"ANAK ALLAH TIDAK UNTUK DIJUAL" adalah pesan kuat yang berulang-ulang disampaikan sepanjang penayangan film ini. Film yang dirilis pada tahun 2023 ini bercerita tentang perjuangan agen Amerika Serikat, Timothy Ballard (diperankan oleh Jim Caviezel - pemeran Yesus dalam The Passion of the Christ) - untuk membongkar jaringan perdagangan anak di Kolombia, dan menyelamatkan anak-anak yang sebagian besar dipaksa untuk menjadi pekerja seks komersial.
Film yang diangkat dari kisah nyata ini diawali dari kisah Rocio (12 tahun), si anak cantik dari Honduras, yang mendapatkan tawaran dari Gisselle, seorang mantan model, untuk menjadi model cilik. Saat memintakan ijin kepada sang ayah, Roberto, Gisselle bertemu dengan Miguel (8 tahun), adik Rocio, dan mengajaknya ikut serta sekalian untuk bergabung dengan agensinya. Sang ayah yang sedang berada dalam kondisi ekonomi sulit, dengan berat hati mengantarkan kedua bocahnya ke tempat agensi tersebut dan meninggalkan mereka. Selang beberapa waktu kemudian, saat ingin menjenguk kedua anaknya, Roberto terkejut saat melihat kenyataan bahwa kantor tersebut telah kosong dan dia kehilangan jejak dimana kedua anaknya berada.
Di tempat lain, Timothy Ballard, yang merupakan agen Homeland Security Investigations (HSI), sedang menangkap seorang pelaku pornografi anak. Dia yang selama ini hanya fokus pada pelaku, diingatkan temannya akan nasib anak-anak yang menjadi korban, yang selama ini diabaikannya. Hatinya tersentuh saat melihat rekaman pelecehan seksual dari pelaku yang baru ditangkapnya, dan mendapati anak yang duduk di pojok ranjang gemetar ketakutan. Dia jadi teringat akan kedelapan anaknya yang ada di rumah, dan itu membuatnya kemudian bertekad bulat untuk menyelamatkan anak-anak malang ini.
Pada akhir cerita, dengan berbagai rintangan yang dihadapi baik dari timnya sendiri maupun dari jaringan pelaku, Tim Ballard akhirnya berhasil menyelamatkan kedua anak tersebut sekaligus membongkar jaringan mafia perdagangan anak yang ada di Kolombia. Ratusan anak-anak korban berhasil dibebaskan walaupun banyak dari mereka yang terlanjur mengalami pelecehan seksual. Tindakan medis dan pendampingan psikologis pun dilakukan untuk menyembuhkan mental anak-anak ini.
Di akhir film, Jim Caviezel selaku pemeran utama dalam film ini menyampaikan pesan khususnya. Bahwa film ini sebenarnya sudah dibuat sejak lima tahun lalu, namun karena berbagai rintangan, akhirnya baru dapat ditayangkan pada tahun 2023. Kita dapat terus menyebarkan kisah ini, karena mereka sebagai produseer film tidak punya dana besar untuk promosi, namun kita bisa mengajak orang lain untuk terus menonton film ini dan menyebarkan bahaya perdagangan anak dan manusia yang mengintai di kehidupan sehari-hari. Ia yakin bahwa film ini dapat menjadi lompatan besar untuk mengakhiri praktek perbudakan anak, perdagangan manusia, jika jutaan mata manusia menyaksikannya.
Acara nobar film ini diinisiasi oleh Komunitas Women Gospel, sebuah komunitas kaum awam yang berdiri sejak tahun 2004 dan mereka memaknai hidup berkomunitas dengan motonya: dipanggil, bertumbuh, berbuah dan bahagia. Saat ini komunitas ini melayani banyak umat dengan berbagai masalahnya, termasuk saat ini memberikan perhatiannya kepada gerakan melawan perdagangan manusia.
Di akhir acara, ketua Komisi Keadilan, Perdamaian dan Pastoral Migran-Perantau (KKP-PMP) Keuskupan Pangkal Pinang, Romo Chrisantus Pascalis, kembali menegaskan bahwa kita sebagai awam bisa menyebarkan kesadaran akan bahaya perdagangan manusia yang mengintai di sekitar kita dengan cara yang paling sederhana sekalipun, misalnya dengan membuat status WA, story di IG atau tiktok dan media-media sosial lainnya, agar terbaca oleh teman-teman kita minimal untuk sekedar meningkatkan pengetahuan akan hal ini, syukur-syukur bisa meningkatkan kesadaran untuk mencegahnya terjadi. Karena perdagangan orang benar-benar ada, bukan hanya dalam cerita film. Dan hal ini akan terus terjadi karena kita orang-orang baik memilih untuk diam. "Jika melihat tindak pidana perdagangan orang, segera laporkanlah segera ke kanal-kanal resmi, karena - mengutip dari kata-kata Santa Euphrasia - "setiap pribadi jauh lebih berharga daripada seluruh dunia" " ujar Romo Pascalis menutup acara di sore hari tersebut.