hadapi di lapangan.  Persoalan-persoalan tersebut diantaranya adalah: tidak adanya layanan kesehatan, anak-anak lahir tanpa identitas kewarganegaraan, para pekerja memegang identitas palsu, untuk mengurus identitas resmi dibebani 1000-3000 Ringgit, banyak ditemukan pekerja di bawah umur, bahasa tidak dipersiapkan dengan baik dan banyak pekerja overstay, tidak menerima gaji 3-6 bulan, PT yang bermasalah masih beroperasi. Setelah kami mengungkapkan persoalan kami juga mempunyai harapan pada ibu Nihayatul Wafiroh selaku Anggota DPR RI Fraksi PKB maupun Bapak Hanif Dhakiri agar dapat membantu menyelesaikan persoalan tersebut.


Beberapa tanggapan dari Menteri Tenaga Kerja :
  • Menindak lanjuti PT-PT yang bermasalah terutama yang masih beroperasi sampai saat ini.
  • Mengawasi agen-agen yang ada di luar negeri
  • Untuk TKI/TKW dari provinsi Nusa Tenggara Timur akan dibuat kebijakan secara khusus .
  • Penempatan TKI ke Malaysia mengunakan 1 jalur karena pintu masuk ke Malaysia di pulau Kalimantan saja ada 106 jalur tikus.
  • Untuk gugus tugas anti trafficking dikonsolidasi ulang.
Ketika Menteri Tenaga Kerja menemani Presiden Jokowi  dalam kunjungannya ke Malaysia beberapa waktu yang lalu, beliau menyampaikan bahwa hanya akan menerima tenaga kerja yang legal dari Indonesia. Dengan kasus-kasus yang terjadi saat ini maka akan dibuat kebijakan baru antara lain akan memperketat para TKI/TKW yang akan ke Malaysia . Karena selama ini banyak juga BLK-BLK yang hanya menampung dan mencari keuntungan dari para calon pekerja maka untuk pelatihan akan dibebaskan, dalam arti mereka (calon pekerja) yang akan bekerja ke luar negeri harus mempunyai ijasah ketrampilan dengan cara mengikuti kursus ketrampilan dan bahasa  yang di kelola oleh Pemerintah (gratis) sedangkan yang dikelola oleh swasta membayar. 

Sedangkan untuk negara Timur Tengah akan ditutup dan pemerintah tidak akan mengirimkan para TKI/TKW lagi, karena banyak buruh migran yang ada di sana diperlakukan dengan tidak adil bahkan lebih sadis dari Malaysia. Dalam minggu ini saudari kita Siti Zaenab asal Madura dan Karni TKW asal Brebes sudah dieksekusi tanpa sepengetahuan pemerintah Indonesia. Pada tanggal 17 April 2015 kami mengadakan aksi damai di depan Kedutaan Saudi Arabia dan pada sore harinya di depan Istana Presiden. Menurut data Migran Care Buruh Migran  ada 212 kasus di Malaysia,36 di Saudi,27 cina,1 orang ada di Qatar,1 orang Singapura dan 1 orang Iran jadi jumlah seluruhnya ada 278 kasus.Yang telah divonis tetap ada 59 orang yaitu 49 orang di Malaysia,5 orang di Arab,1 orang Qatar dan  9 orang di Cina.Dan ada 37 orang yang menanti hukuman mati di Saudi. Maka dalam demo kemarin salah satu tuntutan adalah Presiden harus memimpin pembebasan buruh migran dari Hukuman mati dan mengusir kedubes Saudi Arab dari Indonesia.Inilah keprihatinan kita bersama dalam mengemban misi kemanusiaan yang kita hadapi bersama. Marilah kita bersatu untuk merapatkan barisan dengan bantuan usaha dan doa-doa kita semua pasti ada jalan yang terbaik untuk para korban yang teraniaya dan kita juga mendoakan keluarga Siti Zaenab dan Saudari Karni agar kuat untuk menghadapi cobaan yang berat ini. 



Salam Perjuangan 

Berkah Dalem  
Sr. Laurentina PI