Friday, September 24, 2010

Derita Ibu Samsini








Slamet, salah satu orang terbuang








Kisah Orang Terbuang Penderita AIDS

Pada minggu ketiga bulan September, Sahabat Insan membantu orang terbuang yang terinfeksi HIV / AIDS akibat ditipu oleh calo tenaga kerja. Sebutlah orang itu bernama Kiara (nama samaran)

Kiara diajak bekerja di Malaysia oleh seorang calo tenaga kerja dari Cimahi. Ia dijanjikan untuk bekerja di Kuala Lumpur sebagai pembantu rumah tangga dengan gaji 600 RM. Tahun 2007 ia diberangkatkan ke Jakarta dan langsung dibawa ke Tanjung Pinang. Ketika itu usia Kiara baru genap 21 tahun. Sesampai di Tanjung Pinang, ia dibuatkan dokumen palsu dengan memakai alamat di Tanjung Pinang. Setelah semua dokumen siap, Kiara bersama 13 temannya dibawa ke Malaysia dengan menggunakan kapal Ferry. Di pelabuhan Pasir Gudang, ia langsung dijemput oleh seorang agen dan dibawa ke penampungan sementara.

Setelah satu minggu di penampungan, Kiara dibawa ke hotel dan dipaksa untuk melayani para lelaki hidung belang. Malam itu, Kiara baru mengetahui bahwa dirinya telah dijual sehara 3000 RM untuk membayar semua hutang-hutangnya. Ia tidak berani berontak karena ancaman dari bosnya bahwa ia akan dipenjarakan jika tidak menurut.

Pada bulan Juli 2010, kondisi Kiara mulai kelihatan tidak sehat, sering pusing, berat badannya menurun, batuk-batuk dan gatal di sekujur tubuhnya. Hasil tes di laboratorium menunjukkan ia terinfeksi HIV bahkan sudah AIDS (saat ini kondisinya: mulut sudah penuh jamur, sekujur tubuhnya gatal-gatal, rambut rontok, batuk darah dan susah berbicara).

Karena kondisi tersebut, ia dibuang oleh bos-nya di perkebunan. Setelah terlunta-lunta beberapa lama, ia akhirnya dipulangkan ke Tanjung Priok pada tanggal 8 September bersama 304 TKI lainnya. Karena kondisinya sangat lemah, oleh Peduli Buruh Migran ia dibawa ke RS Polri Kramat Jati, dan masih dirawat sampai hari ini.



(Berdasarkan penuturan kawan Kiara)

Thursday, September 23, 2010

Proses Pemakaman Pujiono

Dibawah ini gambar-gambar proses pemakaman Pujiono, anak usia 14 tahun yang menjadi korban perdagangan manusia. Remaja tersebut awalnya dijanjikan untuk disekolahkan, namun malah dijual dan dipekerjakan dengan beban kerja yang sangat berat. Hal tersebut membuat dia sakit-sakitan dan akhirnya meninggal. Pada tanggal 19 Juli 2010, jenazahnya dimakamkan di kampung halamannya di Lampung.