Friday, January 14, 2022

PERTEMUAN ONLINE YOUTH TASK JOURNALISM ANTI HUMAN TRAFFICKING

Laporan Jeni Laamo dari Kupang
-----------------------------------------

Pagi hari ini, Senin 10 Januari 2022, aku mengikuti pertemuan online Youth Task Journalism Anti Human Trafficking. Tujuan pertemuan ini adalah monitoring langsung dengan semua kelompok yang dibentuk pada pertemuan luring di Jogja Desember lalu. Tiap kelompok diberikan waktu untuk mempresentasikan proposalnya serta mentor akan langsung memberikan review dan masukan secara berurutan. Berikut adalah hasil review dan masukan dari empat orang mentor.



Kelompok 1: Geng Kapak
  • Geng Kapak akan mengangkat isu dari masing-masing daerah anggota kelompoknya
  • Hasil tulisan berupa essay dan video singkat akan dibagikan ke media social dari masing-masing anggota kelompok

Review dan masukan:
  • Mba Iweng KABARBUMI: Fokus pada satu kasus dan menyarankan kerentanan PMI tidak berdokumen agar tidak membias.
  • Mba Rumi: Ada kemajuan dalam proposal dan perlu memasukkan kajian analisis gender dalam penulisan dan pembuatan video.
  • Romo Agus: menggunakan kata undocumented daripada illegal dan mengharapkan agar memperhatikan penggunaan Bahasa baku.
  • Mas Ihsan: Dalam video, critical moment adalah pada menit pertama dan yang perlu diperhatikan adalah suara dan informasi yang disampaikan dalam video.

Kelompok 2: Kelompok Kartini
  • Membuat video sosialisasi dan edukasi mengenai TPPO
  • Video dibuat dengan metode social experiment, mewawancarai tiga orang anak muda di daerah masing-masing anggota

Review dan masukan:
  • Mba Iweng: Konten video bisa melihat pada kasus TPPO yang sedang marak terjadi seperti penipuan berbasis keluar negeri
  • Mba Rumi: Spesifik kepada kasus perempuan dan anak pada tulisan dan video yang dibuat
  • Romo Agus: Poin utamanya adalah menyampaikan informasi kasus-kasus yang lebih menarik bagi orang-orang
  • Mas Ihsan: Tidak boleh sampai terhanyut dengan referensi dan focus pada tujuan utama pembuatan video.
Kelompok 3
  • Mengambil tema tentang TPPO dari perspektif Urban dan Rural
  • Mengangkat kasus TPPO dari perspektif Urban dan Rural

Review dan masukan:
  • Mba Iweng: Salah satu kasus yang bisa diambilkan adalah dari NTT
  • Mba Rumi: Fokus pada penyampaian kasus baik dalam tulisan maupun video
  • Romo Agus: Fokus pada isi dan isu yang mau dibandingkan antara Urban atau Rural
  • Mas Ihsan: Memperhatikan karakter dari animasi dan intonasi dalam video

Kelompok Muda Bersuara
  • Mengangkat isu TPPO di daerah masing-masing
  • Video dibuat dalam bentuk campaign

Review dan masukan:
  • Mba Iweng: Dalam campaign harus ada tuntutan atau ajakan bagi penonton. Fokus pada ajakan dan resolusinya
  • Mba Rumi: Fokus pada kata kunci yang dimasukkan dalam video campaign
  • Romo Agus: Fokus pada ajakan di akhir video dan menyarankan mengangkat isu Pijat Plus-Plus yang terjadi di Jawa Barat
  • Mas Ihsan: Dalam pembuatan video resolusi video harus sama sehingga tidak menyulitkan editor. Penyajian dan footage perlu diperhatikan dan paling penting kekompakan tim.
Kelompok 5 tidak ada satupun yang hadir di ruang meeting.

Meeting ditutup setelah foto bersama. Aku berada di kelompok Muda Bersuara. Nama kelompok itu dipakai atas usulanku. Melihat presentasi proposal yang matang dan disampaikan dengan sangat bagus oleh Ketua Kelompok membuatku merasa bangga. Aku melihat jerih payah selama pertemuan-pertemuan kami dan pembahasan dalam grup membuahkan hasil yang baik. Kami mendapatkan apresiasi dari para mentor karena presentasi yang baik ini. Kerja kelompok jika dilakukan bersama dan dilakukan dengan tulus akan membuahkan hasil yang baik juga, aku percaya bahwa Allah Bapa selalu memberkati setiap niat baik. Amin.