Monday, February 17, 2020

Mempromosikan Budaya Hospitalitas dan Solidaritas yang Tulus

Pengantar dari Romo Adrianus Suyadi, SJ 
Secretary for Social Ministries of Jesuit Conference of Asia Pacific (JCAP) 
Wisma DEWANTO, Jl. Kramat VII/25, Jakarta - 10430, Indonesia 
Phone: +62-21-315 0516, Mobile +62-81328189321 
Email: or Website: https://www.jcapsj.org/what-we-do/social-justice/  
Twitter: @ForJcap - Facebook Adrianus Suyadi - Skype: Adri Suyadi 


Para sahabat,

Hari ini adalah Hari Doa Sedunia melawan Perdagangan Manusia yang ke-enam. Hari ini ditetapkan oleh Paus Fransiskus pada 6 tahun silam, atas usulan perwakilan kongregasi para suster yang peduli dengan masalah perdagangan manusia dan perlindungan terhadap anak-anak dan perempuan.


Terkait dengan ini, berikut saya bagikan terjemahan bebas (tidak resmi) saya dari Pernyataan Jaringan Ignasian Global tentang Migrasi yang baru saja mengadakan pertemuan global di Washington, D.C. pada tanggal 3-7 Feruari kemarin. Sumber asli dalam bahasa Inggris, saya copy di bawah. Terima kasih.


Adri Suyadi

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mempromosikan Budaya Hospitalitas dan Solidaritas yang Tulus

Pernyataan Peserta Pertemuan Jaringan Advokasi Ignasian Global tentang Migrasi (GIAN Migration)


Pada pertemuan Jaringan Advokasi Ignasian Global tentang Migrasi (GIAN Migration) yang bertempat di Washington, D.C. dari 3 sampai dengan 7 Februari, 2020, kami ingin mengundang semua Jesuit, karya-karya Jesuit, dan keluarga Ignasian pada umumnya untuk memperluas usaha-usaha advokasi kita atas nama saudara-saudari kita kaum migran.

Pertama-tama, kami ucapkan terima kasih kepada banyak dari antara Anda yang telah berjalan jauh dalam menciptakan budaya hospitalitas dengan menghidupi ajakan Paus Fransiskus yang, “Di seluruh dunia laki-laki dan perempuan – migran – mengadakan perjalanan yang berbahaya untuk melarikan diri dari kekerasan, perang dan kemiskinan. Mereka mengalami ketidak-pedulian, permusuhan di gurun, sungai dan laut….kita dapat dan kita harus memberi kesaksian bahwa tidak hanya permusuhan dan ketidak-pedulian, tetapi bahwa setiap orang adalah berharga bagi Tuhan dan dicintai-Nya. Hospitalitas adalah penting. Halnya berbicara kepada kita bahwa mereka yang lemah dan rentan, mereka yang secara material hanya sedikit yang bisa disumbangkan tetapi menemukan kesejahteraan di dalam Tuhan, dapat memberikan pesan yang berharga tentang kebaikan bagi semua. Hospitalitas termasuk tradisi keluarga dan komunitas Kristiani” (Vatican, 20 Januari, 2020). Lebih dari semua itu, hospitalitas memberi peluang bagi kita untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan dunia yang lebih bersahabat.

Melalui refleksi tentang kondisi yang berbeda-beda di mana para Jesuit dan semua keluarga Ignasian bekerja di seluruh dunia, juga lewat jeritan orang yang kami layani, kami mengadakan proses diskresi untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan hal-hal umum yang menegaskan karya kami.  Dari analisis kontekstual kami, beberapa kecenderungan umum yang ingin kami garis bawahi adalah: meningkatnya kerentanan kaum migran di negara asal, negara transit dan negara penerima; dinamika baru migrasi seperti kafilah;  meningkatnya jumlah gelombang kelompok rentan, termasuk anak-anak yang terlantar, keluarga dan perempuan; kriminalisasi migran dan para tertuduh dalam berbagai belahan dunia; kebijakan-kebijakan publik yang semakin ketat yang melanggar hak-hak para migran. Sehubungan dengan ini, kami mengusulkan beberapa saluran aksi yang memungkinkan kita untuk berjalan sebagai satu tubuh dengan suatu misi umum bagi semua dari berbagai Konferensi.

Serikat Jesus telah lama menemani, melayani dan membela atas nama migran dan pengungsi. Kita menyadari bahwa diperlukan pendekatan komprehensif yang tidak hanya mengoptimalkan kepentingan migrasi pada umumnya, tetapi juga mengatasi resiko dan tantangan untuk pribadi maupun komunitas di negara-negara asal, negara transit dan negara tujuan. Tidak ada satu negara atau organisasi pun dapat mengatasi sendiri tantangan dan peluang fenomena global ini.

Tradisi Ignasian kita yang berakar dalam kehidupan spiritual memberi referensi yang kuat untuk mengembangkan pendekatan yang menyeluruh di mana satu langkah mengantar pada langkah berikutnya: menemani, melayani, menganalisis, meningkatkan kesadaran dan memperjuangkan (mengadvokasikan). Penemanan dan pelayanan yang kita berikan atas nama orang-orang yang rentan memberikan informasi untuk riset dan karya advokasi kita. Sebagai bagian dari panggilan dalam Preferensi Kerasulan Universal Serikat untuk menemani migran yang rentan dan terlupakan, kita harus bekerja mengubah sistem sosial dan politik yang menyebabkan ketidakadilan. Advokasi untuk kebijakan yang adil adalah unsur integral dalam menghidupi iman yang mewujudkan keadilan.
Sebagai GIAN Migration (the Global Ignatian Advocacy Network), sasaran kami untuk beberapa tahun ke depan akan berfokus pada promosi budaya hospitalitas di seluruh dunia di mana kaum migran yang rentan yang terpaksa meninggalkan rumah mereka diterima, dipromosikan, dilindungi dan diintegrasikan dalam masyarakat yang bersangkutan. “Orang yang terpaksa mengungsi, pengungsi internal dalam negeri, pengungsi lintas negara, pencari suaka dan orang tanpa kewarga-negaraan, penyintas korban perdagangan manusia, orang yang transit dan mereka yang pulang kembali” semua termasuk dalam misi ini (JCAM Statement on Migration and Refugees. Nairobi, January 23, 2020).

Di antara banyak sasarannya, GIAN Migration akan berusaha menganalisa realitas migrasi dari berbagai wilayah di dunia untuk tujuan identifikasi tren umum yang muncul, lewat riset untuk mendukung upaya advokasi kita, berbagi pembelajaran baik tentang bagaimana menciptakan budaya hospitalitas, dan mempromosikan upaya-upaya advokasi berkaitan dengan “Kesepakatan Global tentang Migrasi dan Pengungsi (the Global Compacts on Migration and Refugees).

Diterjemahkan secara bebas (tidak resmi) oleh Adrianus Suyadi, SJ dari sumber: https://www.sjesjesuits.global/en/index.php/2020/02/07/gian-migration-statement/



GIAN Migration - Promoting a genuine culture of hospitality and solidarity 

GIAN Migration Meeting 
Washington D.C., February 7th, 2020

On the occasion of the Global Ignatian Advocacy Network meeting on Migration that took place in Washington, D.C. from February 3-7, 2020, we want to invite all Jesuits, Jesuit works, and our broader Ignatian family to expand our advocacy efforts on behalf of our migrant brothers and sisters.

First of all, we thank the many among you who have gone a long way already in creating a culture of hospitality by living out Pope Francis’s reminder that, Throughout the whole world, men and womenmigrantsface dangerous journeys to flee violence, to flee from war, to escape from poverty. They experience the indifference, the hostility of the desert, the rivers and the seas…. we can and we must give witness that there is not only hostility and indifference, but that every person is precious to God and loved by him. Hospitality is important. It tells us that those who are weak and vulnerable, those who have little to offer materially but find their wealth in God, can present valuable messages for the good of all. Hospitality belongs to the tradition of Christian communities and families. (Vatican, January 20, 2020). Above all, hospitality provides us with the opportunity to build a more just society and a more fraternal world.
Through reflection on the different conditions in which the Jesuits and all the Ignatian family operate around the world as well as the cry of the people that we serve, we undertook a process of discernment to identify and prioritize the common elements that define our work. From our contextual analysis, some of the common trends we would like to emphasize are: the increasing vulnerability of migrants in the origin, transit, and receiving countries; the new dynamics of migration such as caravans; the increase in the flows of vulnerable groups, including unaccompanied minors, families and women; the criminalization of migrants and their defendants in several parts of the world; and increasingly restrictive public policies that violate the rights of migrants. In light of this, we have proposed some lines of action that allow us to walk as one body with a common mission across our different Conferences.
The Society of Jesus has long accompanied, served, and advocated on behalf of migrants and refugees. We realize a comprehensive approach is needed to not only optimize the overall benefits of migration, but also address the risks and challenges for individuals and communities in countries of origin, transit, and destination. No one country or organization can address the challenges and opportunities of this global phenomenon on its own. 
Our Ignatian tradition, rooted in a lived spiritually, provides a solid reference point to develop a holistic approach where one step leads to the next: accompany, serve, analyze, raise awareness, and advocate. The accompaniment and service we provide on behalf of vulnerable people inform our research and advocacy work. As part of the call within the Society’s Universal Apostolic Preferences to walk with marginalized and vulnerable migrants, we must work to reform the social and political systems that lead to injustice. Advocating for just policies is an integral component of living out a faith that does justice. 
As GIAN Migration, our aim for the next few years will be to focus on promoting a culture of hospitality worldwide where vulnerable migrants who are forced to flee from their homes are welcomed, promoted, protected, and integrated into our respective societies. “Forcibly displaced people –internally displaced, refugees, asylum seekers and stateless persons-, survivors of human trafficking, people in transit and those forcibly returned” are all included in this mission (JCAM Statement on Migration and Refugees. Nairobi, January 23, 2020).
Among its many objectives, GIAN Migration seeks to analyze the reality of migration in the different regions of the world for the purpose of identifying emerging common trends, using research to inform our advocacy efforts, sharing best practices on how to create a culture of hospitality, and promoting advocacy efforts linked to the Global Compacts on Migration and Refugees.