#Kisah-Kisah dari Program Eksposure Belarasa 2018 (18)
Hari ini, Kamis (12/7/2018) aku kembali mendapat
berita duka dari BP3TKI yakni kedatangan jenazah atas nama GSM asal Baniona RT
04 RW 02 Desa Klukengnuking Kec Wotan Ulumado Kabupaten Flores Timur, Nusa
Tenggara Timur. Aku segera berkemas dan mengeluarkan sepeda motor
menuju Kargo Bandara El Tari Kupang tanpa Suster Laurentina PI. Aku meminta
izin kepada salah satu suster yang ada di biara untuk mengajak calon suster,
Delti dalam karya Pelayanan Kargo kali ini.
Tentu saja Delti sangat senang karena bisa melihat
dunia di luar biara. Aku dan Delti melesat ke Bandara pada pukul 12.00 WITA dan
mendapati suasana di Kargo sangat ramai dan penuh sesak. Ternyata tak hanya
jenazah PMI yang akan tiba siang ini, melainkan jenazah yang datang dari
Denpasar Bali karena penyakit. Pihak keluarga besarnya sudah menanti dan segera
berlalu dari Kargo membawa jenazah ke rumah duka.
Setelah menunggu selama kurang lebih 2 jam, jenazah
akhirnya tiba. Namun tak ada satupun keluarga yang datang menjemput jenazah GSM
seperti ketika menjemput jenazah yang dari Bali. Berdasarkan keterangan
tertulis pada surat kematian, kuketahui bahwa pria kelahiran Danang 28 Januari
1960 ini dikabarkan meninggal karena mengalami kecelakaan kapal di Perairan Penawar,
Bandar Penawar Johor, pada 4 Juli 2018 pukul 14.40 WITA dan akan dijemput oleh
saudaranya ASK.
Jenazah GSM tiba di pindahkan dari kereta Kargo ke ambulans untuk dibawa ke RSUD W.Z. Yohanes Kupang, NTT |
Jenazah kemudian disambut dengan doa oleh Mama pendeta
Ina, perwakilan BP3TKI dan beberapa teman relawan jaringan Koalisi Migran NTT.
Setelah itu jenazah dipindahkan menggunakan mobil ambulans dari BP3TKI untuk
menginap selama satu malam di RSUD W.Z. Yohanes Kupang.
Pada malam hari, aku dan Delti kembali datang ke RSUD
W.Z Yohanes Kupang untuk mendoakan jenazah. Seperti biasanya, kalau tidak ada
suster maupun pater, maka doa akan dipimpin oleh Mama Pendeta Ina. Saat tiba di
lokasi, kami berjumpa dengan teman-teman satu kampung si jenazah yang sama
sekali tidak mengenal jenazah. Mereka mengaku mendapat kabar dari facebook teman satu kampungnya dan
berinisiatif segera datang ke RSUD untuk mendoakan jenazah dan menjaga
semalaman hingga pemberangkatan ke Maumere pada besok, Jumat (13/7/2018) pukul
10.00 WITA.
Kami hanya bisa memanjatkan doa dan berharap semoga
arwahnya bisa berbahagia dalam pangkuan Allah Bapa di surga dan keluarga yang
sedang menunggu kedatangannya di kampung halaman dapat menerima peristiwa
kedukaan dengan lapang dada. Usai berdoa, kami meninggalkan jenazah dan
berpamitan dengan teman sekampungnya yang akan menjaga jenazah.
Aku dan Delti kembali melanjutkan tugas misi untuk
memberangkatkan jenazah GSM pada Jumat (13/7/2018) pukul 09.30 WITA. Tentu saja
sebelum peti jenazah dari RSUD W.Z. Yohanes Kupang tiba, kami sudah harus
berada di Kargo Bandara El Tari Kupang menyambutnya untuk kemudian memberangkatkannya.
Sebelum peti jenazah masuk ke dalam mesin X-Ray,
Suster Laurentina menyusul kami dengan membawa serta teman-temannya dari Jepang
dengan mengendarai mobil carteran di Kargo. Kedua temannya yang merasa tertarik
dengan pulau Timur dan sedang menghabiskan masa liburannya di Tanah Karang
memutuskan untuk ikut mendoakan jenazah di Kargo.
Suster Laurentina PI segera memimpin doa untuk keselamatan arwah
GSM sambil memegang peti yang sudah di wrapping.
“Ya Tuhan,
semoga arwah GSM mendapatkan tempat yang terbaik disisi-Mu, semua keluarga yang
berduka diberikan penghiburan dan semoga seluruh proses ke daerah asal berjalan
dengan lancar tanpa halangan apapun,” ujarnya sambil menutup dengan Doa Bapa
Kami dan 3 kali Salam Maria.
Usai berdoa, Suster Laurentina PI dan temannya
melanjutkan perjalanan ke Kolbano, sementara aku dan Delti masih menunggu
hingga jenazah hingga lulus dari mesin X-Ray.
Salah satu teman sekampung si jenazah, Dedi mengaku
bahwa usai berdoa bersama di Rumah Sakit Yohanes Kupang pada (14/7), masih
banyak orang yang datang untuk melayat.
“Tadi malam
ketika selesai berdoa, masih banyak yang datang melayat. Ada Wakil Bupati
Flores Timur, Agus Boi yang kebetulan berada di Kupang, anggota PMKRI Kupang,
anggota Perkumpulan Mahasiswa Wotan Olmado dan beberapa kader Partai Golkar,”
jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa Wakil Bupati Flores Timur,
membelikan makanan kepada semua anak muda yang menjaga jenazah GSM di rumah
sakit. Menurutnya hal ini merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah
terhadap warganya.
Ada perasaan lega bagiku ketika mendengar pengakuannya
yang sangat polos. Perbincangan kami terhenti ketika peti jenazah hendak
dipindahkan ke mesin X-Ray. Setelah seluruh peti lulus masuk kedalam mesin
X-Ray maka ami berpamitan satu dengan yang lainnya.
Aku hanya berharap semoga penerbangan ke daerah
asalnya lancar dan keluarga yang sudah menungu kedatangan jenazah ikhlas dengan
peristiwa duka dan segera dipulihkan dari kedukaan yang mendalam. Semoga.
***