Thursday, April 9, 2020

KEPANIKAN DAN KETAKUTAN PENUMPANG KM LAMBELU

Teriakan histeris dan tangisan menyatu dari penumpang KM Lambelu kala beberapa penumpang lainnya nekat menceburkan diri ke laut. Kejadian ini terjadi pada Selasa (07/04/2020) lalu, saat KM Lambelu yang mengangkut 255 penumpang dan 95 ABK (anak buah kapal) itu tidak diijinkan untuk bersandar di Pelabuhan Lorens Say, Maumere oleh Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, S.Sos, M.Si, yang kemudian malam itu datang menemui penumpang dengan kapal patroli dan didampingi oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah. Semuanya bermula kala diketahui bahwa ada 3 ABK yang positif terpapar Covid-19 atau Virus Corona, setelah dilakukan Rapid Test oleh RSUD TC Hillers Maumere di atas kapal. Terhitung ada 5 orang yang menceburkan diri ke laut. Ketakutan dan kepanikan menjadi satu, tangisan dan teriakan dari penumpang lainnya terdengar menyakitkan. Apalagi kapal sudah 18 jam terombang-ambing di atas laut karena pelarangan sandaran tersebut semakin membuat suasana mencekam. Kekesalan yang dirasakan oleh penumpang kapal diluapkan dengan makian kepada pihak pemerintah.

Sebelumnya, Bupati Sikka sudah menyurati Direktur PT Pelni Pusat untuk penundaan pelayaran KM Lambelu pada Senin (06/04/202) pagi via email sampai Minggu (12/04/2020). Tujuan penundaan pelayaran ini adalah agar pihak kapal melakukan karantina perjalanan selama 14 hari di atas kapal dimulai pada Sabtu (28/03/2020). Bupati Sikka menjelaskan laporan dari Posko Nunukan bahwa ada empat orang yang positif terpapar Covid-19 yang naik ke atas kapal. Hal ini menyebabkan adanya potensi tiga puluh orang ABK terinfeksi karena tidak adanya pergantian ABK.

Mengetahui adanya aksi protes dari warga, Bupati Fransiskus Roberto Diogo menemui para penumpang kapal untuk melakukan negosiasi. KM Lambelu diijinkan untuk bersandar namun semua penumpang harus mengikuti semua petunjuk dan arahan dari pemerintah. Para penumpang yang berasal dari Flores Timur diminta untuk dengan tertib naik kendaraan yang sudah disiapkan Bupati Flores Timur. Penumpang yang berasal dari Kabupaten Sikka diturunkan secara bertahap dan dikarantina selama 14 hari. Untuk laki-laki dikarantina di Gedung Sikka Convention Center (SCC) dan perempuan dikarantina di Rumah Jabatan Bupati Sikka. Awalnya, pemerintah sudah menyiapkan sebuah sekolah yaitu SD Santo Yosef Maumere untuk dijadikan tempat karantina bagi penumpang yang berasal dari Sikka. Namun karena adanya penolakan dari pihak warga setempat, maka tempat karantina dipindahkan ke SCC Maumere dan Rumah Jabatan Bupati Sikka. Persiapan tempat ini dilakukan oleh petugas BPBD yaitu dengan membuat sekat dari tripleks dan memasang kain sebagai pembatas dengan dilengkapi tiga kasur busa dan bantal untuk tiga orang. Di depan Gedung SCC juga sudah ada empat buah tenda, dua tenda dari Tagana, satu tenda dari TNI AL, dan satu tenda dari BPD, tujuannya adalah sebagai alternative jika tempat yang disiapkan di Gedung SCC tidak mencukupi untuk karantina 233 penumpang kapal yang diturunkan.

Aksi beberapa penumpang yang menceburkan diri ke laut ini menjadi topik hangat pembicaraan masyarakat. Kepanikan dan ketakutan yang dirasakan melebur membuat mereka tidak berpikir panjang padahal aksi tersebut bisa membahayakan diri, meskipun pihak kapal segera melemparkan rompi pelampung untuk penumpang yang terjun ke laut. Penumpang lainnya tak kuasa menahan tangisan, histeris menggema sambil berteriak minta tolong. Melewati peristiwa mencekam tersebut, Pemerintah Kabupaten Sikka memberikan penjelasan tentang 3 ABK yang terjangkit Covid-19 sudah diberangkatkan kembali ke Makassar sedangkan para penumpang lainnya yang di karantina akan dilakukan pemeriksaan secara berkala sesuai dengan ketentuan dan protokol yang berlaku. Proses karantina sudah berlangsung satu hari dan pemerintah memberikan edukasi tentang Covid-19 agar penumpang yang dikarantina mengerti tentang virus dan tentang karantina itu sendiri, serta kebutuhan dari penumpang yang dikarantina pun dipenuhi. Meskipun fasilitas belum memenuhi standar WHO untuk proses karantina, namun Pemerintah Kabupaten Sikka masih mengupayakannya. Untuk itu, pemerintah meminta bantuan Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19 berkaitan dengan pemenuhan fasilitas karantina agar bisa sesuai dengan standar yang telah diteteapkan oleh WHO.

Terkait dengan PMI di KM Lambelu, P4TKI Maumere sudah berkoordinasi dengan BP3TKI Nunukan dan memastikan tidak ada PMI yang dideportasi dari Malaysia karena lockdown yang saat ini diterapkan di Malaysia.

Wabah Virus Corona memang membuat semua pihak cemas, situasi terkini perkembangan Coronavirus menyebutkan bahwa total kasus konfirmasi COVID-19 global per tanggal 7 April 2020 adalah 1,279,722 kasus dengan 72.614 kematian (CFR 5,7%) di 206 Negara Terjangkit sedangkan untuk Indonesia ada 2.738 kasus konfirmasi positif COVID-19 (204 sembuh dan 221 meninggal). Data-data yang diunggah Kemenkes ini menunjukkan adanya penambahan kasus yang signifikan baik yang terjangkit maupun yang bisa sembuh. Pihak pemerintah pun menghimbau agar masyarakat memakai masker saat hendak keluar sesuai dengan anjuran dari WHO, demi penekanan peyebaran Covid-19. Berbagai upaya di lakukan pemerintah, namun yang terjangkit dan yang meninggal terus bertambah. Vaksin masih dikembangkan sehingga belum ada obat yang benar-benar bisa mematikan virus ini dari tubuh. Dari itu semua yang menyebar paling cepat adalah kepanikan. Kejadian yang terjadi di atas adalah definisi dari kepanikan sesungguhnya. Sehingga selain upaya pencegahan,  Pemerintah perlu menggalakan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak panik. Untuk saat ini sosialisasi yang paling memungkinkan adalah melalui media massa. Entah sampai kapan bencana ini akan berlangsung. Rasanya sulit untuk menatap ke depan. Peribahasa bersatu kita teguh bercerai kita runtuh berubah menjadi bersatu kita mati, bercerai kita selamat. Dan memang ini benar adanya, khususnya untuk saat ini di saat Covid-19 menyerang.

Untuk saat ini, sebagai masyarakat yang bisa dilakukan adalah menaati peraturan dan himbauan dari pemerintah. Menjaga diri sendiri sehingga tidak membuat susah orang lain, menjaga imun tubuh agar tetap kuat dan menghilangkan kepanikan, serta yang paling penting adalah memohan rahmat Allah agar mampu menghadapi wabah Covid-19.


Laporan Jeny Laamo dari Kupang, dirangkum dari berbagai sumber.