Sunday, July 31, 2022

Pelatihan Dukungan Psikologi Awal Bagi Relawan Di Universitas Cendana

Permasalahan kekerasan pada perempuan dan anak terus meningkat dari tahun ke tahun. Data dari Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak menunjukkan adanya peningkatan kasus setiap tahunnya. Pada 2019, tercatat 17.132 kasus kekerasan pada perempuan dan anak. Angka ini meningkat dengan cukup signifikan pada 2021. Data Kemen PPA mencatat terdapat 21.755 kasus kekerasan pada perempuan dan anak. Peningkatan kasus yang terlihat pada data nasional tercermin pula pada peningkatan jumlah kasus pada data di provinsi NTT. Data kasus kekerasan pada anak dan perempuan di provinsi di NTT tercatat sebanyak 353 kasus pada 2019, 489 kasus pada 2020, dan meningkat pesat pada 2021 sebanyak 743 kasus.

Peningkatan kasus kekerasan yang tergambar pada fenomena di atas menuntut adanya proses pendampingan korban yang menyeluruh. Korban tidak hanya membutuhkan perlindunga hukum namun juga perlu mendapatkan tempat perlindungan serta pendampingan. Rumah Harapan GMIT merupakan tempat shelter perlindungan bagi perempuan dan anak yang mengalami kekerasan di wilayah NTT khususnya pulau Timor. Rumah Harapan GMIT adalah unit pelayanan kemanusiaan di Kupang yang berdiri sejak 2018. Rumah Harapan GMIT hadir sebagai respon GMIT atas tingginya korban perdagangan manusia dari NTT dan sekitarnya. Layanan yang diberikan oleh Rumah Harapan GMIT adalah pendampingan bagi korban tempat tinggal, makan dan minum, layanan bantuan hukum serta layanan psikologis adalah bentuk-bentuk pendampingan yang diberikan oleh Rumah Harapan GMIT.

Rumah Harapan GMIT memiliki sejumlah relawan yang bekerja untuk membantu proses perlindungan terhadap korban. Relawan merupakan pihak yang paling bersentuhan langsung dengan korban. Korban kekerasan pada anak dan perempuan umumnya memiliki kebutuhan psikologis yang tinggi akibat peristiwa traumatic yang dialami. Kebutuhan ini menuntut adanya tenaga relawan yang terlatih untuk dapat memberikan dukungan psikologis awal bagi korban sebelum akhirnya dihubungkan pada tenaga professional. Relawan yang berada di Rumah Harapan GMIT mayoritas berasal dari latar belakang Pendidikan dan kompetensi yang berbeda. Hanya bermodalkan niat dan hati untuk membantu yang membuat mereka menjadi relawan pada Rumah Harapan GMIT. Sementara, Ketika korban pertama kali datang ke Rumah Harapan GMIT relawan-relawan tersebut akan berjumpa dengan korban.

Pelatihan Dukungan Psikologi Awal (DPA) merupakan bekal penting yang wajib dimiliki relawan. DPA dapat diberikan oleh siapa saja kepada individu yang mengalami bencana, baik bencana alam maupun bencana social yang didalanya termasuk kekerasn seksual, kekerasan dalam rumah tanggan, perdagangan orang dan sebagainya. DPA merupakan kotak P3K atau unit gawat darurat psikologi yang bisa membantuk korban pertama kali supaya tidak menimbulkan masalah psikologi yang lebih banyak. Melihat hal ini, Tim Pengabdian dari Program Studi Psikologi UNDANA melakukan pengabdian masyarakat dengan tema “Pelatihan Dukungan Psikologis Awal bagi Relawan Rumah Harapan GMIT.”

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan melakukan psikologis awal bagi relawan Rumah Harapan GMIT yang dilaksanakan di COD Café, pada pagi hari. Unit Anti Human Trafficking, Yayasan Sosial Penyelenggara Ilahi juga di undang dalam pelatihan bersama dengan para pendeta yang melayani di Rumah Sakit, pendeta yang melayani di Lapas Kupang, Pimpinan LBH APIK, dan Pimpinan Pondok Hayat Kupang. Total peserta adalah 24 orang relawan. Pelatihnya adalah para dosen dari Universitas Undana.

Kegiatan dimulai dengan perkenalan masing-masing peserta, nama para peserta dituliskan pada selembar kertas dan ditempelkan di baju masing-masing peserta. Kegiatan dilanjutkan dengan Dinamika Kelompok yaitu dengan bermain Simulasi Badai Seroja dan Isu Tsunami. Para peserta dibagi menjadi dua kelompok: kelompok pertama berperan sebagai korban dan kelompok kedua berperan sebagai relawan. Mereka berdiskusi di luar ruangan dan memutuskan agar masing-masing tidak panik dan sebisa mungkin membantu korban. Usia simulasi itu, masing-masing peserta mengungkapkan perasaan.

Dari kelompok yang menjadi korban, perasaan takut, cemas, shock, diam adalah hal yang umumnya di alami oleh para korban namun di satu sisi mereka menyadari bahwa di lapangan dan dilokasi kejadian ada hal yang tidak bisa dipenuhi. Sedangkan dari Tim Relawan, ungkapan yang disampaikan adalah tentang hadir untuk menolong dan tidak bisa berbuat lebih, datang dengan apa yang ada pada dirinya. Di satu sisi juga ada kesulitan yang dihadapi untuk menentukan sasaran secara kaget. Secara sadar mencoba menggambarkan situasi krisis bahwa ingin menolong tapi tidak menjadi pahlawan kesiangan tapi memperhatikan situasi sehingga kita tidak menjadi korban.

Konsep Dasar Dukungan Psikologis (DPA)

Untuk bisa memahami konsep dasar dukungan psikologis, panitia memutarkan sebuah film singkat yang menceritakan tentang seorang perempuan yang dilecehkan oleh teman laki-lakinya namun pacarnya tidak mendukungnya dan dia di tolong oleh sahabatnya dan melaporkan pelecehan yang dialami ke pihak berwajib. Peserta lalu diminta untuk menyampaikan pendapat usai film itu diputarkan. Pada dasarnya, ada situasi krisis yang dialami oleh korban. Situasi krisis itu bisa dilihat dari perilaku korban. Kondisi psikologis setiap orang berbeda, ada yang bisa menerima keadaannya dan mau untuk berbicara tentang situasi yang dialami namun ada juga yang mengalami trauma mendalam. Dukungan Psikologis Awal dilakukan pada awal situasi krisis. DPA adalah dukungan dan pendampingan praktis terhadap orang yang mengalami kondisi krisis. Kehadiran penuh dukungan dan penghiburan untuk mengurangi distress akut, pemenuhan kebutuhan dasar serta mengkaji kebutuhan layanan kesehatan jiwa lebih lanjut.

Tujuan yang ingin dicapai melalui DPA adalah rasa aman dan nyaman à kembali berfungsi à kembali beraksi

Untuk itu perlu mengetahui 3 prinsip dasar dari Dukungan Psikologis Awal (DPA).

1.    Looks (memperhatikan) à apakah situasi cukup aman untuk masuk? Apakah kebutuhan dasar sudah terpenuhi? Bagaimana tanda-tanda psikologi yang muncul?

2.      Listen (mendengarkan) à mendengarkan dengan penuh empati, mengkonfirmasi informasi yang kita terima, perhatikan komunikasi verbal dan nonverbal, mindful

3.         Link (jaringan) à informasi dan dukungan sosial

 

Berikut adalah pertolongan pada kondisi distress yang bisa dilakukan:

  • Kondisi distress merupakan reaksi normal pada situasi abnormal
  • Umumnya orang akan pulih seiring dengan berjalannya waktu khususnya ketika kebutuhan dasar terpenuhi
  • Jika kebutuhan dasar tdak di penuhi orang akan ada dalam resiko mengalami masalah psikologi berat
  • Yang mengalami distress berat atau jangka panjang mungkin membutuhkan bantuan tambahan

 

Reaksi Distress dalam Menghadapi Krisis

  • Gejala fisik: gemetar, sakit kepala, kelelahan, perubahan pola tidur dan makan, kesakitan
  • Cemas dan takut
  • Sedih dan berduka
  • Malu dan rasa bersalah
  • Bersyukur karena bertahan
  • Waspada
  • Marah dan sensitive
  • Mematung dan menarik diri
  • Disorentied
  • Menolak bicara
  • Bingung, mati rasa
  • Merasa tidak nyata
  • Tidak dapat merawat diri sendiri atau anak

Kelompok rentan dalam situasi khusus diantaranya adalah anak dan remaja, orang dengan kondisi kesehatan dan orang dengan kondisi khusus. Anak dan remaja harus kembali disatukan dengan keluarga, jaga keamanan, mendengarkan dan bermain. Orang dengan kondisi kesehatan yaitu cek kondisi kesehatan, amankan dan dukungan kebutuhan dasar, hubungkan dengan akses kesehatan. Sedangkan untuk orang dengan kondisi khusus yaitu fasilitasi kebutuhan khususnya, akses informasi, dan hubungkan dengan orang terdekat.

Hal yang menyenangkan dari pelatihan ini adalah peserta diajak untuk mengidentifikasi kasus-kasus yang sebelumnya pernah ditangani seperti kasus kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual. Apakah kasus tersebut bisa dilakukan dengan DPA atau membutuhkan tenaga ahli. Hal paling penting dalam asesmen adalah tidak boleh bertanya ‘kenapa’ atau ‘mengapa’ pada korban. Konsep yang di gunakan adalah 4W+1H.