Sahabat Insan berbagi sukacita kebangkitan Yesus bersama dengan Anak-anak NTT di Susteran RGS, Jatinegara. Paskah tahun ini tentu akan mereka kenang, sekalipun mereka tidak dapat merayakan bersama dengan keluarga di kampung halaman. Ucapan syukur kepada Tuhan yang telah membebaskan mereka dipanjatkan dalam Perayaan Ekaristi, Minggu, 20 April 2014 kemarin.
Foto bersama anak-anak NTT di RGS |
Biasanya, hari-hari mereka lalui hanya berada di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC). Sudah berbulan-bulan lamanya mereka tak pergi ke mana-mana hanya untuk sekadar melihat keramaian kota. Sampai Paskah tiba dan hari itu terasa istimewa karena mereka di-izinkan pergi menuju Susteran RGS di Jatinegara mengikuti Misa bersama.
Anak-anak NTT tersebut harusnya pulang sebelum Paskah. Namun, karena suatu hal maka, kepulangan mereka ditunda sampai minggu ini. Mereka sebelumnya adalah buruh yang bekerja di Bogor, pada majikan Jenderal, dan di Medan, pada majikan Sarang Burung Walet. Selama bekerja mereka kerap kali diperlakukan tidak manusiawi. Mereka dieksploitasi, dipukul, tidak diberi makan layak, bahkan sampai mengalami pelecehan seksual. Dan yang paling memprihatinkan, beberapa dari mereka ternyata masih berusia anak. Berita ini juga sempat heboh beberapa waktu lalu di berbagai media.
Bersama dengan beberapa suster, dan para awam yang tergerak untuk berbagi kasih Paskah dengan mereka, Misa perayaan Paskah pun diselenggarakan. Misa berjalan penuh sukacita dipimpin oleh Romo Benny Juliawan, SJ. Usai Misa, anak-anak NTT tersebut mengobrol bersama. Paskah hari itu diakhiri dengan makan bersama, sumbangan dari salah seorang awam yang ikut merayakan Paskah bersama.
Dan sesulit apa pun kehidupan mereka dahulu, kini wajah-wajah anak-anak NTT tersebut sudah bisa merekahkan senyum dan tawa kembali. Semoga mereka dapat segera kembali ke kampung halaman dan menjalankan kehidupan dengan lebih baik.