Semua berawal dari rasa kemanusiaan, berawal dari pengalaman-pengalaman menyakitkan, berawal dari penolakan yang diterima dan berawal dari setiap kisah pilu keluarga yang hadir menyambut kedatangan jenazah PMI di Kargo Bandara El Tari Kupang. Seperti yang diketahui bersama bahwa Nusa Tenggara Timur terkenal dengan sebutan Provinsi Peti Mati. Hampir setiap minggu NTT menerima jenazah PMI, baik prosedural maupun non-prosedural yang dikirim pulang dari negara penempatan, seperti Malaysia, Singapura, dan Afrika.
Jenazah Putra dan Putri NTT itu diterima di kargo dan dibawa ke kampung halamannya atau disemayamkan di RSUD W.Z. Johanes Kupang dengan menggunakan mobil ambulans. Namun, tidak setiap saat mobil jenazah tersedia. Jika jenazah yang dipulangkan lebih dari satu, maka harus menyewa mobil jenazah. Itu masih baik karena pemerintah membiayainya namun itu hanya berlaku bagi jenazah PMI, tapi tidak setiap saat pemerintah memiliki dana karena dana akan menipis di penghujung tahun. Selain itu pula banyak keluarga dari jenazah AKAD yang harus menanggung biaya yang tidak sedikit untuk bisa membawa jenazah ke rumah duka dari kargo.
Sebuah harapan muncul, seandainya kami memiliki satu mobil jenazah maka kami bisa meringankan beban keluarga itu. Suster Laurentina, SDP yang tergugah hatinya dan menyadari akan hal ini memulai untuk mencari dana dan dengan bantuan kitabisa.com semuanya boleh terjadi.
Penggalangan dana untuk mobil jenazah ini dimulai sejak Januari 2020, kurang lebih selama tujuh bulan penggalangan dana dilakukan. Pada Juli 2020, dana yang terkumpul adalah Rp. 238.576.523,00. Dana yang terkumpul sudah lebih dari cukup untuk membeli satu buah mobil Suzuki APV yang sudah dimodifikasi menjadi mobil jenazah.
Mobil jenazah ini dibeli di Jakarta dan proses pembeliannya sampai pengurusan surat-surat dari mobil jenazah tersebut dilakukan oleh Kita Bisa. Pembelian mobil jenazah ini dilakukan setelah dana terkumpul dan Suster Laurentina, SDP mencairkan dana tersebut. Selain pembelian mobil jenazah, dana itu juga akan dipakai untuk pembuatan garasi mobil serta biaya operasionalnya.
Mendapatkan informasi bahwa mobil jenazah sudah dibeli dan siap dikirimkan, hati kami bersorak gembira. Penantian panjang kami akhirnya segera berakhir. Mobil jenazah itu dikirim dengan menggunakan kapal laut dan memakan waktu hampir dua minggu. Hingga pada 30 Juli 2020, mobil jenazah JPIC Divina Providentia tiba di Biara Susteran PI Nasipanaf, Kupang pada sore hari, pukul 15.37 WITA dan diantar oleh seorang supir.
serah terima mobil jenazah |
Kebahagiaan membuncah, serah terima dilakukan di depan Kantor Unit Anti Perdagangan Manusia, Yayasan Sosial Penyelenggara Ilahi. Namun, mobil jenazah ini masih harus terparkir di luar karena pembuatan garasi yang belum selesai. Setelah serah terima mobil jenazah itu, Suster Laurentina SDP langsung membuat video ucapan terimakasih kepada para donatur juga kepada Kita Bisa yang sudah berbaik hati dan dengan tulus membantu suster Laurentina SDP, juga Tim Pelayanan Kargo mendapatkan satu mobil jenazah. Mobil jenazah ini akan dipakai tidak hanya saat penjemputan jenazah tapi juga untuk sosialisasi di kampung-kampung. Rasa syukur itu diwujudkan dengan pemberkatan mobil jenazah pada 31 Juli 2020. Pada 08 Oktober 2020, mobil jenazah diparkirkan di garasi. Selama mobil diparkir di luar, banyak hal yang harus kami alami seperti atap mobil yang terkena kotoran burung atau debu yang lengket di mobil. Namun, kami bisa bernapas lega kala mobil jenazah terparkir dengan aman di dalam garasi.
pemberkatan mobil jenazah |
Mobil jenazah JPIC Divina Providentia ini sudah menempuh berbagai perjalanan, mulai dari perjalanan di dalam kota untuk inreyen mobil. Mobil jenazah ini pertama kali menempuh jarak jauh adalah saat kami menginvestigasi kasus hutan lindung Besipae, TTS pada 14 Agustus 2020. Perjalanan jauh kedua adalah saat mengantarkan pakaian layak pakai ke Malaka pada 28 Agustus 2020 lalu perjalanan jauh yang ketiga adalah pada saat pergi ke Pantai Tablolong bersama relawati Rumah Harapan, GMIT.
Mobil jenazah JPIC Divina Providentia menunaikan tugas pertamanya mengantarkan jenazah PMI atas nama Markus Nehemia Bisan ke kampung halamannya di Desa Tumu, Kecamatan Amanuban Tengah, Timur Tengah Selatan pada 14 September 2020. Pada 23 September 2020, mobil jenazah JPIC Divina Providentia mengantar jenazah PMI yang kedua atas nama Modesta Abuk Berer ke Desa Badarai, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Belu. Selanjutnya, mobil jenazah ini dipakai untuk mengantar pakaian layak pakai ke kampung-kampung, seperti ke Desa Oinlasi dan Desa Boti di Amanuban Selatan, sosialisasi di Desa Putain Tauanas di Amanatun Utara. Meskipun belum ada jenazah AKAD yang diantar oleh mobil jenazah ini, namun ke depannya pasti akan ada karena masa depan tidak ada seorang pun yang tahu. Saat itu terjadi, dengan senang hati kami akan membantu keluarga yang membutuhkan pertolongan.
pembagian baju layak pakai di Malaka |
penjemputan jenazah pertama |
penjemputan jenazah kedua |
Masih banyak perjalanan yang akan ditempuh, masih banyak daerah yang akan dilalui, masih banyak jalan bebatuan dan berlumpur yang akan dilewati, dan masih banyak jenazah PMI yang akan diantar oleh mobil jenazah JPIC Divina Providentia. Mobil jenazah ini boleh ada karena ada orang baik yang mewujudkannya dan untuk itu mobil jenazah ini dipakai untuk hal yang baik, seterusnya akan seperti itu. Mobil jenazah ini bukan milik pribadi, namun milik semua orang yang membutuhkannya.
Melalui tulisan ini, secara khusus kami ucapkan terimakasih kepada para donatur yang mengulurkan tangan. Rasa terima kasih ini diwujudkan dengan menjaga mobil ini dengan baik dan semoga Allah Bapa Yang Maha Kuasa selalu memberkati para donatur dan Tim Kita Bisa. Semoga dengan keberadaan mobil jenazah ini, semakin banyak orang yang tertolong dan semakin banyak daerah yang dijangkau untuk pemberian sosialisasi tentang bahaya Perdagagangan Manusia demi mencegah semakin merejalelanya isu ini.
Allah Yang Maha Baik selalu memberkati
dan menyertai kita semua dalam setiap langkah hidup. Amin.