Friday, November 25, 2022

Donasi Untuk Korban Gempa Cianjur

Uluran kasih untuk para korban Gempa Cianjur dapat disalurkan ke rekening berikut ini. Dana akan dikelola oleh "Konferensi Indonesia Untuk Agama" (Conference on Religion and Peace) untuk memberi pertolongan bagi pendidikan anak-anak yang menjadi korban bencana ini.



Thursday, October 6, 2022

Turnamen Golf Untuk Pembangunan Rumah Singgah di Kupang, NTT

Tanggal 4 Oktober 2022, Sahabat Insan bekerja sama dengan Komunitas Gua Maria Kana (KGMK) melaksanakan penggalangan dana bagi pembangunan rumah singgah dan kantor JPIC di Kupang, Nusa Tenggara Timur, melalui penyelenggaraan Turnamen Golf di Jakarta Utara. Menurut koordinator acara Ibu Elly Halim, sedikitnya 147 umat Katolik, Buddha, Muslim dan Protestan serta pemeluk agama lain berpartisipasi dalam acara penggalangan dana tersebut, .

Panitia
 

Monday, September 19, 2022

Kutipan Pesan Paus Fransiskus untuk Hari Migran dan Pengungsi Sedunia ke-108

Kutipan-kutipan Pesan Paus Fransiskus untuk Hari Migran dan Pengungsi Sedunia ke-108 tanggal 25 September 2022: "Membangun Masa Depan Bersama Kaum Migran dan Pengungsi"




Friday, August 26, 2022

KAMPANYE BERSAMA DI MEDIA SOSIAL TENTANG HAK ANAK DI DUNIA DIGITAL

Dalam rangka Hari Anak Nasional 2022

Tahun ini, Sahabat Insan kembali bergabung bersama ratusan lembaga lainnya untuk melakukan kampanye bersama yang dilaksanakan oleh ECPAT bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Kementerian Komunikasi dan Informasi RI, META serta SiberKreasi. 
 

Thursday, August 25, 2022

Tips JAGO Agar Privasi Anak Tetap Aman di Media Sosial

Kampanye Bersama tentang Hak Anak di Dunia Digital Dalam Rangka Hari Anak Nasional 2022 (hari keempat)


Wednesday, August 24, 2022

Waspada Media Sosial Menjadi Sarana Eksploitasi Seksual Anak

Kampanye Bersama tentang Hak Anak di Dunia Digital Dalam Rangka Hari Anak Nasional 2022 (hari ketiga)


Tuesday, August 23, 2022

Dunia Makin Maju, Apa Peranku?

 Kampanye Bersama tentang Hak Anak di Dunia Digital Dalam Rangka Hari Anak Nasional 2022 (hari kedua)


Monday, August 22, 2022

Strategi Cerdas Bermain Games Online

Kampanye Bersama tentang Hak Anak di Dunia Digital Dalam Rangka Hari Anak Nasional 2022 (hari pertama)




Sunday, July 31, 2022

Pelatihan Dukungan Psikologi Awal Bagi Relawan Di Universitas Cendana

Permasalahan kekerasan pada perempuan dan anak terus meningkat dari tahun ke tahun. Data dari Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak menunjukkan adanya peningkatan kasus setiap tahunnya. Pada 2019, tercatat 17.132 kasus kekerasan pada perempuan dan anak. Angka ini meningkat dengan cukup signifikan pada 2021. Data Kemen PPA mencatat terdapat 21.755 kasus kekerasan pada perempuan dan anak. Peningkatan kasus yang terlihat pada data nasional tercermin pula pada peningkatan jumlah kasus pada data di provinsi NTT. Data kasus kekerasan pada anak dan perempuan di provinsi di NTT tercatat sebanyak 353 kasus pada 2019, 489 kasus pada 2020, dan meningkat pesat pada 2021 sebanyak 743 kasus.

Friday, July 29, 2022

Mendorong Agenda Interseksionalitas Migrasi, Ketenagakerjaan Dan Disabilitas Dalam Pembahasan G20

 Tak terasa presidensi Indonesia di G20 di tahun 2022 sudah separuh langkah. Namun apakah janji Indonesia untuk mengedepankan prinsip 'no one left behind', inklusifitas dan tidak melupakan kelompok-kelompok marginal dalam presidensi G20 ini sudah nampak? Harus diakui bahwa agenda G20 masih dominan pembahasan isu keuangan dan stabilitas ekonomi yang mainstream. Pembahasan aspek non ekonomi belum sampai mempengaruhi agenda utama. Padahal dengan mengusung agenda Pulih Bersama, Bangkit Perkasa di masa pandemi COVID-19, seharusnya perspektif kelompok marginal yang paling terdàmpak pandemi COVID-19 adalah yang utama.

C20 sebagai engagement group G20 mewakili masyarakat sipil berupaya mendorong agar perspektif kelompok marginal tidak semakin terpinggirkan oleh agenda prioritas G20. Untuk memastikan suara mereka terus didengar, dalam event Policy Dialoguè C20 ini, pada hari Rabu tanggal 27 Juli 2022 jam 09.00 - 13.00 WIB, Working Group SDGs dan Humanitarian C20 Indonesia menggelar Side Event bertajuk "Mendorong agenda interseksionalitas migrasi, ketenagakerjaan dan disabilitas dalam pembahasan G20”.


Tuesday, July 26, 2022

Sarasehan Budaya Program Perlindungan Saksi Dan Korban Berbasis Komunitas Wilayah NTT

Kehadiran LPSK tidak lepas dari sebuah kesadaran kolektif akan tanggung jawab Negara untuk melakukan penegakan hukum dan pemenuhan Hak Asasi Mansusia di Indonesia dengan memberikan jaminan perlindungan terhadap saksi, korban, saksi pelaku, pelapor, dan ahli yang memiliki arti penting dala proses peradilan pidana. Upaya memperkokoh supremasi hukum dan menegakkan Hak Asasi Manusia ini tentu memiliki arti penting dalam penguatan demokrasi Indonesia.

Friday, July 22, 2022

Bakti Sosial Di Lokasi Bencana Alam Desa Fenun

Tanggal 16 Juli 2022, Suster Laurentina SDP, Romo Marcel, Romo Louis Montero, Jeni Laamo dan Kakak Lia berkunjung ke Oenlasi, Timor Tengah Selatan. Mereka membawa bantuan sosial berupa pakaian layak pakai dan sembako untuk dibagikan kepada korban terdampak bencana. Dari Kupang untuk bisa sampai ke Pastoran Paroki S. Fransiskus. X, Noetoko membutuhkan waktu kurang lebih lima jam perjalanan. Bantuan sosial ini dibawa menggunakan mobil Keuskupan PSE dan satu mobil pick up karena mobil jenazah (yang biasanya digunakan untuk membawa barang-barang) harus mengantar jenazah PMI yang hari ini tiba di Kupang, sehingga Suster memutuskan untuk menyewa satu mobil sehingga semua bantuan yang sudah disiapkan bisa dibawa dan dibagikan kepada korban bencana.

Wednesday, July 20, 2022

Sharing: Bunda Maria Mendampingi Anak Korban Kekerasan

Hari Minggu, 17 Juli 2022 pukul 19.00 WIB, Romo Ismartono, Direktur Sahabat Insan, menjadi salah satu narasumber dalam bincang-bincang: Bunda Maria Mendampingi Anak Korban Kekerasan. Seminar ini diadakan oleh Komunitas Persaudaraan Devosi Maria Jakarta, dalam rangkaian acara Rosario Triduum Bulan Juli 2022, dengan tema besar: Bunda Maria Mengasihi Anak-anak. Rangkaian doa ini dimulai pada tanggal 15 Juli 2022 dan hari ini memasuki hari ke-tiga. Selain Romo Ismartono, yang menjadi narasumber dalam acara ini adalah Sr. Kristina Fransisca, CP, Praktisi/Paralegal Human Trafficking & Volunteer KKP-PMP KWI, moderator Ibu Irene Sugiharto dan MC Lisa A Riyanto.   Rosario ini juga diadakan dalam rangka Hari Anak Nasional, yang jatuh pada tanggal 23 Juli nanti. Oleh itu acara ini juga melibatkan peran serta anak-anak. Acara ini diawali dengan Doa Rosario Peristiwa Mulia dengan intensi doa sesuai dengan tema di atas.  

23 Juli mendatang akan diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Dan bila mengutip Pedoman Hari Anak Nasional tahun 2021, yang dipublikasikan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, peringatan Hari Anak Nasional merupakan momentum yang penting yang menggugah kepedulian dan pasrtisipasi dari seluruh komponen bangsa Indonesia dalam menjamin  pemenuhan hak anak atas hak hidup, tumbuh berkembang dan berpastisipasi secara wajar sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.  

Friday, July 15, 2022

Infografis Data Jenazah Pekerja Migran dan Antar Propinsi dari NTT Bulan Januari - Juni 2022

 


Memasuki bulan ketujuh di tahun ini, Pelayanan Kargo Bandara El-Tari Kupang membuat infografis data jenazah enam bulan tahun 2022. Infografis data jenazah dibuat oleh Kakak Decky dari Rumah Harapan, menggunakan aplikasi Canva premium.

Thursday, July 14, 2022

Pertemuan Online dengan IOM dan Komnas Perempuan dan HAM

PELUNCURAN DAN DISEMINISASI “MENJAGA PELITA ASA: PRAKTIK BAIK PERLINDUNGAN BERBASIS KOMUNITAS BAGI ANAK PEKERJA MIGRAN YANG DITINGGALKAN BERMIGRASI”

Hari Selasa tanggal 5 Juli  diadakan webinar yang diselenggarakan oleh IOM Indonesia dalam rangka peluncuran dan diseminsasi, “Menjaga Pelita Asa: Praktik Baik Perlindungan Berbasis Komunitas Bagi Anak Pekerja Migran yang ditinggalkan Migrasi"  



Peluncuran dan diseminisasi adalah sebuah panel diskusi yang membahas tentang perubahan dan situasi krisis pandemic Covid-19 yang turut serta merta mempengaruhi migrasi pekerja migran dan anggota keluarga lainnya. Di antara keluarga yang tertinggal, anak mungkin merupakan salah satu kelompok yang paling terkena dampak karena sering kali tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, padahal tumbuh kembang mereka membutuhkan dukungan dan kasih sayang dari kedua orangtua. Melalui wawancara dengan anak-anak pekerja migran, berbagai aktor, organisasi serta individu, IOM melalui dukungan dari KOICA mengembangkan publikasi dan film semi-dokumenter singkat untuk mendokumentasikan pengalaman, inisiatif yang telah ada, serta praktik baik ditingkat komunitas mengenai kondisi anak pekerja migran yang ditinggalkan migrasi.

Wednesday, July 6, 2022

Aksi Damai 1000 Lilin Untuk Korban Kemanusiaan

Tanggal 2 Juli 2022 pukul 18.00 diselenggarakan  kegiatan Aksi Damai 1000 Lilin Bagi Korban Kemanusiaan yang dilaksanakan di depan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur. Aksi ini digelar untuk menentang putusan bebas majikan Adelina Sau/Adelina Lisao sekaligus memperingati Hari Anti Penyiksaan Dunia. Adelina Sau/Adelina Lisao adalah seorang PMI asal Desa Abi, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga di Malaysia. Ia disiksa dan diperlakukan seperti binatang oleh majikannya, Ambika MA Shan di Malaysia hingga kemudian meninggal dunia secara mengenaskan pada 11 Februari 2018. Proses persidangan terhadap majikan Adelina berlangsung tarik ulur di Malaysia hingga pada 23 Juni 2022 Mahkamah Tinggi Malaysia menjatuhkan putusan bebas pada majikannya. Berbeda dengan proses peradilan di Indonesia sindikatnya malah telah terpenjara. Dalam kegiatan hari ini Jeni Laamo, relawan Sahabat Insan, dipercayakan sebagai pemandu acara. Sebelum acara dimulai, dinyanyikan lagu-lagu perjuangan untuk menambah semangat ratusan peserta aksi yang hadir di sana.  

Tuesday, June 28, 2022

Siaran Pers Bersama Atas Putusan Bebasnya Majikan Adelina Lisao



SIARAN PERS BERSAMA
KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK KEADILAN BAGI ADELINA

PUTUSAN BEBAS BAGI MAJIKAN ADELINA MELUKAI RASA KEADILAN

Kamis lalu, 23/06/2022 merupakan hari yang kelam bagi keadilan pekerja migran Indonesia, dimana setelah empat tahun proses hukum terhadap kasus Adelina Lisao yang mengalami penyiksaan secara keji oleh majikannya hingga meninggal dunia, Mahkamah Persekutuan Malaysia mengesahkan pembebasan majikan Adelina Lisao. Majelis hakim yang beranggotakan Vernon Ong Lam Kiat, Harmindar Singh Dhaliwal, dan Rhodzariah Bujang menolak permohonan jaksa penuntut umum untuk menggugurkan putusan Mahkamah Tinggi. Dalam putusannya, Hakim Vernon, yang mengetuai majelis hakim, mengatakan Pengadilan Tinggi telah mengeluarkan putusan dengan benar dalam membebaskan majikan Adelina Lisao, Ambika MA Shan. Hakim Vernon mengatakan jaksa penuntut umum harus memberikan alasan mengapa mengajukan permohonan Discharge Not Amounting To Acquittal (DNAA). Menurutnya, DNAA hanya boleh diberikan jika ada alasan valid yang diberikan pihak jaksa. Putusan Mahkamah Persekutuan ini membuat Ambika bebas murni dan tidak bisa didakwa pidana atas kematian Adelina. 

Adelina Lisao lahir di Abi, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, pada tahun 1998. Pada umur 15 tahun, Juni 2013, ia berangkat ke Malaysia pertama kali dengan visa pelancong melalui sponsor perorangan. Di Indonesia, umurnya dipalsukan menjadi 21 tahun dan mengaku berasal dari Medan, Sumatera Utara. Setiba di Kuala Lumpur, Malaysia, majikan Adelina mengkonversi visa kunjungan singkatnya menjadi izin kerja sebagai PRT selama setahun. Setelah izin habis, Adelina pulang ke Indonesia. Tapi, tiga bulan kemudian, Adelina kembali ke Malaysia menggunakan visa turis, dan bekerja untuk Jayavartiny Rajamanickam (anak dari Ambika) di Penang. Di situ, Adelina bekerja sebagai PRT secara ilegal karena majikan tidak mengurus izin kerja, asuransi dan kontrak kerja. 

Empat tahun berlalu, tepatnya 10 Februari 2018, Kepolisian Seberang Perai Tengah menyelamatkan Adelina dari penyiksaan dan membawanya ke rumah sakit setelah mendapatkan informasi dari para tetangga yang mendengarnya mengerang kesakitan. Saat dievakuasi petugas, Adelina disebut mengalami kurang gizi, luka-luka parah (tangan dan kaki penuh luka bakar, wajah bengkak), dan ketakutan. Adelina bahkan disebut hampir tidak bisa berjalan dan diduga dipaksa tidur di beranda rumah bersama anjing majikannya. Keesokan harinya, Adelina dinyatakan meninggal dunia, dengan dugaan Ambika melakukan penganiayaan. 

Wednesday, May 25, 2022

Pelatihan Menulis Berita Bersama Youth Task Force Zero Trafficking Network (YTF ZTN)

Hari Sabtu tanggal 21 Mei 2022, Jeni menghadiri pertemuan dengan Youth Task Force Zero Trafficking Network (YTF ZTN), yang kali ini mengadakan Pelatihan Menulis Berita Sederhana dengan pemateri Romo Agus Duka, SVD.

Menurut penjelasan Romo Agus Duka, berita adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Fungsinya adalah menginformasikan dengan tujuan untuk membangkitkan kesadaran. Secara definisi, berita (news) adalah peristiwa (event) yang dilaporkan. Bila belum dilaporkan, ia masih merupakan peristiwa yang disaksikan oleh pelapor/reporter.

Sunday, May 15, 2022

SOSIALISASI TPPO DI PRA NOVISIAT CLARETIAN

Hari Jumat 13 Mei 2022, Jeni dan Suster Laurentina, SDP memberikan sosialisasi tentang Anti Human Trafficking di Pra Novisiat Claretian. Untuk sosialisasi hari ini, Jeni membawakan materi tentang media sosial, sedangkan Suster menjelaskan tentang Perdagangan Manusia dan Peran Gereja dalam Penanganan Perdagangan Manusia.

Acara diawali dengan ucapan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran Suster Laurentina, SDP. Dilanjutkan dengan sambutan dari Pater Superior, Pater Seles CMF yang meminta kepada para frater untuk bertanya sebanyaknya dan belajar sebanyaknya dari Suster Laurentina, SDP sebagai narasumber  hari ini.

Wednesday, April 27, 2022

Bakti Sosial Di Stasi Koledoki dan Stasi Oebelo

Pada hari Minggu tanggal 24 April 2022, diadakan Bakti Sosial kepada anak-anak di Naibonat, secara khusus untuk anak-anak yang menderita dan keluarga akibat Badai Seroja tahun lalu. Rencana Bakti Sosial ini sudah diagendakan oleh para suster PI di Komunitas Kupang sebagai ungkapan syukur memperingati berdirinya suster Penyelenggara Ilahi. Oleh karena itu sejak beberapa hari sebelumnya, para suster sibuk mempersiapkan Bakti Sosial ini. Bakti Sosial ini akan diselenggarakan di dua desa di Naibonat. Desa ini menjadi perhatian dari para suster karena selain menjadi daerah yang paling terdampak di Kota Kupang juga menjadi daerah dengan pengungsi paling banyak. Pengungsi di sini yang dimaksud adalah pengungsi dari Timor Leste (sejak tragedi 98).

Untuk mempersiapkan semuanya, pembagian tugas sudah dilakukan. Ada suster yang membuat tas kecil dari kain, ada yang bertindak sebagai logistik, ada juga yang berperan untuk bagian memasak bubur kacang. Sementara anak-anak asrama membantu para suster sesuai dengan yang diminta.   

Namun, rencana awal untuk mengadakan bakti sosial di Desa Naibonat terpaksa dibatalkan, karena ternyata mereka mau menerima kedatangan kami jika itu adalah hari kerja, sesuai dengan jadwal kerja pihak pemerintah.  Oleh sebab itu, lokasi kemudian dipindahkan ke  daerah Kapela Sta. Birgita, Desa Koldoki.

Pada hari H, persiapan dilakukan sejak dini hari. Sepuluh kilogram kacang hijau siap dimasak oleh Suster dibantu dengan anak-anak asrama. Dua panci besar bubur kacang hijau sudah siap dan dimasukkan ke dalam gelas-gelas plastik. Setelah itu, semuanya siap untuk berangkat ke lokasi. Namun sebelum melangkah untuk kegiatan Bakti Sosial ini, Suster Laurentina SDP memimpin doa memohon tuntunan dan perlindungan Tuhan Yesus dan Bunda Maria agar prosesnya dapat berjalan dengan lancar.

Selain para suster PI dan anak-anak asrama, ada juga seorang donator yang ingin hadir bersama untuk melihat kegiatan bakti sosial ini. Hampir semua anak asrama bergabung karena mereka diminta oleh Suster Elisa SDP. Saat tiba di Kapela St. Birgitta, umat dan anak-anak SEKAMI sudah menunggu dan mereka menyambut dengan hangat. Pater Sipri, CMF membuka kegiatan ini dengan mengatakan bahwa tujuan kedatangan para suster PI adalah untuk berbagi kasih sebagai ucapan syukur 180 tahun berdirinya Susteran Penyelenggara Ilahi. 

Selanjutnya suster Anna SDP menyapa anak-anak dan kami semua diajak untuk bernyanyi bersama dan bergoyang mengikuti irama lagu. Sekitar tiga puluh menit mereka semua bersukacita dan kegiatan dilanjutkan dengan membagikan bingkisan serta membagi bubur kacang.

Usai membagikan bingkisan, seluruh tim kemudian melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata alam Camplong untuk makan siang dan rehat sejenak, sebelum melanjutkan kegiatan Bakti Sosial di Stasi Oebelo. 

Wednesday, April 20, 2022

Penyambutan Jenazah Di Bulan April 2022

Satu lagi jenazah PMI asal NTT yang dipulangkan dari Malaysia pada hari ini tanggal 16 April 2022 adalah atas nama Melky. Berdasarkan informasi dari keluarga yang hadir di Kargo Bandara El Tari Kupang, Melky adalah nama palsu yang ia gunakan supaya bisa berangkat ke Malaysia, .

Jenazah adalah seorang pria berusia 47 tahun yang meninggal dunia di Malaysia pada 19 Februari 2022 dengan sebab kematian yang tidak diketahui karena mendiang meninggal dunia secara tiba-tiba di rumah kosnya di Kampung Munggu Sabun, Simunjan, Sarawak dan didapati sudah tidak bernyawa oleh teman di kos. Berdasarkan keterangan dari teman-temannya, mendiang dua hari mengeluhkan keadaannya yang tidak sehat. Ia bekerja secara tidak resmi sebagai seorang pekerja ladang kelapa sawit.

Friday, April 15, 2022

Sosialisasi Tentang Perdagangan Manusia Kepada Umat di Paroki Kekandere, Ende

Laporan Jeni Laamo dari Kupang, NTT.

Setelah melakukan perjalanan yang panjang ke Desa Wologai, hari ini aku dan Suster Laurentina, SDP melakukan perjalanan yang lumayan jauh dengan akses jalan yang menantang menuju Desa Kekandere. Kami ditemani oleh Romo Alfons, Pr yang cukup lama melakukan pelayanan di desa ini. Romo Alfons, Pr mengenal dengan baik masyarakat dan umat Allah di Desa Kekandere. Sehingga sungguh tepat kami mengikuti romo yang hadir untuk memberikan pelayanan misa untuk Minggu Palem pada Minggu besok. Romo Alfons, Pr mengajak kami untuk menginap di rumah ibu angkatnya. 

Saat mengucapkan salam kepada ibu angkat romo, kami mendapati beliau yang sedang memecah kemiri. Aku mengetahui bahwa pekerjaan setiap hari ibu angkat Romo adalah memecah kemiri, demikian halnya dengan ibu-ibu di Desa Kekandere. Melihat beliau yang sibuk menyambut kami dan menyiapkan kamar untuk kami, aku dan Suster Laurentina SDP berinisiatif untuk membantu memecah kemiri. Alatnya sangat sederhana, hanya sebuah batu dan sebuah pelepah kecil yang dilipat bagi dua lalu menaruh biji kemiri yang masih utuh di tengah-tengah lipatan pelepah. Lalu dengan sekuat tenaga namun gerakan lembut, kemiri dihantamkan ke batu datar sampai kulit kemiri pecah. Ada teknik tertentu yang harus dipakai agar isi kemiri tidak pecah. Beberapa kali kami mencoba memecah namun hasilnya sungguh tidak memuaskan. Terkadang ada saja yang tidak terlepas dari kulit ari kemiri. Kami berusaha mengeluarkan isi kemiri dengan menggunakan pisau yang sudah disediakan oleh ibu angkat romo. Kami sungguh serius memecah kemiri, hingga tidak sadar waktu berlalu dengan cepat, malam datang menjemput. Aku harus segera menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk sosialisasi pada malam hari. Untuk itu kami dibantu oleh seorang relawan dari OMK di Desa Wologai. Ia biasa mengikuti Romo Alfons ke Desa Kekandere dan menyiapkan soundsystem untuk kegiatan pelayanan misa. Malam ini pun OMK tersebut membantuku dalam menyiapkan proyektor dan soundsystem. Setelah semuanya siap, kami memanggil Suster untuk segera hadir di gereja yang dibangun dengan konsep terbuka ini dan memulai kegiatan sosialisasi kepada Umat Katolik di Desa Kekandere.

Sosialisasi tentang Migrasi dan Perdagangan Manusia oleh Sr. Laurentina, SDP kepada umat di Kapela Kekandere, Paroki Rajawawo di Ende. Kapela Kekandere adalah salah satu unit pelayanan di Desa Kekandere. Jika ada perayaan hari besar gereja seperti Penyambutan Pekan Suci, Misa Minggu Palem besok, umat dari beberapa stasi akan hadir di kapela ini untuk bersama mengikuti misa. Pada kesempatan itu, Tim Pelayanan Unit Anti Perdagangan Manusia, JPIC Divina Providentia hadir di sini untuk memberikan informasi penting ini karena daerah ini adalah salah satu penghasil pekerja migran ke Malaysia paling banyak di Ende (dominan non-prosedural). Tua dan muda berpartisipasi, mendengarkan dengan seksama penjelasan dari Suster dan sesekali terkesiap kaget mendengar fakta yang diungkapkan oleh Suster dan diperkuat dengan video-video singkat proses pemulangan jenazah PMI, pemulangan korban hidup ke kampung halamannya, dan kasus Sarang Burung Walet yang terjadi pada 2015 lalu. Melihat raut wajah dari umat Allah yang seolah mendapatkan pencerahan tentang permasalahan-permasalahan yang dialami oleh PMI itu sendiri maupun keluarga yang ditinggalkan, kami bersyukur bisa hadir di tengah-tengah mereka. Beberapa kali bertemu dengan PMI bermasalah maupun korban TPPO, disadari bahwa paling banyak orang-orang yang direkrut untuk bekerja di luar negeri adalah yang berasal dari desa-desa yang jika mau dibilang 'terisolir' karena akses jalan yang sulit, tidak ada listrik, akses pendidikan yang juga sulit dijangkau, dan jaringan komunikasi yang sulit diakses. Meskipun menempuh medan yang berat, kami bersyukur bisa sampai di tempat-tempat terisolir itu dan menyapa mereka, memberikan informasi tentang bahaya yang mengintai di balik kata 'kerja di luar negeri.'

Wednesday, April 13, 2022

Sosialisasi Di Desa Wologai, Ende

Laporan Jeni Laamo dari Kupang.

Satu desa yang hari ini, Jumat 8 April 2022 disapa oleh Tim Unit Anti Perdagangan Manusia, JPIC Divina Providentia Kupang yang bekerjasama dengan KKPMP-KWI dalam hal ini adalah Romo Perno dari Paroki, adalah Desa Wologai, Ende.

Dari Kapela Santo Arnoldus Jansen Wolowona (tempat menginap selama di Ende) kami menempuh hampir dua jam perjalanan untuk bisa sampai di Kapela Santo Matius Wologai. Kegiatan sosialisasi ini dimulai dengan sambutan dari Bapak Kepala Desa Wologai, Andreas Ba'u dilanjutkan dengan penjelasan singkat tentang kegiatan sosialisasi yang membahas tentang migran perantau. Suster Laurentina, SDP melanjutkan kegiatan sosialisasi ini dengan menjelaskan tentang koggregasi melalui video singkat Pelayanan Suster-Suster Penyelenggara Ilahi. Masuk pada materi, Suster menjelaskan kepada masyarakat Desa Wologai tentang Migrasi dan Human Trafficking serta menyertakan Pelayanan Kargo. Kegiatan sosialisasi yang bertempat di Kapela Santo Matius Wologai, dihadiri oleh orangtua, pihak pemerintah dan gereja serta anak-anak sekolah baik SMP maupun SMA. Usai penyampaian materi, suster memutarkan beberapa video yaitu pelayanan kargo, pemulangan korban hidup dan video Kabar dari Medan?

Permintaan disampaikan kepada Suster untuk bisa mengunjungi sekolah-sekolah di Ende untuk sosialisasi sehingga ada anak-anak yang ingin mengikuti jejak langkah kaki dari suster. Yang berikut, dalam misi pendidikan dari konggregasi PI untuk memberikan perhatian kepada anak-anak sehingga hal yang tidak diinginkan seperti yang diinformasikan oleh suster tidak terjadi kepada mereka. Suster meresponnya dengan baik dan mengisahkan pengalaman hidupnya yang penuh lika liku menjadi seorang suster. Dari sekian banyak peserta ada dua remaja perempuan yang tertarik untuk menjadi seorang suster dan suster mengajak kami untuk mendoakan dua remaja itu.

Tuesday, April 12, 2022

Kunjungan ke Ende

Tim Pelayanan Korban Perdagangan Manusia di Kupang mengawali kegiatan bulan April ini dengan melakukan kunjungan ke Ende untuk melaksanakan serangkaian acara. Suster Laurentina, SDP sudah berangkat terlebih dahulu ke sana kemudian disusul oleh Jeni Laamo dan Suster Elisa, SDP. Rencananya, selama di Ende mereka akan melakukan kunjungan ke seorang purna PMI, melakukan sosialisasi anti human trafficking di beberapa tempat yang menjadi kantong migran, serta menutup rangkaian kunjungan dengan Misa Minggu Palma.

Perjalanan diawali dengan penyeberangan dari Kupang menuju Larantuka dengan menggunakan Kapal Feri. Banyak barang yang perlu dibawa untuk rangkaian acara di sana, antara lain bantuan sebuah kursi roda, 3 karung pakaian layak pakai yang rencananya akan diturunkan di Konga Larantuka, serta 100 buah Rosario untuk dibagikan. Kapal yang rencananya berangkat pukul dua siang, karena berbagai kendala akhirnya baru bisa berlayar pada pukul delapan malam. Banyaknya barang yang harus dibawa menyebabkan mereka akhirnya memutuskan untuk menyewa ekspedisi yang akan membawa barang masuk ke dalam kapal dan mengantar sampai Larantuka.



Sesampai di Larantuka, mereka menginap di rumah seorang kerabat sebelum keesokan harinya Jeni melanjutkan perjalanan ke Ende dengan menggunakan bis. Perjalanan darat ditempuh selama kurang lebih delapan jam melewati pemandangan yang indah dan eksotis. Sesampai di Terminal Ende, seorang anggota OMK menjemputnya untuk diantar ke Paroki Wolotolo, tempat Romo Perno bertugas. 

Keesokan harinya mereka berkunjung ke salah satu rumah purna PMI untuk mengantarkan bantuan kursi roda. Pria ini dulu merantau ke Malaysia dan dipulangkan dalam keadaaan sakit, yang membuat badannya kurus kering dan kesulitan berjalan. Jalan menuju rumahnya tidaklah mudah, karena berada di dataran tinggi sehingga tidak bisa dilewati mobil dan harus ditempuh dengan berjalan kaki sambil mengangkat kursi roda. Untunglah ada seorang bapak yang berbaik hati membantu membawakan kursi roda tersebut sampai ke atas, melewati jalan mendaki dan sempit, sampai-sampai kursi roda yang ia gotong terhalang ranting-ranting pohon. 



Tuesday, April 5, 2022

A burning chaff

Source:  https://jcapsj.org/blog/2022/04/04/a-burning-chaff/



The Migrants and Refugees Network of JCAP had the opportunity to gather online, and while there hasn’t been a meeting like this in a long time, it meant a lot. Listening to the stories of two victims, Sara Muzamil in Africa and Paul in Myanmar, brought us together to realise how deep their suffering is. We are amazed. We bow down to their suffering. They live geographically very far apart, but we feel close to them because we are united by suffering.

Wednesday, March 30, 2022

Sosialisasi Bahaya Perdagangan Manusia Di Desa Umato’os dan Desa Kletek

Pagi hari ini tanggal 24 Maret 2022 di Desa Umato'os, Malaka Barat, Unit Anti Perdagangan Manusia bekerja sama dengan UPT BP2MI Kupang dan MILAP memberikan sosialisasi kepada masyarakat Desa Umato'os tentang Perdagangan Manusia dan Migrasi Aman. 

Kegiatan sosialisasi dimulai dengan doa yang dipimpin oleh Suster Sari, SDP lalu dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Suster Laurentina, SDP. Materi yang dibawakan adalah tentang Perdagangan Manusia yang saat ini marak terjadi. Suster juga mengungkapkan bahwa banyak jenazah PMI yang dipulangkan ke Malaka. Jenazah-jenazah tersebut paling banyak berasal dari Malaysia. Judul sosialisasi yang diangkat oleh suster adalah Kesedihan Ibu Pertiwi. Suster mengajak masyarakat Desa Umato’os yang hadir untuk melihat perbedaan antara migrasi dan perdagangan orang dan faktor penyebab terjadinya migrasi. Sebagai contoh, Suster menyebutkan tentang perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia. Migrasi yang awalnya untuk menghindari keadaan yang sulit, berubah menjadi permasalahan perdagangan manusia seiring dengan berjalannya waktu. Kurangnya sosialisasi, budaya instan, perekrutan yang tidak sesuai prosedurnya, pemalsuan identitas menjadi bagian dari perdagangan manusia.

Suster lalu melanjutkan dengan permasalahan yang dihadapi oleh para migran yang bekerja di luar negeri. Pertama adalah masalah perekonomian keluarga, lalu ada perkawinan dan perceraian, pergeseran budaya, pendidikan dan pengasuhan anak, dan gaya hidup. Untuk memahami realitas yang dihadapi oleh para pekerja migran, Suster menyebutkan data pemulangan jenazah PMI sejak 2019 hingga 2021, situasi di tempat kerja yang tidak sesuai dengan perjanjian kerja, atau bahkan tidak mendapatkan hak-haknya karena tidak ada perjanjian kerja. Yang paling parah adalah situasi setelah pulang dari rantauan. Bersyukur jika PMI tersebut bisa pulang dengan keadaan baik, namun sangat banyak pula PMI yang pulang dalam keadaan sakit berat, gangguan jiwa, hamil di luar nikah, mengalami cacat fisik, tidak mendapatkan gaji, ditolak keluarga, dan permasalahan dalam rumah tangga lainnya.



Mengakhiri sosialisasinya, Suster menjelaskan tentang pelayanan kargo yang dilakukan oleh Tim Pelayanan Kargo lalu mengajak masyarakat untuk lebih berani mengungkapkan kasus-kasus TPPO yang ditemui disekitar mereka, juga untuk terlibat aktif dalam mengkampanyekan anti Perdagangan Manusia.

Suster meminta kepada masyarakat yang di dominasi oleh perempuan untuk membagikan pengalaman mereka yang pernah bekerja di luar negeri atau punya keluarga di luar negeri.

Pertama dari seorang ibu yang menceritakan bahwa ia hampir menjadi TKW pada 2020 untuk bekerja di Malaysia, namun karena pandemi akhirnya kembali ke kampung halaman. Ibu tersebut pergi karena masalah keluarga.  Lalu ada pula seorang ibu yang menceritakan saat ini dua anaknya bekerja di Bali dan Jogja. Suaminya di Malaysia dan pulang setiap dua tahun. Suaminya merantau demi bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi.



Selanjutnya seorang relawan jaringan kemanusiaan di Malaka menceritakan kisah ayahnya pergi merantau secara ilegal. Ayahnya pulang lewat jalur tikus dan dikejar oleh polisi. Ayahnya lolos namun hanya bawa diri badan dan ransel kecil karena barang-barang yang ia beli sebagai hadiah untuk anak-anaknya dibuang begitu saja. Ia juga memiliki seorang Kakak Ipar yang meninggal dunia karena kecelakaan di Malaysia, meskipun dilarang untuk buka peti tapi keluarga tetap buka dan melihat banyak jahitan. Relawan itu juga menceritakan pengalaman pendampingan pada ex migran yang mendapatkan kekerasan secara fisik, mental dan seksual dari majikan.


Usai penyampaian pengalaman dari masyarakat, Pak Muhammad Geo Amang dari UPT BP2MI Kupang melanjutkan memberikan sosialisasi tentang tugas pokok dari BP2MI, lalu cara bermigrasi yang aman serta kelengkapan dokumen. Pak Geo juga meminta masyarakat agar menghapus negara Malaysia sebagai negara tujuan rantauan karena ada negara lain seperti Jepang, Korea Selatan dan Jerman yang lebih menghargai para pekerja migran dengan angka gaji yang besar. Namun tentunya itu memiliki prosedur yang harus diikuti. Mengakhiri sosialisanya Pak Geo memberikan tugas kepada perangkat desa untuk menyebarkan informasi tentang bermigrasi yang aman, mendata warga yang merantau dan yang pulang, memfasilitasi PMI yang hendak berangkat dan memberdayakan purna PMI.




Sesi terakhir Jeni Laamo dan Kakak Lya diberikan kesempatan untuk menyampaikan fenomena masyarakat dalam bersosial media, materi ini kami peroleh dari MILAP.

Sosialisasi dibuka dengan sebuah pertanyaan refleksi, apa yang bisa dilakukan dengan media sosial? Sebagai pembuka, Jeni menjelaskan tentang fenomena masyarakat dalam bersosial media.

FOMO/Fear of Missing Out (Takut Ketinggalan): ketakutan jika tidak mengikuti berita, gosip, atau tren yang diikuti oleh banyak orang di media sosial atau bisa disebut juga dengan takut dianggap ketinggalan zaman. Akibatnya yaitu mudah percaya berita yang beredar, tidak melakukan cross check kebenaran informasi, main sebar berita ke teman dan keluarga.

Catfishing (identitas palsu): adalah sebuah fenomena di mana seseorang menggunakan identitas palsu dalam berinteraksi di media sosial. Fenomena ini merupakan tindakan penipuan karena identitas palsu yang digunakan biasanya merupakan identitas milik orang lain tanpa sepengetahuan orang tersebut. Tujuan dari catfishing ini bermacam-macam, dari krisis kepercayaan diri hingga memang bermaksud untuk melakukan tindakan kriminal. Contohnya suster laurentina minta kiriman pulsa atau uang, manager perusahaan merekrut tenaga kerja ke luar negeri.

Cyberbullying (kekerasan media sosial): sebuah kekerasan yang terjadi di dunia maya yang bisa terjadi pada siapa saja. Bentuknya yaitu komentar jahat di media sosial, mempermalukan seseorang lewat foto yang di-upload tanpa persetujuan, menyebarkan fitnah, pengiriman ancaman lewat media sosial, membagikan foto atau video korban hingga viral.

Kakal Lya melanjutkan dengan menyampaikan materi hal yang bisa dilakukan agar bisa bersosial media dengan baik.

Jangan Asal Posting Konten: sadari betul bahwa akun medsos anda bisa dilihat secara publik, termasuk semua postingan di dalamnya.

Tak Perlu Detail Mencantumkan Informasi: jangan pernah mencantumkan informasi pribadi yang detail karena kita tidak pernah tahu ancaman-ancaman apa yang sedang mengintai. Misal: nama anak, sekolah anak, sedang dimana, dapat uang

Jaga Etika: hindari penggunaan kata-kata kasar atau yang mengandung unsur SARA. Hormatilah orang lain sebagaimana kita ingin dihormati.

Selalu Waspada dan Jangan Langsung Percaya: waspadai pula pengguna-pengguna tak dikenal yang tiba-tiba mengirim pesan tanpa maksud dan tujuan yang jelas untuk mencegah terjadinya penipuan (Contoh: SMS hadiah uang)

Filter Akun-akun yang Diikuti: jauhi akun-akun yang sekiranya toxic dan tidak memiliki kegunaan apapun.

Media sosial bisa dijadikan sebagai wadah untuk melawan perdagangan orang. Sebagai prakteknya, para pembicara meminta masyarakat yang hadir untuk memposting video pendek di semua media sosial yang dimiliki dengan narasi singkat untuk mengkampanyekan Stop Perdagangan Orang.

Masyarakat dibagi menjadi lima kelompok dan mereka dibebaskan untuk mengkreasikan video dengan narasi singkat yang sudah disusun pemateri dengan batasan waktu satu jam. Jika sudah selesai, hasilnya bisa dikirimkan ke Pak Marten selaku Pejabat Kepada Desa Umato’os dan Pak Marten akan mengirimkan video itu pada Kak Ima dan diolah untuk dimasukkan ke chanel Youtube MILAP.

Masyarakat begitu bersemangat, ada kelompok yang membuat video versi Tik Tok, ada pula yang dengan lantang menyuarakan kampanye Anti Perdagangan Manusia. Setelah video dari semua kelompok diterima oleh Pak Marten, tim pemateri  kemudian menuju ke Desa Kletek untuk melanjutkan memberikan sosialisasi di desa itu.

Kantor Desa Kletek sangat sederhana, atapnya masih dari daun, lantainya masih kasar. Masyarakat yang hadir didominasi oleh orangtua. Sosialisasi disampaikan seperti di Desa Umato’os, namun tanpa materi tentang media sosial. Pak Geo juga menyampaikan hal yang sama seperti di Desa Umato’os. Untuk sesi tanya jawab, ada seorang bapak yang bertanya pada suster mengapa jenazah yang dipulangkan ke keluarga dilarang untuk dibuka. Suster lalu menjelaskan bahwa peti jenazah PMI tidak dilarang untuk dibuka namun menyarankan untuk tidak dibuka dengan melihat kondisi jenazah, seperti penyebab kematian jenazah dan lama waktu tempuh jenazah yang dipulangkan dari Malaysia adalah sekitar dua minggu dimana keadaan jenazah didalam peti sudah membusuk. Jika ingin membuka peti, silakan, namun kondisi jenazah pun perlu diperhatikan.

Sosialisasi di Desa Kletek diakhiri dengan foto bersama masyrakat dan perangkat desa.

Antusiasme masyarakat di Desa Umato’os menunjukkan bahwa sebenarnya masyarakat pun akan mengerti dan memahami serta mau terlibat langsung dalam kampanye anti Perdagangan Manusia ini jika ada yang merangkul mereka. Namun sosialisasi di Desa Kletek juga memberikan sebuah fakta bahwa tidak semua masyarakat memiliki pemikiran yang sama. Jika perangkat desanya pun tidak peduli, bagaimana dengan masyrakatnya untuk peduli. Semoga informasi yang sudah dibagikan ini bisa disebarkan ke masyarakat yang lebih luas oleh mereka yang hadir, tidak hanya berhenti sampai di mereka saja. 




Monday, March 21, 2022

Kampanye Bersama Dalam Rangka Hari Internet Aman Sedunia

Dalam rangka memperingati Hari Internet Aman Sedunia (Safer Internet Day) yang diperingati setiap tanggal 8 Februari, lembaga ECPAT Indonesia bersama dengan kurang lebih 100 lembaga sosial lainnya di seluruh Indonesia, mengadakan kampanye bersama untuk mencegah kekerasan dan eksploitasi seksual anak di dunia online. ECPAT Indonesia sendiri adalah lembaga nirlaba yang berjuang untuk menghapuskan prostitusi, pornografi dan perdagangan anak untuk tujuan seksual di Indonesia. 



Thursday, March 17, 2022

Painting for #SaferInternetDay (Kampanye Bersama Hari ke-3)

KAMPANYE BERSAMA DI SOSIAL MEDIA DALAM RANGKA HARI INTERNET AMAN SEDUNIA TENTANG “MENCEGAH KEKERASAN DAN EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK DI DUNIA ONLINE”

Hari Ke-3


Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mencegah anak menjadi korban kekerasan dan eksploitasi seksual di dunia online. Orang tua perlu terus belajar bagaimana pengasuhan di era digital dan selalu mendampingi anak-anak dalam berinternet.

Selain itu, Kita semua dapat berperan aktif dalam menciptakan internet yang aman bagi anak dan orang muda melalui cara dan kreativitas kita masing-masing. Mari kita gerak bersama, supaya semakin banyak lagi anak dan orang muda yang sadar bahaya dari kejahatan ini.

Video kampanye yang dibuat oleh @evangraen ini dipersembahkan oleh @ecpat_indonesia, @meta, @kemenpppa, @kemenkominfo, @siberkreasi, bekerjasama dengan Sahabat Insan, dan sejumlah lembaga/organisasi penggerak perlindungan anak yang bertujuan untuk mencegah kekerasan dan eksploitasi seksual anak di dunia online. Kampanye ini diselenggarakan dalam rangka perayaan #SaferInternetDay.

#SafeInternetSaveYou
#SaferInternetDay
#AsahDigital
#SID2022
#MakinCakapDigital
#AmanBerinternet
#InternetSehat



Wednesday, March 16, 2022

Safe Internet, Save You (Kampanye Bersama Hari ke-2)

 KAMPANYE BERSAMA DI SOSIAL MEDIA DALAM RANGKA HARI INTERNET AMAN SEDUNIA




Kekerasan dan eksploitasi seksual anak di dunia online merupakan salah satu bentuk kejahatan siber yang sangat berbahaya, dan akhir-akhir ini banyak terjadi😔.

Hal ini dapat berdampak sangat buruk pada masa depan anak. Oleh karena itu, yuk biasakan aman berinternet 🙌 dengan selalu berhati-hati terhadap segala bentuk kekerasan dan eksploitasi seksual terhadap anak😀. 

Video kampanye yang dibuat oleh @rdwanfthr ini dipersembahkan oleh @ecpat_indonesia, @meta, @kemenpppa, @kemenkominfo, @siberkreasi, bekerjasama dengan Sahabat Insan dan sejumlah lembaga/organisasi penggerak perlindungan anak yang bertujuan untuk mencegah kekerasan dan eksploitasi seksual anak di dunia online. Kampanye ini diselenggarakan dalam rangka perayaan #SaferInternetDay.

#SafeInternetSaveYou
#SaferInternetDay
#AsahDigital
#SID2022
#MakinCakapDigital
#AmanBerinternet
#InternetSehat

Tuesday, March 15, 2022

Cegah Eksploitasi Seksual Anak Online dengan Berani Melapor (Kampanye Bersama Hari 1)

KAMPANYE BERSAMA DI SOSIAL MEDIA DALAM RANGKA HARI INTERNET AMAN SEDUNIA



Internet memang mempermudah kita dalam berkomunikasi dengan siapa pun, kapan pun, dan dimana pun. Namun, jika kita tidak berhati-hati terdapat risiko adanya aksi kejahatan misalnya seperti eksploitasi seksual anak yang terjadi di dunia online. Jika kamu menemukannya, jangan takut untuk melapor, karena semua anak harus hidup dengan aman dan nyaman termasuk dalam berinternet.

Video kampanye yang dibuat oleh @humairanurafifa ini, dipersembahkan oleh @ecpat_indonesia, @meta, @kemenpppa, @kemenkominfo, @siberkreasi, bekerjasama dengan Sahabat Insan, dan sejumlah lembaga/organisasi penggerak perlindungan anak lainnya, yang bertujuan untuk mencegah kekerasan dan eksploitasi seksual anak di dunia online. Kampanye ini diselenggarakan dalam rangka perayaan #SaferInternetDay.


#SafeInternetSaveYou
#SaferInternetDay
#AsahDigital
#SID2022
#MakinCakapDigital
#AmanBerinternet
#InternetSehat

Thursday, March 10, 2022

SOSIALISASI DI DESA GMIT OELBIMA

Hari Minggu tanggal 6 Maret 2022, Jeni bersama Suster Sari, SDP memberikan sosialisasi tentang Migrasi dan Bahaya Perdagangan Manusia di GMIT Siloam Oelbima. Sosialisasi yang dilakukan hari ini adalah sebagai jawaban dari permintaan Mama Pendeta Fony Atbis, pelayan di GMIT Siloam Oelbima. Seharusnya ada tiga orang yang berkunjung ke GMIT Siloam Oelbima, namun karena kedukaan yang dialami oleh Suster Laurentina, SDP, maka hanya mereka berdua yang memberikan sosialisasi dengan pembagian tugas menyampaikan materi. Jeni membawakan materi tentang Migrasi dan Bahaya Perdagangan Manusia, sedangkan Suster Sari, SDP membawakan materi tentang Pelayanan Kargo dan Pendampingan Korban Hidup di Unit Anti Perdagangan Manusia, YSPI.