Tuesday, July 2, 2019

Pesta Santo Pelindung Lembaga Studi Realino


Yogyakarta-Direktur Lembaga Studi Realino (LSR), Albertus Budi Susanto, S.J. membuka acara makan siang bersama dalam rangka peringatan hari Santo Pelindung Bernardinus Realino di Ruang LSR Universitas Sanatha Darma (USD). Jl. Affandi, Santren, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa (2/7/2019) pukul 12.00 WITA.

Budi Susanto, S.J.(ke-3 dari kanan) membuka acara peringatan Santo Pelindung Benardinus Realino 
Acara makan siang bersama ini dihadiri oleh Direktur Sahabat Insan Jakarta Ignatius Ismartono, S.J, Dosen Sejarah USD Heribertus Heri Setyawan, S.J, sepuluh orang frater Jesuit yang sedang studi Bahasa di Lembaga Bahasa USD dan staff Realino Sophia Wahyu Widiati, Anicetus Windarto, Antonius Samino, Hugo Sistha Prabangkara dan Arta Elisabeth. 
Peserta menyaksikan pemutaran film sejarah dan karya LSR sejak tahun 1990
Albertus Budi Susanto, S.J. yang akrab disapa Romo Budi membuka acara yang sederhana dengan hangat dan mengajak semua peserta untuk bersyukur atas berkat dan rahmat yang masih dirasakan khususnya di hari yang biasa. 

"Bahwa hari ini merupakan peringatan Santo Pelindung Lembaga Studi Realino yakni Santo Benardinus Realino seorang jesuit yang tamat dari kedokteran dan merupakan ahli hukum. Jadi kita peringati dengan cara yang sangat sederhana dalam bingkai kebersamaan melalui makan siang ala kadarnya," ujarnya. 

Ia juga menyambut hangat kedatangan rekan seperjuanganya Ignatius Ismartono S.J. dari Jakarta yang baru tiba pada pukul 11.45 WIB. 

"Di tempat ini juga hadir Romo Is selaku sosok yang dahulu bersama mendirikan LSR dengan berbagai perjuangan hingga sekarang. Kita bisa saksikan di pemutaran film yang memuat karya Realino," ujarnya.  

Menyambung Romo Budi, Ignatius Ismartono, S.J. mengaku bahwa ia, Romo Budi dan Alm Adi Wardaya, S.J. sepakat untuk mengalihfungsikan Asrama Mahasiswa Realino yang dahulu didirikan oleh Joseph Beek,S.J pada tahun 1957 menjadi  sebuah Lembaga Studi Realino pada tahun 1990. 

"Dahulu Asrama Realino merupakan asrama khusus laki-laki pada tahun 1957 dan banyak mecetak pemikir-pemikir nasionalis seperti Ahmad Wahid seorang muslim nasionalis. Kemudian seiring perkembangan zaman, asrama beralih fungsi menjadi sebuah lembaga studi yang berfokus pada bidang akademis dan tetap berusaha agar LSR tetap menjadi tempat mendidik para pemikir-pemikir masa depan, kaum intelektual sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki pemikiran terbuka untuk kemajuan bangsa dan tanah air," ujarnya. 

Heribertus Heri Setyawan, S.J, memimpin doa pembukaan syukuran santo pelindung dengan memohon doa lewat Santo Benardinus Realino pada bagian akhir doa. Sambil santap siang, seluruh peserta menyaksikan pemutaran film berdurasi 6 menit tentang sejarah dan karya Realino sejak tahun 1990 hingga saat ini. 

Ignatius Ismartono, S.J. (jaket krem) menyantap makan siang bersama para romo, frater dan staf LSR
Acara makan siang berlangsung sederhana dan hangat sesuai dengan sosok Santo Benardinus Realino yang sederhana dan penuh kehangatan sebagai seorang  intelektual teladan.   

Budi Susanto S.J berbagi kisah dalam karya di LSR
Sosok Santo Benardinus Realino 

Santo Bernardinus Realino lahir di Carpi, Modena Italia pada tanggal 1 Desember 1530. Ia merupakan seorang awam biasa yang memutuskan bergabung menjadi anggota Serikat Yesus ketika almarhum isterinya, Kloside membujuknya meninggalkan karier duniawi melalui penampakan sebanyak 3 kali. Dorongan tersebut diperkuat dengan penampakan Ibu Yesus, Bunda Maria dengan isi pesan yang sama. 
Sebelumnya, Bernardinus sangat fokus pada karirnya yang cemerlang. Wajar saja, setelah menyelesaikan pendidikannya di bidang kedokteran dan hukum, ia dipercaya menjabat sebagai walikota Fellizano, jaksa Aleksandria dan sekretaris kedutaan Napoli secara berturut-turut. 

Santo Benardinus Realino S.J.
      Awalnya, Bernardinus lebih memilih bergabung menjadi anggota Serikat Yesus karena tertarik dengan khotbah-khotbah seorang imam Yesuit yang diikutinya dengan rajin. Khotbah-khotbah ini menyadarkannya untuk lebih memperhatikan kehidupan rohaninya. 
Setelah permohonannya diterima, Bernardinus mengikuti suatu pendidikan khusus di Serikat Yesus. Penuh rasa haru, akhirnya ia ditabhiskan menjadi seorang imam Yesuit dan mendapat tugas pelayanan pertama di Napoli. Sifatnya yang ramah, sopan, penuh cinta dan terbuka kepada umatnya membuatnya mudah diterima dan disayangi oleh umat Napoli. 
Beberapa waktu kemudian, ia harus meninggalkan kenyamanannya ketika mendapat tugas perutusan baru di Lecce, Propinsi Apulia, untuk mendirikan sebuah Kolose. Meskipun dengan berat hati melepasnya, umat Napoli tetap mendoakan karyanya sebagai seorang pengajar yang mengampu mata kuliah filsafat dan teologi hingga akhir hidupnya dalam masa kerja selama 42 tahun. 
Berbekal pribadi yang saleh dengan gaya kepemimpinannya yang kesabaran, pengertian dan penuh cinta, tak sulit bagi Bernardinus untuk mendapat tempat di hati para umat Lecce. Apalagi ia juga terkenal sebagai seorang imam tangguh, pengkhotbah ulung, pembimbing rohani, bapa pengakuan yang disenangi umat dan  berbakat mengadakan berbagai mukjizat penyembuhan. 
Bernardinus juga sangat akrab dengan semua kalangan tanpa batasan usia mulai dari kanak-kanak hingga orang tua. Ia menjadi penolong dan penghibur yang tidak kenal lelah bagi orang-orang yang tersingkir.
Ketika ajalnya mendekat, walikota Lecce mengumpulkan semua pembantunya dan pemimpin-pemimpin masyarakat setempat untuk berdoa bagi keselamatan jiwa Bernardinus dengan berkata: “Kota kita telah diberkati Allah dengan satu anugerah istimewa, yakni pater Bernardinus Realino”. 
Diiringi doa, Bernardinus Realino menghembuskan nafas terakhirnya dalam kedamaian pada tanggal 2 Juli 1616. Beliau telah mengabdi selama 40 tahun dan telah melakukan banyak hal dengan hidupnya yang suci, karunia-karunia dan berbagai mukzijat. Setiap orang terberkati dari pribadinya dari kota ini, juga mereka yang berasal dari kota lain telah menikmati sedikit kebaikan hati Pater Bernardinus.
Ketika tiba saat terakhir hidupnya, Bernardinus memanjatkan sebuah doa yang sangat indah "Dari surga kediamanku yang abadi, Aku akan selalu melindungi kota Lecce dan seluruh umat".
 
Sumber : Katakombe.Org