Wednesday, December 10, 2025
UPDATE RESPONS TERKINI JRS INDONESIA
Tuesday, December 2, 2025
JRS Indonesia Buka Donasi untuk Respons Darurat Banjir di Sumatera
Monday, December 1, 2025
Belajar dari Kampung Proklim Sunter Jaya: Jejak Komunitas Menghidupkan Ruang Hijau Kota
Isu lingkungan di kawasan perkotaan semakin mendesak volume sampah meningkat, ruang hijau menyempit, dan kualitas udara menurun. Namun, di tengah kompleksitas ini, secercah optimisme hadir dari Kampung Berseri RW 01 Sunter Jaya, sebuah wilayah urban yang berhasil mengubah wajah lingkungannya melalui gerakan warga, kreativitas, dan kepemimpinan lokal.
Sunday, November 9, 2025
Jalan Sehat Kerukunan: Gerakan Laudato Si’ Indonesia (GLSI) Gaungkan Cinta Alam dan Persaudaraan di Tengah Ibu Kota
Gambar 1: Gerak Jalan dengan barisan depan Menteri Agama Nasaruddin Umar, Ditjen Bimas Katolik dan Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI)
Dalam semangat kebersamaan dan cinta lingkungan, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik (Ditjen Bimas Katolik) Kementerian Agama RI bersama Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI) menggelar Jalan Sehat Kerukunan di Gedung Ditjen Bimas Katolik Bimas Katolik Kemenag RI yang berlokasi di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta pada Minggu (9/11/2025). Kegiatan yang mengusung tema “Berjalan Bersama dalam Pengharapan: Mumpuni dan Melayani dalam Kerukunan” ini diikuti sekitar 950 peserta dari berbagai kalangan, termasuk komunitas lintas agama, ASN Kemenag, dosen, mahasiswa aktivis lingkungan GLSI dan kongregasi religious biarawan dan biarawati.
Thursday, November 6, 2025
Saturday, November 1, 2025
Refleksi COP30: Suara Kenabian dari "Global South" Menuntut Keadilan Iklim dan Aksi Nyata
Gerakan Laudato Si' (Laudato Si' Movement) menggelar webinar internasional bertajuk "Prophetic Voices from the Margins: The Way Forward to COP30" (Suara Kenabian dari Pinggiran: Jalan Menuju COP30) pada Kamis (30/10/2025).
Friday, October 31, 2025
Monday, October 27, 2025
Dokumen dan Terjemahan COP30
Tuesday, October 21, 2025
Menutup Pelatihan dengan Semangat Baru: Hari Ketiga AofA Bangun Gerakan Ekologis dan Literasi Digital
Jakarta, 19 Oktober 2025 — Hari ketiga pelatihan Animator of Animator (AoA) Training Laudato Si’ Generation Batch 1, berlangsung dengan penuh refleksi dan semangat baru. Setelah sarapan bersama pukul 07.00, peserta diajak menindaklanjuti hasil metode SOAR sebelum memasuki sesi “Anti Hoax” yang dibawakan oleh Bro Cyprianus Lilik Krismantoro. Dalam sesi ini, para peserta diajak memahami ekosistem informasi dan cara menghadapi misinformasi serta disinformasi yang marak di dunia digital sebuah langkah penting bagi para animator dalam membangun literasi digital dan tanggung jawab moral di era baru.
Kaum Muda Pelopor Kepemimpinan Ekologis: Hari Kedua Pelatihan Animator of Animator Laudato Si’ Bangun Spiritualitas dan Solidaritas Iklim
Jakarta, 18 Oktober 2025 — Hari kedua Animator of Animator (AoA) Training Laudato Si’ Generation Batch 1 di Wisma Samadi, Klender, Jakarta Timur, diwarnai dengan semangat reflektif dan pembelajaran mendalam tentang keadilan iklim serta kepemimpinan Kristiani. Sejak pagi, suasana hening Misa membuka hari, diikuti sesi ice breaking yang mencairkan suasana dan menumbuhkan semangat persaudaraan lintas daerah di antara para peserta. Pelatihan ini menjadi ruang perjumpaan bagi kaum muda Katolik yang ingin memperdalam panggilan ekologis dalam terang iman, sekaligus memahami isu-isu kontemporer seperti permasalahan tambang, monokultur dan perkebunan dalam kacamata bernegara dan ajaran Laudato Si’.
Muda dan Ekologis: AoA Laudato Si’ Cetak Pemimpin Tangguh di Tengah Krisis Iklim
Jakarta, 17 Oktober 2025 — Suasana penuh semangat menyelimuti hari pertama pelatihan Animator of Animators (AoA) Onsite – Laudato Si’ Generation Batch 1 yang diselenggarakan oleh Gerakan Laudato Si’ Indonesia (GLSI) di Wisma Samadi, Klender, Jakarta Timur. Kegiatan yang diikuti 21 peserta muda dari berbagai daerah ini bertujuan membentuk pemimpin Kristiani berwawasan sosial dan ekologis, tangguh menghadapi tantangan krisis iklim dan disrupsi sosial.
Friday, October 17, 2025
SERUAN APOSTOLIK PAUS LEO XIV: DILEXI TE
Pada tanggal 9 Oktober 2025, Bapa Suci Paus Leo XIV telah mengeluarkan Seruan Apostolik pertamanya: DILEXI TE, yang membahas tentang kasih dan cinta kepada sesama, terlebih kepada yang terpinggirkan.
https://www.vaticannews.va/en/pope/news/2025-10/pope-leo-faith-cannot-be-separated-from-love-for-the-poor.html |
Teks lengkap dokumen tersebut beserta terjemahan dalam Bahasa Indonesia, dapat diunduh melalui link berikut:
https://drive.google.com/file/d/1122E127atPMhNqD_rCbRsdoKklqNOZJE/view
Workshop Peduli Lingkungan di Kolese Gonzaga, Jakarta
Pada hari Selasa, 30 September 2025, tim KPKC (Keadilan Perdamaian Keutuhan Ciptaan) RS Carolus berkesempatan untuk mengadakan Workshop Peduli Lingkungan kepada siswa/i kelas X SMA Kolese Gonzaga, Jakarta. Acara ini adalah bagian dari Project Based Learning sekolah tersebut.
Tim KPKC RS Carolus yang diwakili oleh Sr Theresiana, CB beserta Ibu Yuni dan Ibu Tika memberikan materi "Implementasi Perawatan Rumah Kita Bersama Laudato Si'", yaitu dengan membuat eco enzym dan eco brick. Dengan kegiatan ini, diharapkan para murid memiliki bekal ilmu untuk mengelola sampah - terutama sampah organik - dengan lebih bijak, sehingga dapat mengurangi beban bumi yang semakin berat dan dapat menciptakan rumah yang lebih nyaman untuk generasi sekarang dan generasi mendatang.
Sumber: Facebook Kolese Gonzaga
Tuesday, October 14, 2025
Berkatekese dengan Hati Menuju Pertobatan Ekologis: Pesan Laudato Si’ di Hari Katekis KAJ
Foto
oleh: Vincent
JAKARTA — Ratusan katekis Keuskupan Agung Jakarta
(KAJ) berkumpul di Wisma Samadi, Klender, Sabtu (11/10/2025), untuk merayakan
Hari Katekis dengan tema “Berkatekese dengan Hati untuk Pertobatan Ekologi.”
Kegiatan ini menjadi momen reflektif bagi para katekis untuk memperdalam
panggilan iman dalam semangat pertobatan ekologis.
Sekitar 500 peserta hadir secara langsung dari berbagai paroki, meski jumlah tersebut dibatasi karena kapasitas gedung. Acara diisi dengan refleksi dari Romo Ignatius Ismartono, SJ, dan ditutup dengan pengajaran mendalam oleh Uskup Agung Jakarta, Monsinyur Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo. Suasana hangat dan penuh semangat mewarnai perayaan yang berlangsung sepanjang hari ini.
Friday, October 10, 2025
Thursday, October 2, 2025
Sebuah Hari Kamis di Seputar Sahabat Insan
Hari Kamis itu dimulai
dengan ketenangan khas pagi di Kapel Kanisius. Seperti biasanya, Romo Ismartono
mulai dengan Misa harian. Suasana hening, doa umat mengalir sederhana, dan
Sabda Tuhan kembali diteguhkan di hati para hadirin. Bagi Romo, Misa adalah
titik pangkal dari segala kegiatan: sumber kekuatan dan arah pelayanan.
Sesudahnya, Romo kembali ke Pastoran dan menikmati sarapan sederhana. Di sela-sela rutinitas itu, hadir kesibukan yang tak pernah habis. Ketika sarapan usai, Pak Koster mendatanginya dengan wajah penuh hormat. “Romo, ada tiga ibu menunggu di depan patung Bunda Maria,” katanya lirih. Romo tersenyum, bangkit, dan berjalan keluar.
Merawat Bumi Bersama Laudato Si’ di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta
Jakarta, 22 September 2025 – Sekolah Tinggi Filsafat Theologi (STFT) Jakarta kembali menggelar Hari Green Campus Blue Seminary (GCBS), sebuah agenda tahunan untuk menumbuhkan kepedulian ekologis di kalangan sivitas akademika. Acara tahun ini dimeriahkan dengan doa lintas agama, ekotalk, hingga pameran edukatif yang melibatkan berbagai komunitas peduli lingkungan.
Tuesday, September 9, 2025
Merawat Bumi, Merawat Hidup: Kilas Balik Hari Kedua Perayaan 10 Tahun Laudato Si'
Sentul, 6 September 2025 –
Hari kedua Perayaan 10 Tahun Laudato Si Indonesia – Connect, Learn &
Celebrate di Padepokan Voli (PaVo), Sentul, berlangsung penuh refleksi,
inspirasi dan aksi nyata. Pagi
hari diawali dengan meditasi berjalan dan Perayaan Ekaristi yang dipimpin RD.
Dr. Stanislaus Ferry Sutrisna Wijaya. Dalam homilinya, beliau mengingatkan
bahwa meski krisis iklim terasa mengancam, selalu ada harapan bila kita berani
memulai dari langkah kecil: “Sebagai animator Laudato Si, jangan lelah
melakukan kebaikan, meski sederhana. Setiap tindakan punya arti bagi bumi.”
Perayaan 10 Tahun Laudato Si Indonesia: Panggilan Pertobatan Ekologis, Merawat Martabat Manusia di Rumah Kita Bersama
Sentul, 5 September 2025 – Hari pertama Perayaan 10 Tahun Ensiklik Laudato
Si Indonesia (LSI) resmi dibuka di Sentul, Bogor, pada Jumat, 5 September
2025. Acara yang mengusung tema “CONNECT, LEARN & CELEBRATE” ini menyatukan
150 peserta dari 11 regio di Indonesia, menegaskan kembali komitmen umat
Katolik—dan seluruh masyarakat—terhadap "rumah kita bersama" (our
common home).
Bagi Sahabat Insan, yang turut menjadi bagian dalam Gerakan Laudato Si, momentum ini adalah refleksi mendalam, bertepatan dengan Tahun Yubileum 2025 (Peziarah Pengharapan) dan peringatan 800 Tahun Gita Sang Surya (Pujian Segala Makhluk) Santo Fransiskus Asisi.
Friday, September 5, 2025
🌿 Keadilan Antar Generasi 🌿
Krisis iklim bukan hanya soal cuaca ekstrem, tapi soal moral dan keadilan. Bumi ini adalah pinjaman dari generasi mendatang, bukan warisan yang bisa dihabiskan sesuka hati.
Monday, August 11, 2025
Aksi Nyata Laudato Si’ Perjuangan Menyelamatkan Ibu Bumi
Di
seluruh dunia, orang katolik sedang merawat Ibu Bumi, Rumah kita bersama
berdasarkan semangat Laudato Si.
Thursday, August 7, 2025
Mengapa Banyak Orang Flores Menjadi Pekerja Migran?
Pulau Flores, yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya dan kekayaan budayanya, tetapi juga karena banyak warganya yang bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Dari desa-desa di Larantuka, Maumere, Bajawa, hingga Ruteng, kisah anak muda Flores yang merantau ke luar negeri untuk mencari penghidupan lebih baik sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial. Lalu, mengapa banyak orang Flores menjadi PMI? Dan pekerjaan apa saja yang mereka lakukan di luar negeri?
Wednesday, August 6, 2025
“Trafficked into Crime: A Global Blind Spot” – Ketika Skema Cyber Scam Menjerat Warga Indonesia
— Sebuah Laporan Khusus dari Diskusi
@america: “Trafficked into Crime – A Global Blind Spot”
Jakarta, 4 Agustus 2025 -
Pada Selasa, 29 Juli 2025, diskusi publik yang diselenggarakan oleh @america
Jakarta bekerjasama dengan LSM Anti TPPO, Kementrian Luar Negeri Republik
Indonesia, IJMI dan United Nations Office on Drugs and Crime menggagas isu
penting: cyber scam trafficking dan eksploitasinya terhadap warga
Indonesia di luar negeri. Talkshow ini menghadirkan empat narasumber utama
yaitu Rina Komaria – Wakil Direktur Kawasan Asia Tenggara, Direktorat
Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Raden Andrean Sangabie Sancaya – Staf
Program Nasional untuk Perdagangan Manusia dan Penyelundupan Migran UNODC,
Rahayu Saraswati D. Djojohadikusumo – Ketua Jaringan Nasional Anti Perdagangan
Manusia dan Try Harysantoso – Direktur Eksekutif, Yayasan Integritas Justitia
Madani Indonesia (IJMI) dan dimoderatori oleh Political Officer U.S. Embassy
Jakarta, Frederick Hawkins.
Keterangan gambar: Try Harysantoso – Direktur Eksekutif, Yayasan Integritas Justitia Madani Indonesia (IJMI) (paling kiri), Rahayu Saraswati D. Djojohadikusumo – Ketua Jaringan Nasional Anti Perdagangan Manusia (tengah kiri), Raden Andrean Sangabie Sancaya – Staf Program Nasional untuk Perdagangan Manusia dan Penyelundupan Migran UNODC (tengah), Rina Komaria – Wakil Direktur Kawasan Asia Tenggara, Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (tengah kanan), Frederick Hawkins - Political Officer U.S. Embassy Jakarta (paling kanan).
Foto oleh: Saraswati
16 HAKTP 2025: Kita Punya Andil, Kembalikan Ruang Aman, Merawat Keadilan
Jakarta – Di JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) kembali menyelenggarakan Konsolidasi Publik Kampanye Nasional 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) 28 Juli 2025. Kegiatan tahunan ini menjadi ruang strategis lintas sektor untuk memperkuat arah kampanye, merespons dinamika kekerasan terhadap perempuan yang semakin kompleks dan berlapis.
Kampanye 16 HAKTP
adalah bagian dari gerakan global yang berlangsung tiap 25 November hingga 10
Desember. Di Indonesia, sejak diinisiasi Komnas Perempuan tahun 2001, kampanye
ini menjadi salah satu pilar penting advokasi hak asasi perempuan dan penghapusan
kekerasan berbasis gender.
Monday, August 4, 2025
Wednesday, July 30, 2025
PESAN PAUS LEO XIV UNTUK HARI MIGRAN DAN PENGUNGSI SEDUNIA KE-111 – 2025 (4–5 Oktober 2025)
Saturday, June 28, 2025
Renungan Harian Hari Sabtu
Friday, June 27, 2025
Renungan Harian Hari Jumat
Thursday, June 26, 2025
Wednesday, June 25, 2025
Renungan Harian Hari Rabu
Tuesday, June 24, 2025
Renungan Harian Hari Selasa
Monday, June 23, 2025
Refugee Voices 2025: Ruang Aman, Panggung Harapan Bagi Pengungsi
Jakarta, 21 Juni 2025 — Peringatan Hari Pengungsi Sedunia 2025 menghadirkan sebuah perayaan yang sarat makna dan harapan bertajuk "Refugee Voices: A Month of Stories and Solidarity". Bertempat di M Bloc Space, Jakarta Selatan, kegiatan ini menjadi ruang aman yang mempertemukan para pengungsi, komunitas lokal, aktivis kemanusiaan, serta masyarakat umum dalam suasana penuh semangat solidaritas.
Renungan Harian Hari Senin
Sunday, June 22, 2025
Renungan Harian Hari Minggu
Friday, June 20, 2025
Menulis Sejarah Tanpa Luka: Sebuah Kekeliruan Moral
![]() |
| https://www.christianbook.com/ethic-for-enemies-forgiveness-in-politics/donald-shriver/9780195119169/pd/119169 |
Lantas bagaimana mungkin kita menulis sejarah nasional tanpa mencatat salah satu bab tergelap dalam sejarah kontemporer Indonesia—perkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa saat kerusuhan Mei 1998? Bukankah dengan menghapusnya dari narasi bangsa, kita secara tidak langsung mengingkari keberadaan para korban, serta membiarkan pelaku dan pembenaran sistemik kekerasan itu tetap bersembunyi dalam bayang-bayang impunitas?
Dalam terang etika Shriver, penulisan sejarah yang mengabaikan penderitaan korban bukan hanya kekhilafan, melainkan bentuk kekerasan kedua. Bangsa yang ingin sembuh dari luka masa lalu tidak bisa memilih untuk hanya mengingat hal-hal yang membanggakan. Kita perlu, bahkan wajib, mengingat peristiwa yang membuat kita malu dan bersalah—bukan untuk menumbuhkan rasa bersalah yang permanen, melainkan untuk mengembangkan tanggung jawab moral kolektif.
Peristiwa Mei 1998 bukan hanya soal kerusuhan sosial dan jatuhnya rezim Orde Baru. Ia adalah juga kisah tentang tubuh perempuan yang dijadikan medan perang ideologis, dan bagaimana negara gagal melindungi warganya yang paling rentan. Dengan menghapus kisah itu dari sejarah resmi, kita bukan hanya membungkam suara para penyintas, tetapi juga menolak kesempatan untuk belajar sebagai bangsa.
Shriver mengingatkan kita bahwa rekonsiliasi yang sejati hanya mungkin terjadi jika kita memiliki keberanian untuk menatap masa lalu dengan jujur. Ia menyerukan etika publik yang berani menyebut kejahatan sebagai kejahatan, dan membuka ruang bagi pengakuan, permintaan maaf, dan pemulihan. Dalam konteks Indonesia, ini berarti mengakui kekerasan terhadap perempuan Tionghoa Mei 1998 sebagai bagian dari sejarah kita bersama.
Jika sejarah hanya ditulis berdasarkan selera kekuasaan, maka yang kita wariskan kepada generasi mendatang bukanlah kebijaksanaan, melainkan kebohongan kolektif. Kita tidak akan pernah menjadi bangsa yang dewasa jika terus-menerus menutupi luka masa lalu dengan cat tembok nasionalisme semu.
Maka, upaya Fadli Zon dan siapa pun yang mencoba menulis ulang sejarah tanpa menyentuh luka terdalam bangsa ini bukanlah tindakan patriotik, melainkan pengingkaran terhadap nilai-nilai dasar kemanusiaan. Kita tidak bisa membangun masa depan yang adil di atas fondasi ingatan yang cacat.
Menulis sejarah nasional seharusnya menjadi tindakan etis yang membebaskan—bukan menindas. Ia harus menjadi ruang kebenaran, bukan perpanjangan propaganda. Dan yang terutama: sejarah harus memberi tempat bagi suara korban, bukan sekadar untuk dikenang, tetapi untuk dihormati dan dipulihkan.
I. Ismartono, SJ - Sahabat Insan
Komunitas untuk kemanusiaan, keadilan dan martabat setiap pribadi
Wednesday, June 18, 2025
Monday, June 16, 2025
Tuesday, June 10, 2025
PHK Massal dan Dampaknya terhadap Pekerja Migran Indonesia: Antara Krisis dan Harapan
Mass Layoffs and Their Impact on Indonesian Migrant Workers Mass layoffs in Indonesia have increased in recent years, particularly in labor-intensive sectors such as textiles and manufacturing. The impact is deeply felt by young workers and women, many of whom have lost their primary source of income. In the midst of household economic crises, a significant number of these individuals turn to migration and become Indonesian Migrant Workers (PMI) as an alternative means of survival. Unfortunately, not a few fall into irregular migration paths and become victims of human trafficking. One of the tragic cases that came to light is the story of Meriance Kabu, a PMI from East Nusa Tenggara (NTT), who was tortured by her employer in Malaysia. Her fate is not an exception. In 2024 alone, 124 coffins of PMI from NTT were repatriated to Indonesia, most of them victims of exploitation and abuse. Disturbingly, human trafficking syndicates often involve state officials and community leaders who are supposed to protect citizens. The main drivers of this phenomenon are structural unemployment and weak social protection for those affected by layoffs. When severance benefits are inadequate and vocational training programs are irrelevant to labor market needs, migration becomes the only perceived option. The children of migrant workers are also affected, particularly in their limited access to education in host countries. Efforts from international organizations such as the ILO through the Decent Work Country Programmes have not been fully effective without strong national law enforcement. To address this issue, preventive measures are needed through public education, regionally based job training, and strengthened immigration oversight. The shooting of five Indonesian migrant workers in Malaysia in early 2025 illustrates the weak protection the state provides its citizens abroad. Although the Indonesian Ministry of Foreign Affairs has lodged a protest, justice for the victims remains elusive. In some cases, victims must face their traffickers in foreign courts while enduring significant psychological trauma. The state must take a more proactive role in creating dignified employment opportunities at home and systematically dismantling trafficking syndicates. Unresolved mass layoffs only push impoverished citizens further into the traps of high-risk migration. This is not merely an economic issue but a humanitarian crisis and a moral test for the Indonesian nation. It is time for the state to show up—not just as a bystander, but as a true protector of its people's dignity. |

Gambar diambil dari https://citizen.riau24.com/berita/baca/1728275233-badai-phk-di-indonesia-dilirik-jokowi-sri-mulyani-hingga-airlangga-hartanto
Fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi kenyataan pahit bagi dunia ketenagakerjaan di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2024 mencapai 5,45 persen, naik dibandingkan tahun sebelumnya. Beberapa sektor industri padat karya seperti tekstil, elektronik, dan manufaktur dilaporkan melakukan PHK karena tekanan global, otomasi, serta perpindahan investasi ke negara-negara dengan biaya tenaga kerja lebih rendah.
Friday, May 30, 2025
Monday, May 19, 2025
Tuesday, May 13, 2025
Mosaik Indah: Indonesia di Mata Paus Fransiskus dan Tantangan di Era Paus Leo XIV
Prof. Francisia Saveria Sika Ery Seda dari Universitas Indonesia (kanan), Ignasius Jonan (Ketua Panitia Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia | tengah), Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty (Ketua Umum PGI | tengah), Siti Musdah Mulia (Cendekiawan Muslim | tengah), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC (Ketua Presidium KWI | kiri) | Foto: Saras
Thursday, May 8, 2025
Wednesday, May 7, 2025
WHY I GOT INVOLVED IN THE MOVEMENT THAT CARES FOR VICTIMS OF HUMAN TRAFFICKING
Jesuit Among Muslims in Asia (JAMIA) Asembly 25 July - 29 July, 2023, Jakarta, Indonesia Jesuit Conference of Asia Pacific (JCAP)















.jpeg)





.png)



.jpg)
