Pada awal bulan Juni 2009, berdasarkan surat permohonan dari Sdr Lili Pudjiati (PBM), Sahabat Insan membantu pemulangan jenazah tenaga kerja Indonesia dari Malaysia, Ismail (38 tahun) , yang meninggal pada Kamis malam tanggal 4 Juni 2009 di RSUD Koja, Jakarta Utara pada pukul 22.00
Di Malaysia, Ismail bekerja sebagai pemetik kelapa sawit. Pada suatu hari, Ia ditangkap oleh Polisi Diraja Malaysia dengan tuduhan tidak memiliki surat-surat dan dokumen yang lengkap. Selama di penjara, Ia disiksa sampai kondisinya melemah dan mengalami batuk darah. Karena kesehatannya semakin memburuk, sebelum masa penahanannya berakhir, Ia dipulangkan ke Indonesia lewat Pasir Gudang, Tanjung Pinang dan terakhir di pelabuhan TAnjung Priok dalam kondisi sakit parah. BAdannya tinggal tulang dan penuh dengan bintik-bintik hitam, sedangkan kedua kakinya tidak dapat digerakkan, bahkan berbicara pun sulit karena lidahnya terasa kaku.
Sesampainya di Indonesia, oleh pihak pelabuhan, Ismail dirujuk ke RSUD Koja Jakarta Utara. Namun, apa boleh buat, dalam kondisi fisiknya yang memang sangat lemah, akhirnya Ismail menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Untuk pemulangan jenazah, Departemen Sosial RI memberikan dana bantuan sebesar Rp. 4.500.000. Dana ini tidak mencukupi, karena selain biaya kargo pesawat, masih ada biaya lain yang harus dikeluarkan yaitu biaya memandikan, kafan dan peti, serta tiket untuk keluarga dan pendamping. Oleh sebab itu, PBM mengajukan permohonan bantuan kepada Sahabat Insan untuk menutup kekurangan tersebut, dan telah disetujui.
Setelah mendapat bantuan dari Sahabat Insan, keesokan harinya jenazah baru bisa dimandikan, dikafani dan dimasukkan dalam peti mati. Untuk pemulangan ke Lombok, Batavia Airlines memberikan keringanan biaya untuk kargonya. Akhirnya jenazah Ismail bisa dipulangkan pada hari Jumat tanggal 5 Juni 2009 pukul 17.30 dn sampai di Mataram pada pukul 21.00 waktu setempat. Sesampai di rumah duka, yaitu di Kampung Pertanian, Desa Batu Mekar, kecamatan Lingsar, Lombok Barat, keluara langsung menyambut dengan isak tangis. Ismail meninggalkan dua orang anak yang berumur 12 tahun dan 4 tahun.