Hari
ini, Jumat (24/8/2018) aku dan Suster Laurentina PI menjemput jenazah PMI atas
nama LN (54) yang merupakan jenazah ke-30 yang kujemput selama aku mengemban
tugas perutusan di Kota Karang ini. Angin dingin yang berhembus tak
menghentikan langkah kami untuk setia menjemput dan mendoakan jenazah yang
diinformasikan tiba pada pukul 22.00 WITA.
Sesampainya
di Kargo pada pukul 21.30 WITA, belum ada anggota dari BP3TKI yang muncul.
Hanya saja Oma Pendeta Emmy dan seorang fotografer jurnalis dari Jakarta sudah
duduk manis menunggu di ruang jenazah kargo. Kargo sangat sepi. Tak lama
kemudian, ada segerombolan pemuda yang mengaku dari Ikatan Mahasiswa Cibal
Manggarai yang berdomisili di Kupang. Mereka datang khusus untuk mendoakan
jenazah. Tak lama kemudian datang juga anggota ikatan Masyarakat Cibal yang terdiri
dari orangtua yang berdomisili di Kupang.
“Meskipun kami tidak
terlalu mengenal jenazah, namun kami tetap datang sebagai saudara seiman dan
sama-sama dari daerah asal,” ujarnya salah seorang pemuda.
Menurut
salah seorang bapak yang juga anggota dari Ikatan Masyarakat Cibal ini, jenazah
sudah meninggalkan kampung halaman dan bekerja di Malaysia selama kurang lebih
17 tahun.
“Setahu saya, ia
meninggalkan 3 orang anak yang ketiganya sudah besar dan ada yang sudah mau
menikah lagi. Kasihan sekali bapak itu tidak bisa hadir dihari bahagia anaknya,
padahal sudah lama sekali ia tidak pernah pulang,” ujar seorang bapak yang
sedari tadi mendengar pembicaraan kami.
Ikatan Mahasiswa Cibal Manggarai memindahkan peti jenazah LN dari kereta kargo ke ambulans |
Menurutnya,
semenjak almarhum LN meninggalkan isterinya, RA (48) di kampung halaman, tak
ada kabar mengenai keberadaannya. Merasa ditinggalkan untuk selamanya tanpa
komunikasi dan kejelasan, sang isteri memutuskan untuk kembali ke kampung
halamannya di Desa Ranggi Kec Wae Ri’i Kab Manggarai. Sementara ketiga anaknya
masih setia berada di kampung di Teru, Pagal, Cibal Manggarai, RT 1 RW 01. Tak
banyak yang diketahui mereka tentang jenazah yang akan mereka jemput ini.
Ketika
BP3TKI menunjukkan dokumen jenazah, kami secara sepintas melihat dan mengetahui
informasi lebih dalam mengenai penyebab dan kronologi kematian korban PMI.
Berdasarkan
surat kuasa diketahui bahwa pihak yang mengurus pemulangan jenazah dari
Malaysia menuju ke kampung halaman isterinya di Wae Ri’i ialah sepupu kandung
dari jenazah, YR.
Pada
lembar lain, terdapat keterangan dari Polis Diraja Malaysia yang berisikan
pernyataan majikannya, Brendan Low Chin Yong, yang beralamat di Masranti
Plantation SDN BHD Harn Len Pelita Bagunan
SDN BHD Kuching Office Wisma Harn Len, tentang kronologi kematian
jenazah. Menurut pengakuannya, sebelum meninggal almarhum mengeluh sakit pada
Minggu (19/8/2018) pukul 11.00 p.m. menanggapi keluhan dari pekerjanya,
majikannya segera membawanya ke Klinik Kesehatan Balai Ringin. Namun ketika
sampai di klinik, almarahum dinyatakan sudah meninggal dunia tanpa diketahui
penyebabnya dan segera dibawa ke Rumah Sakit Senan.
Pada
keterangan lain, terdapat pernyataan dari pihak keluarga (isteri dan juga
sepupunya) yang berisi tidak menyetujui untuk dilakukan otopsi pada jenazah
yang ditandatangani pada Senin (20/8). Lembar surat dari KJRI (Konsulat
Jenderal Republik Indonesia) kemudian mengeluarkan izin pengurusan pemulangan
jenazah oleh majikannya ke kampung halaman di Flores.
Dari
dokumen diketahui kronologi pemulangan jenazah yang dibawa pulang ke Indonesia
pada Jumat (24/8). Jenazah dikemas dengan ketentuan penerbangan internasional
dan dibawa dengan menggunakan jalan darat dari Serian keperbatasan
Tebedu-Entikong. Dari Entikong menggunakan mobil ambulans KB 1392 HV ke
Pontianak, dari Pontianak ke Surabaya dengan Lion Airlines JT839 pukul 14.15 WITA
dan dari Surabaya ke Kupang dengan JT 696.
Rencananya,
jenazah akan menginap satu dua malam di garasi ambulans RSUD W.Z. Yohanes Kupang sebelum
diterbangkan ke Maumere pada Minggu (26/8). Romo Adnan Pr, Suster Laurentina
PI, Oma Pendeta Emmy dan semua orang yang menaruh perhatian kepada jenazah
menyambutnya dalam doa secara katolik di depan gerbang kargo. Setelah itu, jenazah segera di bawa oleh
rombongan pada pukul 24.00 WITA ke RSUD Yohanes Kupang.
Jenazah LN di doakan oleh kaum religius di garasi RSUD W.Z. Yohanes Kupang NTT |
Kami
sepakat untuk mendoakan jenazah secara bersama pada Sabtu (25/8) sore di ruang
jenazah RSUD Yohanes Kupang. Semoga
jenazah dapat beristirahat dengan tenang dalam cahaya abadi bersama Bapa di
surga dan keluarga diberikan ketabahan.
***