Pada bulan Maret 2009, PKR KWI membantu sekitar 400 korban Lapindo yang datang ke Jakarta untuk mencari keadilan atas tanah dan rumah mereka yang hilang akibat pengeboran lumpur. Mereka adalah para Korban Lumpur Lapindo yang datang dari empat desa di Sidoardjo. Diantaranya Desa Siring, Porong, Tanggulangin dan Renokenongo. Para korban ini datang ke Jakarta dengan modal nekat, karena sudah tidak tahan dengan penguluran waktu yag terus menerus dari Lapindo. Mereka datang dengan kereta ekonomi Surabaya - Jakarta, terdiri atas pria dewasa, wanita, lansia dan anak-anak.
Selama di Jakarta, para korban ditampung di tiga tempat, yaitu kantor YLBHI, KontraS dan Komnas HAM. Namun, karena mereka sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak selama di Jakarta, maka Sdr Paring Waluyo selaku koordinator korban mengajukan bantuan kepada beberapa lembaga sosial. Diantaranya adalah PKR KWI.
Melihat perjuangan mereka yang tak kenal lelah, akhirnya PKR KWI menyetujui permohonan yang diajukan. Bantuan yang diberikan oleh PKR KWI kepada korban Lapindo ini adalah:
1. Bantuan logistik, memberikan nasi bungkus untuk makan siang/malam para korban sebanyak lima kali.
2. Bersama Perdhaki dan tim relawan BRK, memberikan pelayanan kesehatan untuk menjaga kondisi para korban tetap prima selama berjuang di Jakarta. Pelayanan Kesehatan meliputi pendataan, pemeriksaan tekanan darah, konsultasi kesehatan dan pemberian obat.
3. Membiayai perawatan Ibu Supiati, korban yang kondisinya melemah setelah beberapa hari di Jakarta. Ibu Supiati akhirnya dirawat di RS Sint Carolus sampai sembuh.
Selain itu, PKR KWI juga membantu korban dengan menghimpun pertolongan dari lembaga-lembaga sosial lainnya, diantaranya Yayasan Asti Dharma, yang juga memberikan bantuan makanan untuk para korban.