Tuesday, October 9, 2018

Pendistribusian Barang Bantuan Untuk Palu, Sigi dan Donggala

10 hari telah berlalu sejak gempa dan tsunami yang melanda Palu, Sigi dan Donggala pada tanggal 28 September 2018. Saat ini, pemerintah bekerja sama dengan lembaga-lembaga sosial dan juga berbagai pihak bekerja keras bahu membahu untuk memulihkan kondisi wilayah tersebut pasca bencana, yang mengalami kerusakan cukup parah hampir di semua tempat. Salah satu kerusakan yang cukup mempengaruhi kelancaran penyaluran bantuan adalah sarana transportasi. Seperti yang hari ini dilaporkan oleh KARINA.

"Ada 2 truk dari Paroki Mamuju akan tiba siang ini di Palu. Posisi sekarang di Pasangkayu. Membawa beras 4 ton, 435 dos air dan premium 1 drum+13 jergen."


Menyampaikan barang-barang bantuan dalam kondisi jalanan hancur luluh lantak seperti saat ini memang bukan perkara yang mudah. Satu-satunya akses untuk mencapai Kota Palu adalah dari Mamuju via Pasangkayu dan Donggala. Rute ini sekarang sangat ramai karena ini adalah satu-satunya jalan untuk memberikan bantuan dan dukungan ke daerah yang terkena dampak. Kondisi jalan, keterbatasan akses komunikasi dan kurangnya SPBU menjadi tantangan lain yang harus dihadapi di lapangan.

Tim KARINA sendiri berangkat dari Jakarta dan bergabung dengan tim Caritas Keuskupan Agung Makassar (CAMAR). Dari Makassar tim CAMAR bertolak ke Mamuju, karena itu jalur darat terdekat yang bisa dipakai untuk mencapai Palu. Perjalanan darat dari Mamuju menuju Palu juga tidak dengan mudah ditempuh. Seperti hari ini, truk bantuan berangkat pagi dengan rute yang harus dilewati adalah Mamuju - Pasangkayu - Palu. Namun di Pasangkayu, pengiriman barang bantuan harus dilakukan dengan sistem konvoi yang dikawal oleh petugas, demi keamanan barang. Sistem konvoi berangkat pada jam-jam tertentu, yaitu pukul 08.00, 13.00 dan 16.00 WITA. Oleh sebab itu, truk yang berangkat dari Mamuju pagi itu harus bermalam terlebih dahulu di sebuah gereja stasi di Karossa. Mamuju - Karossa berjarak sekitar kurang lebih 1500 km dengan waktu tempuh sekitar 7-8 jam. Setelah bermalam di situ, keesokan harinya saat subuh truk harus sudah berangkat agar dapat ikut bergabung dengan konvoi jam 8 pagi. Jarak kedua kota tersebut adalah sekitar 130 km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.

Selain jalur darat yang belum pulih sehingga memperlambat pendistribusian bantuan, jalur udara dan laut pun belum bisa dengan mudah digunakan. Jika ingin mengirimkan bantuan dengan pesawat, maka antrian panjang sudah menanti. Hal ini bisa dimaklumi karena banyaknya bantuan yang hendak dikirim sementara armada pengiriman terbatas walaupun sudah dibantu oleh pesawat Hercules TNI AU. Sementara untuk pengiriman bantuan dengan boat saat ini diprioritaskan untuk mengangkut bantuan medis.


  Dalam upaya respons tanggap darurat ini, KARINA memposisikan diri untuk membantu dan memfasilitasi Caritas Keuskupan Agung Makassar dan Komisi PSE Keuskupan Manado sebagai response leader di keuskupan terdampak. Palu dan Donggala berada dalam sebagian wilayah Gerejani Keuskupan Manado dan Keuskupan Agung Makassar. Untuk itu, peran KARINA adalah memperkuat tim Caritas Keuskupan Agung Makassar dan Komisi PSE Keuskupan Manado dalam respons tanggap darurat ini. KARINA juga terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Jaringan Caritas Keuskupan di Indonesia & Caritas International Member Organizations (CIMOs) untuk memetakan bantuan dan dukungan dalam respons tanggap darurat ini.

Berdasarkan pemetaan kebutuhan yang dilakukan, sampai hari ini yang masih mendesak diperlukan oleh korban adalah pangan (air mineral, obat, sembako makanan bayi dan anak, mie cup, sarden, beras, kornet, abon, dan dendeng), non-pangan/peralatan (BBM  Solar,  premium,  tenda pengungsi, water tank,  alat penerangan, genset, kantong mayat, rumah sakit lapangan, veltbed, selimut, tenda, kain kafan, terpal, tandu, kursi roda, kreuk, perlengkapan sekolah. Hygiene kit, Family kit) dan tenaga medis.  Hasil dari kajian dari Tim Caritas Makassar, dan Caritas Manado ditemukan kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga terdampak yakni hunian darurat, air bersih, dan kebutuhan pangan khusus bagi balita dan lansia. Dari hasil kajian ditemukan pula warga kesulitan untuk berpindah tempat karena masalah keterbatasan BBM, jalan yang rusak, dan isu keamanan. Akibat keterbatasan itu, warga kekurangan akses untuk mendapat bantuan darurat.
KARINA juga mengkoordinir inisiatif, bantuan dan niat baik dari Jaringan Caritas Keuskupan, individu dan lembaga lain. Bantuan berupa dana bisa diarahkan ke rekening dua keuskupan terdampak dan rekening Yayasan KARINA, yaitu:
1.   KEUSKUPAN MANADO (CP. Andi 081340050882)
Bank          :  BNI
Nama         :  Keuskupan Manado
Nomor       :  3837777778

2.   KEUSKUPAN AGUNG MAKASSAR (CP. Tina 08124228605, Robin 082187925410)
Bank          :  DANAMON LEBIH
Nama         :  Yulius Malli dan Fredy Rantetaruk
Nomor       :  00357 465 7536

3.   Yayasan KARINA (CP. Maya 081222808096, Baskoro 081328713052)
Bank          :  BCA KCU Puri Indah
Nama         :  YAY. KARINA
Nomor       :  288.308.0599
Swift code  :  CENAIDJA