Friday, March 13, 2009

Kerja di negeri orang, ketika terkena musibah dibuang pulang

Mohamad Yunus, pria berusia 35 tahun asal Kampung Cierang Kidul, Desa

Laladon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor, adalah mantan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Serawak Malaysia.

 

Yunus mengalami kecelakaan sewaktu bekerja di Malaysia. Yunus  sempat dirawat dirumah sakit di Serawak selama 20 hari. Ketika mendapat kecelakaan, Yunus dibawa oleh temannya yang bekerja satu perusahaan dengannya di klinik dekat kongsi. Namun karena lukanya sangat parah maka dirujuk ke rumah sakit Sibu Serawak. Di rumah sakit tersebut Yunus akhirnya di amputasi tangannya sebatas bahu. Dengan kondisi yang demikian Majikan maupun Agennya tidak pernah menjenguk maupun memberikan biaya perawatan, padahal gajinya belum dibayarkan selama 6 bulan. Karena dirumah sakit tidak ada yang bertanggung jawab, para dokter melaporkan pada Kepolisian Diraja Malaysia bahwa di rumah sakit Sibu ada pendatang haram yang sedang dirawat, padahal Yunus mempunyai dokumen lengkap.

 

Dalam kondisi yang belum pulih betul Yunus  ditangkap dan di bawa ke kantor polis. Yunus  ditahan selama 4 hari dan dipindahkan ke penampungan lain sejak bulan Oktober 2008 sampai dipulangkan tanpa mendapatkan perawatan medis. Dengan kondisi yang masih lemah ia dipulangkan lewat Etikong bersama 13 TKI lainnya.

 

Rencananya, setibanya di Indonesia, Yunus akan dipulangkan ke daerah asalnya. Namun karena ia belum siap bertemu dengan keluarga dalam keadaan cacat, maka untuk sementara ia tinggal di rumah Peduli Buruh Migran. Kondisinya kesehatannya sendiri belum juga membaik. Yunus masih butuh perawatan khusus karena masih merasa nyeri di bagian tangannya yang putus. Oleh sebab itu, Sdri Lili sebagai koordinator dari Peduli Buruh Migran mengajukan permohonan ke PKR KWI untuk membiayai perawatan medis Yunus.

 

Setelah permohonannya disetujui, Yunus kemudian dibawa ke dokter Bethesda yang bertugas di Balkemas Rumah Sakit Carolus, Jakarta. Dokter kemudian menyarankan Yunus untuk memeriksakan darah dan urinenya di laboratorium, serta melakukan rontgen.  Setelah diperiksa, ternyata hasilnya semua baik. Yunus hanya butuh dampingan dari psikolog karena sering merasa tangannya masih ada. Oleh sebab itu, Peduli Buruh Migran kemudian meneruskan untuk mendampingi Yunus sampai benar-benar siap kembali ke keluarganya.