Pada
hari Kamis, 27 April 2017, relawan Sahabat Insan (Marsia) yang sedang menjalani program magang di Migrant Care, diundang
untuk mengikuti Seminar Nasional Kusta 2017 dengan tema Success Story
Penyembuhan Kusta di Lembata, NTT. Seminar diadakan oleh Komisi Keadilan dan Perdamaian - Migran dan Perantau KWI (KKP-KP KWI) bekerja sama dengan Lembaga Psikologi Terapan Kupang (LPT-K). LPT-K sendiri merupakan lembaga riset yang berdiri sejak tahun 2007 dan membawa paradigma baru untuk penyembuhan yang berbasis pada pendekatan holistik, yaitu secara fisik, psiko-sosial dan spiritual. Seminar diadakan di kantor KWI, Jalan Cut Mutia No. 10 Jakarta Pusat pada jam 8 pagi hingga kurang lebih sampai jam 2 siang, dan dihadiri kurang lebih sekitar 120 undangan.
Seminar ini sendiri diadakan dengan tujuan menginformasikan kepada khalayak mengenai metode terkini penyembuhan kusta yang telah terbukti berhasil dilakukan di Lembata, NTT, serta menggalang kerja sama dengan berbagai pihak agar metode ini dapat berkembang dan berguna bagi pihak atau komunitas yang membutuhkannya. Metode tersebut dikenal dengan nama A New Holistik Intervention, sebuah metode pengobatan alternatif yang dikembangkan oleh Drs. Porat Antonius M.A. selama 10 tahun terakhir ini, dan telah menyembuhkan banyak orang di berbagai tempat.
Acara ini dibuka dengan pemutaran film singkat tentang perjalanan penyembuhan kusta di Lembata NTT, yang dilanjutkan dengan testimoni penyembuhan kusta oleh Ibu Theresia Peni, mantan penderita kusta yang didampingi oleh LPT-K dan sekarang telah dinyatakan sembuh / negatif kusta baik secara medis maupun penelitian laboratorium. Ibu Theresia Peni didiagnosa menderita kusta sejak pertengahan Mei 2015, dan sejak bulan Juni 2016 berada di bawah pendampingan LPT-K untuk melakukan penyembuhan kusta secara holistik.
Drs Porat Antonius, M.A selaku Direktur LPT-K kemudian menjelaskan lebih lanjut tentang metode tersebut. Menurutnya, butuh intervensi menyeluruh bagi penderita kusta agar dapat mengalami kesembuhan secara total. Seperti telah disebutkan di atas, penyembuhan harus dilakukan dari berbagai sisi. Pola pendekatan spiritual, dilakukan dengan memberikan semangat kepada para pasien untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah sesuai dengan agama masing-masing. Selain itu, perlu juga dikembangkan relasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar sehingga pasien bisa berdamai dengan diri sendiri dan juga lingkungan sekitarnya. Kondisi psikologis seperti ini akan sangat mendukung kesembuhan pasien kusta.
Seminar ini sendiri diadakan dengan tujuan menginformasikan kepada khalayak mengenai metode terkini penyembuhan kusta yang telah terbukti berhasil dilakukan di Lembata, NTT, serta menggalang kerja sama dengan berbagai pihak agar metode ini dapat berkembang dan berguna bagi pihak atau komunitas yang membutuhkannya. Metode tersebut dikenal dengan nama A New Holistik Intervention, sebuah metode pengobatan alternatif yang dikembangkan oleh Drs. Porat Antonius M.A. selama 10 tahun terakhir ini, dan telah menyembuhkan banyak orang di berbagai tempat.
Acara ini dibuka dengan pemutaran film singkat tentang perjalanan penyembuhan kusta di Lembata NTT, yang dilanjutkan dengan testimoni penyembuhan kusta oleh Ibu Theresia Peni, mantan penderita kusta yang didampingi oleh LPT-K dan sekarang telah dinyatakan sembuh / negatif kusta baik secara medis maupun penelitian laboratorium. Ibu Theresia Peni didiagnosa menderita kusta sejak pertengahan Mei 2015, dan sejak bulan Juni 2016 berada di bawah pendampingan LPT-K untuk melakukan penyembuhan kusta secara holistik.
Drs Porat Antonius, M.A selaku Direktur LPT-K kemudian menjelaskan lebih lanjut tentang metode tersebut. Menurutnya, butuh intervensi menyeluruh bagi penderita kusta agar dapat mengalami kesembuhan secara total. Seperti telah disebutkan di atas, penyembuhan harus dilakukan dari berbagai sisi. Pola pendekatan spiritual, dilakukan dengan memberikan semangat kepada para pasien untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah sesuai dengan agama masing-masing. Selain itu, perlu juga dikembangkan relasi dengan orang lain dan lingkungan sekitar sehingga pasien bisa berdamai dengan diri sendiri dan juga lingkungan sekitarnya. Kondisi psikologis seperti ini akan sangat mendukung kesembuhan pasien kusta.
Pada seminar ini, hadir pula para perawat yang menceritakan kisahnya selama mendampingi pasien kusta. Pada penelitian awal, di Kabupaten terdapat 76 orang yang terindikasi memiliki penyakit kusta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 33 orang setuju untuk ditangani oleh LPT-K, dan akhirnya tersisa 20 orang yang ditangani oleh para perawat sampai mendapatkan kesembuhan totalnya. Langkah pertama yang dilakukan oleh para perawat adalah mengembalikan kepercayaan diri pasien, karena pada umumnya penderita kusta merasa rendah diri serta menutup diri terhadap lingkungan sekitar, serta mengalami penghakiman dari masyarakat. Dengan dukungan semangat dari para perawat, pasien merasa dimanusiakan kembali dan memperoleh kepercayaan dirinya kembali serta memiliki semangat untuk sembuh. Tahap selanjutnya adalah dengan memberikan terapi makanan yang jenisnya berbeda-beda untuk tiap pasien karena setiap kasus adalah unik.
Selanjutnya, juga dibahas penyembuhan kusta dalam perspektif iman
(Katolik, Islam, Kristen, Hindu, Buddha dan Konghucu) juga dalam perspektif ilmu pengetahuan yang dibawakan oleh Dr. Rufus Patty Wutun
(Pendekatan secara Psiko-Sosial dan Kesehatan), pendekatan nutrisi dan kesehatan oleh Elisa Rinihapsari, M.Si. Med, temuan hasil penelitian di Kabupaten Lembata oleh Dr. Pius Werawan serta kesehatan, kusta dan persoalan lingkungan hidup oleh Budiman Sitepu.
Pada akhirnya, agar dapat mengalami kesembuhan total, diperlukan kerjasama yang konsisten antara pasien, keluarga pasien serta tim perawat dari LPT-K yang mendampingi proses penyembuhan pasien. Serta tidak kalah pentingnya, melibatkan Allah di setiap tahap yang dilalui sehingga seluruh pihak yang terlibat mendapatkan kekuatan dan harapan akan keberhasilan perjuangan yang sedang mereka lakukan.
Semua materi seminar dapat diunduh melalui link https://seminarkusta.org/