Pada bulan Januari 2007, Jakarta dilanda bencana tahunan yaitu bencana banjir. Banjir tahun ini begitu besar. Para relawan meminta agar PKR-KWI melibatkan diri untuk menolong. Untuk memberikan pertolongan kepada para korban dan mereka yang bertahan, PKR-KWI, seperti pada waktu terjadi gempa di Yogyakarta dan tsunami di Pangandaran, menjalankan tugas tanggap bencana (disaster response), khususnya dalam menjalankan peran sebagai koordinator.
Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:
a. Memungkinkan anggota-anggota Caritas yang berada di Indonesia serta para mitra Karina-KWI yang berdomisili di Jakarta yaitu Lembaga Daya Dharma – Keuskupan Agung Jakarta (LDD-KAJ) dan Ciliwung Merdeka (CM) untuk berkomunikasi, mengorganisasikan diri untuk memusatkan perhatian kepada korban. Yang berada dalam koordinasi ini adalah: CRS, Caritas Jerman (DCV), Trocaire, Cordaid, LDD-KAJ, dan Ciliwung Merdeka. Dalam rapat koordinasi, para anggota Caritas, LDD-KAJ, dan CM, serta Karina-KWI telah memutuskan untuk tidak membentuk Special Operation Appeal (SOA) untuk musibah bencana banjir Jakarta. Tetapi karena Caritas Internationalis (CI) mempunyai pendapat yang berbeda dan beranggapan bahwa SOA merupakan Funding Mechanism yang dianggap efektif dalam upaya mencari dana bantuan bagi para korban banjir Jakarta, terjadilah SOA untuk banjir Jakarta yang terregristrasi di CI dengan Nomor: 04/2007.
b. Mengamati masuknya sumbangan dan penggunaannya: Setelah Urgent Appeal dikirimkan oleh Support Unit Karina-KWI, maka sumbangan mulai diterima dan disalurkan kepada yang membutuhkan.
c. Memfasilitasi kebutuhan para anggota Caritas dan para mitra Karina-KWI.
d. Membuat laporan kegiatan tanggap bencana banjir kepada para donator.
Kegiatan pada masa tanggap bencana ini yang meliputi penyelidikan awal kebutuhan para korban banjir di beberapa tempat yang dilanda banjir untuk mengetahui kebutuhan nyata, mendesak, dan sangat dibutuhkan oleh para korban, pencatatan daftar kebutuhan yang mendesak dan sangat dibutuhkan oleh para korban, menulis proposal tanggap bencana kepada para anggota Caritas, melakukan proses tender dan memutuskan bersama dengan LDD, CM, dan Support Units Karina-KWI, perencanaan kegiatan, pendistribusian barang bantuan kepada para korban, pencatatan daftar penerima bantuan, merekapitulasi catatan daftar penerima bantuan, dan melaporkan kegiatan tersebut kepada para donatur. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan selama 6 bulan yang dimulai pada awal bulan Februari 2007 sampai dengan bulan Agustus 2007.
Pelaksanaan Kegiatan
Untuk kegiatan bantuan banjir ini, Karina KWI mendapatkan bantuan dana dari beberapa lembaga donor asing yang juga anggota Caritas Internasional untuk pengadaan barang-barang bantuan. Sebelumnya diadakan proses tender dengan 3 perusahaan penyedia barang yang kemudian akan diputuskan oleh manajemen Karina KWI. Pihak yang diputuskan untuk menyediakan barang selanjutnya akan mengirimkan barang-barang tersebut ke gedung KWI untuk diperiksa dan keperluan administrasi. Selanjutnya barang-barang bantuan tersebut akan dikirimkan kepada atau diambil oleh 3 organisasi setempat yang menjadi rekan pelaksana (implementing partners) yaitu Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD-KAJ), Ciliwung Merdeka (CM) dan Nahdliyin Disaster Response (NDR).
1. Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD-KAJ)
Bersama mereka, Karina KWI membantu para korban dalam bentuk pengadaan bantuan tersebut di atas. Karina KWI bekerja sama dengan LDD-KAJ, yang dipimpin oleh Romo Ignatius Swasono, SJ, dalam memberikan bantuan kepada para korban melalui paroki-paroki yang ada di Jakarta yang juga terkena banjir. Selain melalui paroki-paroki, bantuan juga disalurkan melalui komunitas-komunitas LDD-KAJ yang sudah didampingi sejak lama.
2. Ciliwung Merdeka (CM)
Organisasi yang berbasis masyarakat pinggiran Jakarta ini juga bekerja sama dengan Karina KWI dalam menyalurkan bantuan kepada masyarakat korban banjir. Daerah yang menjadi basis mereka adalah Bukit Duri, yang penduduk-nya tinggal di pinggiran sungai Ciliwung. Daerah ini memang rawan ketika terjadi banjir dan memang sudah menjadi daerah dampingan CM sejak dulu. Dalam penyaluran bantuan, CM bekerja sama dengan para tokoh masyarakat setempat. Selain Bukit Duri, CM juga menyalurkan bantuan ke wilayah-wilayah:
Memasuki masa rehabilitasi, CM juga menjalin kerjasama dengan Caritas Spain untuk pemberdayaan masyarakat dan Trocaire (Caritas Irlandia) untuk masalah pengolahan sampah. Program-program ini mulai dilaksanakan tahun ini sampai dengan tahun 2008.
3. NDR – Nahdliyyin Disaster Response
Organisasi tanggap bencana yang tumbuh di kalangan komunitas Nahdlatul Ulama (NU) ini juga dengan sigap membantu para korban banjir. Sehari-harinya Karina KWI berhubungan dengan NDR melalui Sdr. Muhammad Fadlilah (Fadil) dan Sdri. Nuril Hilaliyah (Nuril). Bersama mereka, Karina KWI membantu para korban banjir dalam bentuk beras, peralatan sekolah dan susu. Bantuan ini disalurkan dengan bantuan relawan-relawan mereka, tokoh masyarakat dan alim ulama di daerah setempat yang juga menjadi korban banjir. Wilayah pelayanan mereka meliputi Plumpang – Kalipasir – Matraman – Kramat Jati – Petogogan – Tebet – Pejambon.