Monday, July 8, 2019

Jenazah ke- 41

#Kisah-Kisah dari Program Eksposure Belarasa 2018 (32)

Jenazah atas nama KG telah sampai di Kargo Bandara El Tari Kupang pada Senin (8/10/2018) pukul 12.55 WITA. Jenazah asal Ende meninggal karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Sebelum jenazah tiba di Bandara El Tari Kupang, kabar kematiannya telah kami dapatkan dari salah satu anggota jaringan koalisi di Malaysia pada Sabtu (29/9/2018).

Suster Laurentina PI membantu mengurus kepulangan jenazah yang berasal dari Dusun Aemuri 1 Desa Aemuri, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende. Pihak penerima jenazah (teman-teman Jaringan Koalisi Peduli Migran NTT) di kampung halaman bingung karena sempat dikabarkan bahwa jenazah akan dipulangkan ke Mautapaga RT 01/01 Ende Timur. Teman-teman jaringan yang ada di Malaysia membutuhkan keterangan tertulis dari Suster Laurentina PI yang menjamin jenazah akan dipulangkan dari Kupang hingga ke daerah asalnya di Ende sebagai persyaratan ke KBRI di Malaysia.

 
Romo Paskalis memimpin doa secara katolik saat menjemput jenazah KG di Kargo Bandara El Tari Kupang, NTT
Meskipun tidak dijemput oleh pihak keluarga, namun kali ini penjemputan jenazah lebih ramai dibandingkan hari biasa. Kebetulan, hari ini (8/10) ada pertemuan mengenai “Lokakarya Produksi Data Perdagangan Orang yang Baik dan Dampaknya bagi Masyarakat” di kantor IRGSC Kupang, sehingga para peserta ingin melihat secara langsung proses penjemputan jenazah yang kerap dilakukan oleh Jaringan Koalisi Peduli Migran NTT bersama dengan teman-teman LSM lainya.

Turut hadir JPIT (Jaringan Perempuan IndonesiaTimur), JRUK (Jaringan Relawan Untuk Kemanusiaan), BP Pemuda GMIT (Gereja Masehi Injili Timor), Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) untuk NTT dan beberapa undangan dari LSM  yang memiliki konsentrasi dalam kasus human trafficking

Setelah jenazah tiba di Kargo, kami menyambut dalam doa yang dipimpin Pastor Paskalis dari Keuskupan Pangkal Pinang, Batam. Setelah itu aku, Suster Laurentina PI dan Pendeta Ina segera masuk ke dalam ambulans dan menghantarkan jenazah hingga ke RSUD W.Z. Yohanes Kupang. 

Suster Laurentina PI dan Oma Pendeta Emmy dalam ambulans menghantar jenazah KG
Setelah tiba di lokasi, pintu ambulans tidak dapat dibuka. Hampir 30 menit kami berusaha membuka pintu ambulans namun tidak bisa. Padahal mobil ambulans yang dipakai merupakan mobil yang baru dan tidak pernah bermasalah. Supir ambulans dan temannya segera mengambil obeng untuk membuka paksa pintu ambulans. Mereka terpaksa merusak gagang pintu untuk mengeluarkan jenazah. 

Pintu ambulans di jebol untuk mengeluarkan jenazah KG di garasi RSUD W.Z.Yohanes Kupang, NTT
Sungguh kejadian yang aneh. Oma Pendeta Emmy hanya tersenyum sambil berkata “Arwah jenazah ini sedikit usil,” ujarnya. Aku bergidik, antara percaya atau tidak. Kami segera meletakkan petinya di sudut garasi rumah sakit. Kemudian berdoa untuknya dan kemudian kembali ke Kantor IRGSC untuk melanjutkan pertemuan. Semoga jenazah bisa beristirahat dengan tenang dalam cahaya abadi bersama Allah Bapa di surga.   
   
***