Program renovasi sekolah dilaksanakan di daerah pelayanan LPMP, yaitu di kecamatan Sampoiniet. Daerah Sampoiniet merupakan daerah konflik dan juga terkena bencana tsunami. Daerah ini terletak diantara bukit-bukit berada di pinggir pantai. Sebelum konflik antara pemerintah RI dan GAM terjadi, Sampoiniet merupakan daerah padat penduduk karena adanya transmigran dari pulau Jawa. Namun, dengan adanya konflik, maka keadaan mulai tidak aman dan penduduk mulai mencari tempat lain. Bencana tsunami yang melanda daerah ini juga menyebabkan semakin berkurangnya penduduk disini. Hal ini menyebabkan jumlah anak dan guru semakin sedikit, yang secara tidak langsung menyebabkan sekolah-sekolah di daerah ini menjadi tidak terurus. Sementara perhatian lembaga-lembaga lain tidak ada dan pemerintah daerah sendiri mengalami keterbatasan dana untuk pembangunan.
SD UPT 4 dan SD Arongan merupakan contoh sekolah yang memiliki kondisi memprihatinkan. Kedua sekolah ini terletak di daerah terpencil dan sulit dijangkau. Dari lantai, atap, dinding dan bangku sekolah keadaannya sangat rusak dan tidak aman bagi anak-anak yang belajar disana. Oleh sebab itu atas permohonan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Calang melalui LPMP, PKR KWI memberikan bantuan untuk merenovasi sekolah tersebut agar murid dan guru dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan lebih nyaman.
Renovasi gedung sekolah ini dimulai pada bulan Agustus 2008 sampai bulan Oktober 2008. Penerima manfaat dari program ini adalah guru dan murid SD UPT 4 dan SD Arongan. Saat ini, SD UPT 4 memiliki 1 guru yang berstatus PNS, 3 guru bantu dan 30 murid. Sedangkan SD Arongan memiliki 2 guru dan 24 murid. Proses renovasi sekolah ini dilaksanakan dibawah koordinasi LPMP. Dalam melaksanakan renovasi, LPMP tidak memakai kontraktor khusus, namun diserahkan kepada masyarakat setempat untuk memperbaiki gedung sekolah mereka. Sedangkan LPMP menyediakan bahan baku yang dibutuhkan, misalkan sen, kayu, paku, semen, bata dan sebagainya. SD Arongan yang terletak di desa Mata-Ie hanya memiliki satu buah ruang besar yang dibagi-bagi sehingga menjadi 4 kelas yang kondisinya sangat buruk.
Renovasi yang dilakukan untuk SD ini meliputi perbaikan dinding dan sekat, penggantian bangku sekolah serta menggadaan almari kelas. Selain itu, juga akan dibangun satu ruang tambahan untuk ruang guru. Awalnya, ada dua ruang tambahan yang akan dibangun. Namun, karena keterbatasan lahan yang dimiliki oleh desa, maka hanya dapat dibangun satu ruangan yang disepakati akan difungsikan sebagai ruang kelas.
Sedangkan, pada SD UPT 4 awalnya akan dilakukan perbaikan sekat dan bagian dalam ruangan gedung sekolah, serta memadatkan tanah di bagian depan dan belakang sekolah yang tergenang air. Namun, kondisi atap sekolah sudah sangat rusak dan jika jatuh sewaktu-waktu bisa menimpa anak dan guru yang ada di dalamnya. Maka, pemadatan tanah yang tergenang air di sekitar sekolah tersebut tidak dilakukan dan dananya dialihkan untuk memperbaiki atap. Selain itu, plafon, sekat antar kelas, dan lantai gedung juga diperbaiki.
Renovasi tetap dilakukan dengan maksimal dengan keterbatasan yang ada dan dipertimbangkan dengan teliti aspek prioritasnya. Proses renovasi selesai pada bulan Oktober 2008. Dengan adanya renovasi sekolah ini diharapkan siswa dapat belajar lebih baik dan transfer ilmu dari guru juga lebih baik. Akhirnya, mutu siswa dan sekolah dapat ditingkatkan.
Untuk melakukan renovasi sekolah ini, PKR KWI memberikan dana sebesar Rp. 190.138.400 yang akan digunakan untuk renovasi SD Arongan sebesar Rp. 85.708.400 yang digunakan untuk membelian material antara lain semen, batu bata, papan, kayu dll dan untuk renovasi SD SP 4 sebesar Rp. 104.430.000 yang digunakan untuk pembelian material, mobiler sekolah, ongkos tukang dan transportasi material.