Semua berawal dari rasa kemanusiaan, berawal dari pengalaman-pengalaman menyakitkan, berawal dari penolakan yang diterima dan berawal dari setiap kisah pilu keluarga yang hadir menyambut kedatangan jenazah PMI di Kargo Bandara El Tari Kupang. Seperti yang diketahui bersama bahwa Nusa Tenggara Timur terkenal dengan sebutan Provinsi Peti Mati. Hampir setiap minggu NTT menerima jenazah PMI, baik prosedural maupun non-prosedural yang dikirim pulang dari negara penempatan, seperti Malaysia, Singapura, dan Afrika.
Jenazah Putra dan Putri NTT itu diterima di kargo dan dibawa ke kampung halamannya atau disemayamkan di RSUD W.Z. Johanes Kupang dengan menggunakan mobil ambulans. Namun, tidak setiap saat mobil jenazah tersedia. Jika jenazah yang dipulangkan lebih dari satu, maka harus menyewa mobil jenazah. Itu masih baik karena pemerintah membiayainya namun itu hanya berlaku bagi jenazah PMI, tapi tidak setiap saat pemerintah memiliki dana karena dana akan menipis di penghujung tahun. Selain itu pula banyak keluarga dari jenazah AKAD yang harus menanggung biaya yang tidak sedikit untuk bisa membawa jenazah ke rumah duka dari kargo.
Sebuah harapan muncul, seandainya kami memiliki satu mobil jenazah maka kami bisa meringankan beban keluarga itu. Suster Laurentina, SDP yang tergugah hatinya dan menyadari akan hal ini memulai untuk mencari dana dan dengan bantuan kitabisa.com semuanya boleh terjadi.