#Kisah-Kisah dari Program Eksposure Belarasa 2018 (32)
Jenazah
atas nama KG telah sampai di Kargo Bandara El Tari Kupang pada Senin
(8/10/2018) pukul 12.55 WITA. Jenazah asal Ende meninggal karena mengalami
kecelakaan lalu lintas. Sebelum jenazah tiba di Bandara El Tari Kupang, kabar
kematiannya telah kami dapatkan dari salah satu anggota jaringan koalisi di Malaysia
pada Sabtu (29/9/2018).
Suster
Laurentina PI membantu mengurus kepulangan jenazah yang berasal dari Dusun
Aemuri 1 Desa Aemuri, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende. Pihak penerima jenazah
(teman-teman Jaringan Koalisi Peduli Migran NTT) di kampung halaman bingung
karena sempat dikabarkan bahwa jenazah akan dipulangkan ke Mautapaga RT 01/01
Ende Timur. Teman-teman jaringan yang ada di Malaysia membutuhkan keterangan
tertulis dari Suster Laurentina PI yang menjamin jenazah akan dipulangkan dari
Kupang hingga ke daerah asalnya di Ende sebagai persyaratan ke KBRI di
Malaysia.
Romo Paskalis memimpin doa secara katolik saat menjemput jenazah KG di Kargo Bandara El Tari Kupang, NTT |
Meskipun
tidak dijemput oleh pihak keluarga, namun kali ini penjemputan jenazah lebih
ramai dibandingkan hari biasa. Kebetulan, hari ini (8/10) ada pertemuan
mengenai “Lokakarya Produksi Data Perdagangan Orang yang Baik dan Dampaknya
bagi Masyarakat” di kantor IRGSC Kupang, sehingga para peserta ingin melihat secara
langsung proses penjemputan jenazah yang kerap dilakukan oleh Jaringan Koalisi Peduli
Migran NTT bersama dengan teman-teman LSM lainya.
Turut
hadir JPIT (Jaringan Perempuan IndonesiaTimur), JRUK (Jaringan Relawan Untuk
Kemanusiaan), BP Pemuda GMIT (Gereja Masehi Injili Timor), Serikat Buruh Migran
Indonesia (SBMI) untuk NTT dan beberapa undangan dari LSM yang
memiliki konsentrasi dalam kasus human trafficking.
Setelah
jenazah tiba di Kargo, kami menyambut dalam doa yang dipimpin Pastor Paskalis dari
Keuskupan Pangkal Pinang, Batam. Setelah itu aku, Suster Laurentina PI dan Pendeta
Ina segera masuk ke dalam ambulans dan menghantarkan jenazah hingga ke RSUD W.Z.
Yohanes Kupang.
Setelah tiba di lokasi, pintu ambulans tidak dapat dibuka. Hampir
30 menit kami berusaha membuka pintu ambulans namun tidak bisa. Padahal mobil ambulans
yang dipakai merupakan mobil yang baru dan tidak pernah bermasalah. Supir ambulans
dan temannya segera mengambil obeng untuk membuka paksa pintu ambulans. Mereka terpaksa
merusak gagang pintu untuk mengeluarkan jenazah.
Sungguh kejadian yang aneh. Oma
Pendeta Emmy hanya tersenyum sambil berkata “Arwah jenazah ini sedikit usil,” ujarnya.
Aku bergidik, antara percaya atau tidak. Kami segera meletakkan petinya di sudut
garasi rumah sakit. Kemudian berdoa untuknya dan kemudian kembali ke Kantor IRGSC
untuk melanjutkan pertemuan. Semoga jenazah bisa beristirahat dengan tenang dalam
cahaya abadi bersama Allah Bapa di surga.
Suster Laurentina PI dan Oma Pendeta Emmy dalam ambulans menghantar jenazah KG |
Pintu ambulans di jebol untuk mengeluarkan jenazah KG di garasi RSUD W.Z.Yohanes Kupang, NTT |
***