Wednesday, December 10, 2025

UPDATE RESPONS TERKINI JRS INDONESIA

 



Terima kasih atas dukungan para donatur dan relawan. Dalam beberapa hari terakhir, tim JRS Indonesia telah menyalurkan bantuan di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireuen, Aceh.

Bantuan darurat mencakup distribusi bahan makanan: beras, sarden, telur, biskuit, air mineral, juga pakaian dan pembalut, serta pendampingan kepada para penyintas banjir. Seluruh bantuan disalurkan dengan prinsip akuntabel, transparan, dan tepat sasaran.

Kami terus hadir untuk menemani saudari-saudara kita yang terdampak, memastikan dukungan sampai kepada mereka yang paling membutuhkan.

Donasi masih dapat disalurkan melalui:
Yayasan JRS Indonesia
Bank BCA: 037 4400 777
SWIFT: CENAIDJA

Mari terus berjalan bersama, menghadirkan harapan di tengah tantangan.

AMDG

Tuesday, December 2, 2025

JRS Indonesia Buka Donasi untuk Respons Darurat Banjir di Sumatera


 Bagi Anda yang berminat untuk menyampaikan bantuan, mohon langsung dikirim ke JRS (Jesuit Refugee Service) dengan nomor rekening sebagai berikut.

Monday, December 1, 2025

Belajar dari Kampung Proklim Sunter Jaya: Jejak Komunitas Menghidupkan Ruang Hijau Kota

 

Isu lingkungan di kawasan perkotaan semakin mendesak volume sampah meningkat, ruang hijau menyempit, dan kualitas udara menurun. Namun, di tengah kompleksitas ini, secercah optimisme hadir dari Kampung Berseri RW 01 Sunter Jaya, sebuah wilayah urban yang berhasil mengubah wajah lingkungannya melalui gerakan warga, kreativitas, dan kepemimpinan lokal.

Sunday, November 9, 2025

Jalan Sehat Kerukunan: Gerakan Laudato Si’ Indonesia (GLSI) Gaungkan Cinta Alam dan Persaudaraan di Tengah Ibu Kota

 

Gambar 1: Gerak Jalan dengan barisan depan Menteri Agama Nasaruddin Umar, Ditjen Bimas Katolik dan Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI)

Dalam semangat kebersamaan dan cinta lingkungan, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik (Ditjen Bimas Katolik) Kementerian Agama RI bersama Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI) menggelar Jalan Sehat Kerukunan di Gedung Ditjen Bimas Katolik Bimas Katolik Kemenag RI yang berlokasi di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta pada Minggu (9/11/2025). Kegiatan yang mengusung tema “Berjalan Bersama dalam Pengharapan: Mumpuni dan Melayani dalam Kerukunan” ini diikuti sekitar 950 peserta dari berbagai kalangan, termasuk komunitas lintas agama, ASN Kemenag, dosen, mahasiswa aktivis lingkungan GLSI dan kongregasi religious biarawan dan biarawati. 

Saturday, November 1, 2025

Refleksi COP30: Suara Kenabian dari "Global South" Menuntut Keadilan Iklim dan Aksi Nyata

 


Gerakan Laudato Si' (Laudato Si' Movement) menggelar webinar internasional bertajuk "Prophetic Voices from the Margins: The Way Forward to COP30" (Suara Kenabian dari Pinggiran: Jalan Menuju COP30) pada Kamis (30/10/2025).

Monday, October 27, 2025

Tuesday, October 21, 2025

Menutup Pelatihan dengan Semangat Baru: Hari Ketiga AofA Bangun Gerakan Ekologis dan Literasi Digital

 

Jakarta, 19 Oktober 2025 — Hari ketiga pelatihan Animator of Animator (AoA) Training Laudato Si’ Generation Batch 1, berlangsung dengan penuh refleksi dan semangat baru. Setelah sarapan bersama pukul 07.00, peserta diajak menindaklanjuti hasil metode SOAR sebelum memasuki sesi “Anti Hoax” yang dibawakan oleh Bro Cyprianus Lilik Krismantoro. Dalam sesi ini, para peserta diajak memahami ekosistem informasi dan cara menghadapi misinformasi serta disinformasi yang marak di dunia digital sebuah langkah penting bagi para animator dalam membangun literasi digital dan tanggung jawab moral di era baru.

Kaum Muda Pelopor Kepemimpinan Ekologis: Hari Kedua Pelatihan Animator of Animator Laudato Si’ Bangun Spiritualitas dan Solidaritas Iklim

 


Jakarta, 18 Oktober 2025 — Hari kedua Animator of Animator (AoA) Training Laudato Si’ Generation Batch 1 di Wisma Samadi, Klender, Jakarta Timur, diwarnai dengan semangat reflektif dan pembelajaran mendalam tentang keadilan iklim serta kepemimpinan Kristiani. Sejak pagi, suasana hening Misa membuka hari, diikuti sesi ice breaking yang mencairkan suasana dan menumbuhkan semangat persaudaraan lintas daerah di antara para peserta. Pelatihan ini menjadi ruang perjumpaan bagi kaum muda Katolik yang ingin memperdalam panggilan ekologis dalam terang iman, sekaligus memahami isu-isu kontemporer seperti permasalahan tambang, monokultur dan perkebunan dalam kacamata bernegara dan ajaran Laudato Si’.

Muda dan Ekologis: AoA Laudato Si’ Cetak Pemimpin Tangguh di Tengah Krisis Iklim

 

Jakarta, 17 Oktober 2025 — Suasana penuh semangat menyelimuti hari pertama pelatihan Animator of Animators (AoA) Onsite – Laudato Si’ Generation Batch 1 yang diselenggarakan oleh Gerakan Laudato Si’ Indonesia (GLSI) di Wisma Samadi, Klender, Jakarta Timur. Kegiatan yang diikuti 21 peserta muda dari berbagai daerah ini bertujuan membentuk pemimpin Kristiani berwawasan sosial dan ekologis, tangguh menghadapi tantangan krisis iklim dan disrupsi sosial. 

Friday, October 17, 2025

SERUAN APOSTOLIK PAUS LEO XIV: DILEXI TE

Pada tanggal 9 Oktober 2025, Bapa Suci Paus Leo XIV telah mengeluarkan Seruan Apostolik pertamanya: DILEXI TE, yang membahas tentang kasih dan cinta kepada sesama, terlebih kepada yang terpinggirkan. 

https://www.vaticannews.va/en/pope/news/2025-10/pope-leo-faith-cannot-be-separated-from-love-for-the-poor.html

Teks lengkap dokumen tersebut beserta terjemahan dalam Bahasa Indonesia, dapat diunduh melalui link berikut:  

https://drive.google.com/file/d/1122E127atPMhNqD_rCbRsdoKklqNOZJE/view


Terjemahan Dilexi Te ini dibuat karena kebutuhan komunitas kami untuk mempelajarinya. Naskah berbahasa Inggris dari  Vatikan dicantumkan di sebelahnya dan dapat dipergunakan bila perlu.


Teriring salam,
Sahabat Insan.














Workshop Peduli Lingkungan di Kolese Gonzaga, Jakarta

Pada hari Selasa, 30 September 2025, tim KPKC (Keadilan Perdamaian Keutuhan Ciptaan) RS Carolus berkesempatan untuk mengadakan Workshop Peduli Lingkungan kepada siswa/i kelas X SMA Kolese Gonzaga, Jakarta. Acara ini adalah bagian dari Project Based Learning sekolah tersebut.

Tim KPKC RS Carolus yang diwakili oleh Sr Theresiana, CB beserta Ibu Yuni dan Ibu Tika memberikan materi "Implementasi Perawatan Rumah Kita Bersama Laudato Si'", yaitu dengan membuat eco enzym dan eco brick. Dengan kegiatan ini, diharapkan para murid memiliki bekal ilmu untuk mengelola sampah - terutama sampah organik - dengan lebih bijak, sehingga dapat mengurangi beban bumi yang semakin berat dan dapat menciptakan rumah yang lebih nyaman untuk generasi sekarang dan generasi mendatang.



Sumber: Facebook Kolese Gonzaga




Tuesday, October 14, 2025

Berkatekese dengan Hati Menuju Pertobatan Ekologis: Pesan Laudato Si’ di Hari Katekis KAJ

 

Foto oleh: Vincent

JAKARTA — Ratusan katekis Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) berkumpul di Wisma Samadi, Klender, Sabtu (11/10/2025), untuk merayakan Hari Katekis dengan tema “Berkatekese dengan Hati untuk Pertobatan Ekologi.” Kegiatan ini menjadi momen reflektif bagi para katekis untuk memperdalam panggilan iman dalam semangat pertobatan ekologis.

Sekitar 500 peserta hadir secara langsung dari berbagai paroki, meski jumlah tersebut dibatasi karena kapasitas gedung. Acara diisi dengan refleksi dari Romo Ignatius Ismartono, SJ, dan ditutup dengan pengajaran mendalam oleh Uskup Agung Jakarta, Monsinyur Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo. Suasana hangat dan penuh semangat mewarnai perayaan yang berlangsung sepanjang hari ini.

Thursday, October 2, 2025

Sebuah Hari Kamis di Seputar Sahabat Insan

 

Hari Kamis itu dimulai dengan ketenangan khas pagi di Kapel Kanisius. Seperti biasanya, Romo Ismartono mulai dengan Misa harian. Suasana hening, doa umat mengalir sederhana, dan Sabda Tuhan kembali diteguhkan di hati para hadirin. Bagi Romo, Misa adalah titik pangkal dari segala kegiatan: sumber kekuatan dan arah pelayanan.

Sesudahnya, Romo kembali ke Pastoran dan menikmati sarapan sederhana. Di sela-sela rutinitas itu, hadir kesibukan yang tak pernah habis. Ketika sarapan usai, Pak Koster mendatanginya dengan wajah penuh hormat. “Romo, ada tiga ibu menunggu di depan patung Bunda Maria,” katanya lirih. Romo tersenyum, bangkit, dan berjalan keluar.

Merawat Bumi Bersama Laudato Si’ di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta

 


Jakarta, 22 September 2025 – Sekolah Tinggi Filsafat Theologi (STFT) Jakarta kembali menggelar Hari Green Campus Blue Seminary (GCBS), sebuah agenda tahunan untuk menumbuhkan kepedulian ekologis di kalangan sivitas akademika. Acara tahun ini dimeriahkan dengan doa lintas agama, ekotalk, hingga pameran edukatif yang melibatkan berbagai komunitas peduli lingkungan.

Tuesday, September 9, 2025

Merawat Bumi, Merawat Hidup: Kilas Balik Hari Kedua Perayaan 10 Tahun Laudato Si'

 







Sentul, 6 September 2025 – Hari kedua Perayaan 10 Tahun Laudato Si Indonesia – Connect, Learn & Celebrate di Padepokan Voli (PaVo), Sentul, berlangsung penuh refleksi, inspirasi dan aksi nyata. Pagi hari diawali dengan meditasi berjalan dan Perayaan Ekaristi yang dipimpin RD. Dr. Stanislaus Ferry Sutrisna Wijaya. Dalam homilinya, beliau mengingatkan bahwa meski krisis iklim terasa mengancam, selalu ada harapan bila kita berani memulai dari langkah kecil: “Sebagai animator Laudato Si, jangan lelah melakukan kebaikan, meski sederhana. Setiap tindakan punya arti bagi bumi.”

Perayaan 10 Tahun Laudato Si Indonesia: Panggilan Pertobatan Ekologis, Merawat Martabat Manusia di Rumah Kita Bersama

 


Sentul, 5 September 2025 – Hari pertama Perayaan 10 Tahun Ensiklik Laudato Si Indonesia (LSI) resmi dibuka di Sentul, Bogor, pada Jumat, 5 September 2025. Acara yang mengusung tema “CONNECT, LEARN & CELEBRATE” ini menyatukan 150 peserta dari 11 regio di Indonesia, menegaskan kembali komitmen umat Katolik—dan seluruh masyarakat—terhadap "rumah kita bersama" (our common home).

Bagi Sahabat Insan, yang turut menjadi bagian dalam Gerakan Laudato Si, momentum ini adalah refleksi mendalam, bertepatan dengan Tahun Yubileum 2025 (Peziarah Pengharapan) dan peringatan 800 Tahun Gita Sang Surya (Pujian Segala Makhluk) Santo Fransiskus Asisi.

Friday, September 5, 2025

🌿 Keadilan Antar Generasi 🌿

Krisis iklim bukan hanya soal cuaca ekstrem, tapi soal moral dan keadilan. Bumi ini adalah pinjaman dari generasi mendatang, bukan warisan yang bisa dihabiskan sesuka hati.

Mari mulai dari langkah kecil: kurangi sampah, konsumsi lebih bijak, bersuara untuk perubahan. Bersama, kita bisa meninggalkan bumi yang lebih baik bagi mereka yang akan datang. ✨

#KeadilanAntarGenerasi #LaudatoSi #SahabatInsan #EkologiIntegral #HarapanBaru

Monday, August 11, 2025

Aksi Nyata Laudato Si’ Perjuangan Menyelamatkan Ibu Bumi

 


Di seluruh dunia, orang katolik sedang merawat Ibu Bumi, Rumah kita bersama berdasarkan semangat Laudato Si.

Thursday, August 7, 2025

Mengapa Banyak Orang Flores Menjadi Pekerja Migran?

          Pulau Flores, yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya dan kekayaan budayanya, tetapi juga karena banyak warganya yang bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Dari desa-desa di Larantuka, Maumere, Bajawa, hingga Ruteng, kisah anak muda Flores yang merantau ke luar negeri untuk mencari penghidupan lebih baik sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial. Lalu, mengapa banyak orang Flores menjadi PMI? Dan pekerjaan apa saja yang mereka lakukan di luar negeri?

Wednesday, August 6, 2025

“Trafficked into Crime: A Global Blind Spot” – Ketika Skema Cyber Scam Menjerat Warga Indonesia

 


— Sebuah Laporan Khusus dari Diskusi @america: “Trafficked into Crime – A Global Blind Spot”

Jakarta, 4 Agustus 2025 - Pada Selasa, 29 Juli 2025, diskusi publik yang diselenggarakan oleh @america Jakarta bekerjasama dengan LSM Anti TPPO, Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, IJMI dan United Nations Office on Drugs and Crime menggagas isu penting: cyber scam trafficking dan eksploitasinya terhadap warga Indonesia di luar negeri. Talkshow ini menghadirkan empat narasumber utama yaitu Rina Komaria – Wakil Direktur Kawasan Asia Tenggara, Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Raden Andrean Sangabie Sancaya – Staf Program Nasional untuk Perdagangan Manusia dan Penyelundupan Migran UNODC, Rahayu Saraswati D. Djojohadikusumo – Ketua Jaringan Nasional Anti Perdagangan Manusia dan Try Harysantoso – Direktur Eksekutif, Yayasan Integritas Justitia Madani Indonesia (IJMI) dan dimoderatori oleh Political Officer U.S. Embassy Jakarta, Frederick Hawkins.


Keterangan gambar: Try Harysantoso – Direktur Eksekutif, Yayasan Integritas Justitia Madani Indonesia (IJMI) (paling kiri), Rahayu Saraswati D. Djojohadikusumo – Ketua Jaringan Nasional Anti Perdagangan Manusia (tengah kiri), Raden Andrean Sangabie Sancaya – Staf Program Nasional untuk Perdagangan Manusia dan Penyelundupan Migran UNODC (tengah), Rina Komaria – Wakil Direktur Kawasan Asia Tenggara, Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (tengah kanan), Frederick Hawkins - Political Officer U.S. Embassy Jakarta (paling kanan).

Foto oleh: Saraswati

16 HAKTP 2025: Kita Punya Andil, Kembalikan Ruang Aman, Merawat Keadilan


Jakarta – Di JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) kembali menyelenggarakan Konsolidasi Publik Kampanye Nasional 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) 28 Juli 2025. Kegiatan tahunan ini menjadi ruang strategis lintas sektor untuk memperkuat arah kampanye, merespons dinamika kekerasan terhadap perempuan yang semakin kompleks dan berlapis.

Kampanye 16 HAKTP adalah bagian dari gerakan global yang berlangsung tiap 25 November hingga 10 Desember. Di Indonesia, sejak diinisiasi Komnas Perempuan tahun 2001, kampanye ini menjadi salah satu pilar penting advokasi hak asasi perempuan dan penghapusan kekerasan berbasis gender.

 

Saturday, June 28, 2025

Renungan Harian Hari Sabtu

 


Bulan Juni, bulan Cinta pada Bumi, bulan Laudato Si sudah tinggal satu minggu. Mari kita akhiri dengan doa seminggu: Semoga meskipun bulan Juni berlalu, api semangat mencintai Ibu Bumi, Rumah kita Bersama, tetap menyala.



Friday, June 27, 2025

Renungan Harian Hari Jumat

 


Bulan Juni, bulan Cinta pada Bumi, bulan Laudato Si sudah tinggal satu minggu. Mari kita akhiri dengan doa seminggu: Semoga meskipun bulan Juni berlalu, api semangat mencintai Ibu Bumi, Rumah kita Bersama, tetap menyala.

Wednesday, June 25, 2025

Renungan Harian Hari Rabu

 


Bulan Juni, bulan Cinta pada Bumi, bulan Laudato Si sudah tinggal satu minggu. Mari kita akhiri dengan doa seminggu: Semoga meskipun bulan Juni berlalu, api semangat mencintai Ibu Bumi, Rumah kita Bersama, tetap menyala.

Tuesday, June 24, 2025

Renungan Harian Hari Selasa


Bulan Juni, bulan Cinta pada Bumi, bulan Laudato Si sudah tinggal satu minggu. Mari kita akhiri dengan doa seminggu: Semoga meskipun bulan Juni berlalu, api semangat mencintai Ibu Bumi, Rumah kita Bersama, tetap menyala.

 

Monday, June 23, 2025

Refugee Voices 2025: Ruang Aman, Panggung Harapan Bagi Pengungsi

Jakarta, 21 Juni 2025 — Peringatan Hari Pengungsi Sedunia 2025 menghadirkan sebuah perayaan yang sarat makna dan harapan bertajuk "Refugee Voices: A Month of Stories and Solidarity". Bertempat di M Bloc Space, Jakarta Selatan, kegiatan ini menjadi ruang aman yang mempertemukan para pengungsi, komunitas lokal, aktivis kemanusiaan, serta masyarakat umum dalam suasana penuh semangat solidaritas. 

Renungan Harian Hari Senin

 


Bulan Juni, bulan Cinta pada Bumi, bulan Laudato Si sudah tinggal satu minggu. Mari kita akhiri dengan doa seminggu: Semoga meskipun bulan Juni berlalu, api semangat mencintai Ibu Bumi, Rumah kita Bersama, tetap menyala.

Sunday, June 22, 2025

Renungan Harian Hari Minggu

 


Bulan Juni, bulan Cinta pada Bumi, bulan Laudato Si sudah tinggal satu minggu. Mari kita akhiri dengan doa seminggu: Semoga meskipun bulan Juni berlalu, api semangat mencintai Ibu Bumi, Rumah kita Bersama, tetap menyala.

Friday, June 20, 2025

Menulis Sejarah Tanpa Luka: Sebuah Kekeliruan Moral

Di tengah wacana penulisan sejarah nasional baru oleh tokoh politik Fadli Zon, muncul kekhawatiran mendasar tentang masa depan ingatan kolektif bangsa. Pernyataannya yang menolak memasukkan peristiwa kekerasan seksual terhadap perempuan Tionghoa pada Mei 1998 ke dalam narasi sejarah resmi bukan hanya problematis, tetapi juga berbahaya secara etis dan politis.

https://www.christianbook.com/ethic-for-enemies-forgiveness-in-politics/donald-shriver/9780195119169/pd/119169

Dalam bukunya An Ethic for Enemies: Forgiveness in Politics (1995), Donald W. Shriver Jr. menyampaikan bahwa pengampunan dalam ranah politik tidak bisa dilepaskan dari keberanian menghadapi kebenaran sejarah yang menyakitkan. Pengampunan, kata Shriver, bukanlah pelupaan, melainkan ingatan yang bermartabat. Tanpa pengakuan atas luka sejarah, tidak mungkin ada rekonsiliasi sejati.

Lantas bagaimana mungkin kita menulis sejarah nasional tanpa mencatat salah satu bab tergelap dalam sejarah kontemporer Indonesia—perkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa saat kerusuhan Mei 1998? Bukankah dengan menghapusnya dari narasi bangsa, kita secara tidak langsung mengingkari keberadaan para korban, serta membiarkan pelaku dan pembenaran sistemik kekerasan itu tetap bersembunyi dalam bayang-bayang impunitas?

Dalam terang etika Shriver, penulisan sejarah yang mengabaikan penderitaan korban bukan hanya kekhilafan, melainkan bentuk kekerasan kedua. Bangsa yang ingin sembuh dari luka masa lalu tidak bisa memilih untuk hanya mengingat hal-hal yang membanggakan. Kita perlu, bahkan wajib, mengingat peristiwa yang membuat kita malu dan bersalah—bukan untuk menumbuhkan rasa bersalah yang permanen, melainkan untuk mengembangkan tanggung jawab moral kolektif.

Peristiwa Mei 1998 bukan hanya soal kerusuhan sosial dan jatuhnya rezim Orde Baru. Ia adalah juga kisah tentang tubuh perempuan yang dijadikan medan perang ideologis, dan bagaimana negara gagal melindungi warganya yang paling rentan. Dengan menghapus kisah itu dari sejarah resmi, kita bukan hanya membungkam suara para penyintas, tetapi juga menolak kesempatan untuk belajar sebagai bangsa.

Shriver mengingatkan kita bahwa rekonsiliasi yang sejati hanya mungkin terjadi jika kita memiliki keberanian untuk menatap masa lalu dengan jujur. Ia menyerukan etika publik yang berani menyebut kejahatan sebagai kejahatan, dan membuka ruang bagi pengakuan, permintaan maaf, dan pemulihan. Dalam konteks Indonesia, ini berarti mengakui kekerasan terhadap perempuan Tionghoa Mei 1998 sebagai bagian dari sejarah kita bersama.

Jika sejarah hanya ditulis berdasarkan selera kekuasaan, maka yang kita wariskan kepada generasi mendatang bukanlah kebijaksanaan, melainkan kebohongan kolektif. Kita tidak akan pernah menjadi bangsa yang dewasa jika terus-menerus menutupi luka masa lalu dengan cat tembok nasionalisme semu.

Maka, upaya Fadli Zon dan siapa pun yang mencoba menulis ulang sejarah tanpa menyentuh luka terdalam bangsa ini bukanlah tindakan patriotik, melainkan pengingkaran terhadap nilai-nilai dasar kemanusiaan. Kita tidak bisa membangun masa depan yang adil di atas fondasi ingatan yang cacat.

Menulis sejarah nasional seharusnya menjadi tindakan etis yang membebaskan—bukan menindas. Ia harus menjadi ruang kebenaran, bukan perpanjangan propaganda. Dan yang terutama: sejarah harus memberi tempat bagi suara korban, bukan sekadar untuk dikenang, tetapi untuk dihormati dan dipulihkan.


I. Ismartono, SJ - Sahabat Insan
Komunitas untuk kemanusiaan, keadilan dan martabat setiap pribadi

Tuesday, June 10, 2025

PHK Massal dan Dampaknya terhadap Pekerja Migran Indonesia: Antara Krisis dan Harapan

 

Mass Layoffs and Their Impact on Indonesian Migrant Workers

Mass layoffs in Indonesia have increased in recent years, particularly in labor-intensive sectors such as textiles and manufacturing. The impact is deeply felt by young workers and women, many of whom have lost their primary source of income. In the midst of household economic crises, a significant number of these individuals turn to migration and become Indonesian Migrant Workers (PMI) as an alternative means of survival. Unfortunately, not a few fall into irregular migration paths and become victims of human trafficking.

One of the tragic cases that came to light is the story of Meriance Kabu, a PMI from East Nusa Tenggara (NTT), who was tortured by her employer in Malaysia. Her fate is not an exception. In 2024 alone, 124 coffins of PMI from NTT were repatriated to Indonesia, most of them victims of exploitation and abuse. Disturbingly, human trafficking syndicates often involve state officials and community leaders who are supposed to protect citizens.

The main drivers of this phenomenon are structural unemployment and weak social protection for those affected by layoffs. When severance benefits are inadequate and vocational training programs are irrelevant to labor market needs, migration becomes the only perceived option. The children of migrant workers are also affected, particularly in their limited access to education in host countries. Efforts from international organizations such as the ILO through the Decent Work Country Programmes have not been fully effective without strong national law enforcement.

To address this issue, preventive measures are needed through public education, regionally based job training, and strengthened immigration oversight. The shooting of five Indonesian migrant workers in Malaysia in early 2025 illustrates the weak protection the state provides its citizens abroad. Although the Indonesian Ministry of Foreign Affairs has lodged a protest, justice for the victims remains elusive. In some cases, victims must face their traffickers in foreign courts while enduring significant psychological trauma.

The state must take a more proactive role in creating dignified employment opportunities at home and systematically dismantling trafficking syndicates. Unresolved mass layoffs only push impoverished citizens further into the traps of high-risk migration. This is not merely an economic issue but a humanitarian crisis and a moral test for the Indonesian nation. It is time for the state to show up—not just as a bystander, but as a true protector of its people's dignity.



Gambar diambil dari https://citizen.riau24.com/berita/baca/1728275233-badai-phk-di-indonesia-dilirik-jokowi-sri-mulyani-hingga-airlangga-hartanto



Fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi kenyataan pahit bagi dunia ketenagakerjaan di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2024 mencapai 5,45 persen, naik dibandingkan tahun sebelumnya. Beberapa sektor industri padat karya seperti tekstil, elektronik, dan manufaktur dilaporkan melakukan PHK karena tekanan global, otomasi, serta perpindahan investasi ke negara-negara dengan biaya tenaga kerja lebih rendah.

Friday, May 30, 2025

Tuesday, May 13, 2025

HABEMUS PAPAM




Mosaik Indah: Indonesia di Mata Paus Fransiskus dan Tantangan di Era Paus Leo XIV

 

Prof. Francisia Saveria Sika Ery Seda dari Universitas Indonesia (kanan), Ignasius Jonan (Ketua Panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia | tengah), Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty (Ketua Umum PGI | tengah), Siti Musdah Mulia (Cendekiawan Muslim | tengah), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC (Ketua Presidium KWI | kiri) | Foto: Saras

Wednesday, May 7, 2025

WHY I GOT INVOLVED IN THE MOVEMENT THAT CARES FOR VICTIMS OF HUMAN TRAFFICKING

 

Jesuit Among Muslims in Asia (JAMIA) Asembly 25 July - 29 July, 2023, Jakarta, Indonesia Jesuit Conference of Asia Pacific (JCAP)