Thursday, June 20, 2019

Jenazah ke-24


#Kisah-Kisah dari Program Eksposure Belarasa 2018 (18)

Hari ini, Kamis (12/7/2018) aku kembali mendapat berita duka dari BP3TKI yakni kedatangan jenazah atas nama GSM asal Baniona RT 04 RW 02 Desa Klukengnuking Kec Wotan Ulumado Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Aku segera berkemas dan mengeluarkan sepeda motor menuju Kargo Bandara El Tari Kupang tanpa Suster Laurentina PI. Aku meminta izin kepada salah satu suster yang ada di biara untuk mengajak calon suster, Delti dalam karya Pelayanan Kargo kali ini.

Tentu saja Delti sangat senang karena bisa melihat dunia di luar biara. Aku dan Delti melesat ke Bandara pada pukul 12.00 WITA dan mendapati suasana di Kargo sangat ramai dan penuh sesak. Ternyata tak hanya jenazah PMI yang akan tiba siang ini, melainkan jenazah yang datang dari Denpasar Bali karena penyakit. Pihak keluarga besarnya sudah menanti dan segera berlalu dari Kargo membawa jenazah ke rumah duka.

Setelah menunggu selama kurang lebih 2 jam, jenazah akhirnya tiba. Namun tak ada satupun keluarga yang datang menjemput jenazah GSM seperti ketika menjemput jenazah yang dari Bali. Berdasarkan keterangan tertulis pada surat kematian, kuketahui bahwa pria kelahiran Danang 28 Januari 1960 ini dikabarkan meninggal karena mengalami kecelakaan kapal di Perairan Penawar, Bandar Penawar Johor, pada 4 Juli 2018 pukul 14.40 WITA dan akan dijemput oleh saudaranya ASK. 

Jenazah GSM tiba di pindahkan dari kereta Kargo ke ambulans untuk dibawa ke RSUD W.Z. Yohanes Kupang, NTT
Jenazah kemudian disambut dengan doa oleh Mama pendeta Ina, perwakilan BP3TKI dan beberapa teman relawan jaringan Koalisi Migran NTT. Setelah itu jenazah dipindahkan menggunakan mobil ambulans dari BP3TKI untuk menginap selama satu malam di RSUD W.Z. Yohanes Kupang.

Pada malam hari, aku dan Delti kembali datang ke RSUD W.Z Yohanes Kupang untuk mendoakan jenazah. Seperti biasanya, kalau tidak ada suster maupun pater, maka doa akan dipimpin oleh Mama Pendeta Ina. Saat tiba di lokasi, kami berjumpa dengan teman-teman satu kampung si jenazah yang sama sekali tidak mengenal jenazah. Mereka mengaku mendapat kabar dari facebook teman satu kampungnya dan berinisiatif segera datang ke RSUD untuk mendoakan jenazah dan menjaga semalaman hingga pemberangkatan ke Maumere pada besok, Jumat (13/7/2018) pukul 10.00 WITA.    

Kami hanya bisa memanjatkan doa dan berharap semoga arwahnya bisa berbahagia dalam pangkuan Allah Bapa di surga dan keluarga yang sedang menunggu kedatangannya di kampung halaman dapat menerima peristiwa kedukaan dengan lapang dada. Usai berdoa, kami meninggalkan jenazah dan berpamitan dengan teman sekampungnya yang akan menjaga jenazah.

Aku dan Delti kembali melanjutkan tugas misi untuk memberangkatkan jenazah GSM pada Jumat (13/7/2018) pukul 09.30 WITA. Tentu saja sebelum peti jenazah dari RSUD W.Z. Yohanes Kupang tiba, kami sudah harus berada di Kargo Bandara El Tari Kupang menyambutnya untuk kemudian memberangkatkannya.

Sebelum peti jenazah masuk ke dalam mesin X-Ray, Suster Laurentina menyusul kami dengan membawa serta teman-temannya dari Jepang dengan mengendarai mobil carteran di Kargo. Kedua temannya yang merasa tertarik dengan pulau Timur dan sedang menghabiskan masa liburannya di Tanah Karang memutuskan untuk ikut mendoakan jenazah di Kargo.

Suster Laurentina PI segera memimpin doa untuk keselamatan arwah GSM sambil memegang peti yang sudah di wrapping.

“Ya Tuhan, semoga arwah GSM mendapatkan tempat yang terbaik disisi-Mu, semua keluarga yang berduka diberikan penghiburan dan semoga seluruh proses ke daerah asal berjalan dengan lancar tanpa halangan apapun,” ujarnya sambil menutup dengan Doa Bapa Kami dan 3 kali Salam Maria.

Usai berdoa, Suster Laurentina PI dan temannya melanjutkan perjalanan ke Kolbano, sementara aku dan Delti masih menunggu hingga jenazah hingga lulus dari mesin X-Ray.

Salah satu teman sekampung si jenazah, Dedi mengaku bahwa usai berdoa bersama di Rumah Sakit Yohanes Kupang pada (14/7), masih banyak orang yang datang untuk melayat.

“Tadi malam ketika selesai berdoa, masih banyak yang datang melayat. Ada Wakil Bupati Flores Timur, Agus Boi yang kebetulan berada di Kupang, anggota PMKRI Kupang, anggota Perkumpulan Mahasiswa Wotan Olmado dan beberapa kader Partai Golkar,” jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa Wakil Bupati Flores Timur, membelikan makanan kepada semua anak muda yang menjaga jenazah GSM di rumah sakit. Menurutnya hal ini merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap warganya.    

Ada perasaan lega bagiku ketika mendengar pengakuannya yang sangat polos. Perbincangan kami terhenti ketika peti jenazah hendak dipindahkan ke mesin X-Ray. Setelah seluruh peti lulus masuk kedalam mesin X-Ray maka ami berpamitan satu dengan yang lainnya.

Aku hanya berharap semoga penerbangan ke daerah asalnya lancar dan keluarga yang sudah menungu kedatangan jenazah ikhlas dengan peristiwa duka dan segera dipulihkan dari kedukaan yang mendalam. Semoga. 

***