Wednesday, June 19, 2019

Lahir dan Meninggal di Tanggal yang Sama

#Kisah-Kisah dari Program Eksposure Belarasa 2018 (17)
 
Kabar duka pemulangan jenazah PMI kembali mengisi hariku, pada Jumat Pertama (6/7/2018). Kali ini aku dan Suster Laurentina PI harus segera datang ke Kargo Bandara El Tari Kupang untuk menjemput dua jenazah PMI sekaligus yakni BP dan YB (jenazah ke 22 dan 23). 

Berdasarkan keterangan dari pihak keluarganya, jenazah atas nama BP meninggal akibat kecelakaan kerja di Malaysia pada Minggu (1/7/2018). 
 
“Jenazah jatuh terguling dari tanah yang terjal saat mengendarai traktor ke sebuah bukit. Ketika traktor terguling, ia tertimpa dan meninggal di tempat,” ujar seorang pria yang mengaku sebagai saudara dekat dari almarhum. 

Menurutnya, pasca kejadian pada hari Minggu, tidak ada seorangpun yang mengetahui dan berada di lokasi kejadian. Kondisi BP yang sudah tak bernyawa tertimpa traktor diketahui pada keesokan paginya saat semua rekan-rekannya kembali bekerja. Mereka segera menghubungi pihak keluarga dan juga teman-teman jaringan untuk mengurus pemulangan jenazah ke tanah air.

Aku mencoba menggali informasi lain tentang BP dari pria gemuk berambut keriting yang sedang asyik dengan rokoknya. Dari pria yang masih ada ikatan saudara ini kuketahui bahwa BP memiliki 3 orang anak yang tinggal di kampung halaman bersama isterinya yang merupakan seorang ibu rumah tangga. 

“Si BP masih sempat berkomunikasi dengan isterinya di hari kejadian tersebut. Katanya ia minta didoakan agar di hari ulangtahunnya yang ke 50 itu selalu sehat-sehat dan panjang umur. Ia juga meminta kepada isterinya agar memberikan intensi khusus kepada pastor pada saat misa di hari ulangtahunnya itu,” terangnya. 

Jenazah BP dipindahkan dari kereta Kargo ke ambulans BP3TKI Kupang
Ternyata, PMI yang berprofesi sebagai supir di kebun sawit ini secara sengaja membawa traktor menuju ke dataran yang tinggi untuk mencari signal guna mempermudah komunikasinya dengan sang isteri sebelum misa pagi. Namun sangat disayangkan, tak ada yang menyangka ajal menjemput tepat di hari kelahirannya ke dunia ini. 

“Jadi hari lahir dan hari matinya di tanggal yang sama. Kasihan sekali,” ujarnya meringis. 

Keluarga mengaku sudah mengurus surat kepulangan pria yang bekerja selama 2 tahun di Malaysia di KJRI dan BP3TKI. Namun karena permintaan keluarga yang mengharuskan pemulangan jenazah pada hari ini, maka pihak keluarga bersedia menanggung biaya pemulangan jenazah dari Kupang menuju Ende dengan menggunakan jalur laut.

“Kalau meninggal dengan cara demikian maka harus cepat dikuburkan dan rencana kami akan kubur hari ini juga atau paling lama besok pagi di kampung, maka kami tidak bisa menunggu jadwal penerbangan untuk keberangkatan besok pagi,” terangnya.

Sementara jenazah atas nama YB meninggal karena mengidap penyakit paru-paru. Pria yang sudah bekerja selama kurang lebih 3 tahun di Malaysia Barat ini bekerja di kebun sayur bersama sang isteri.

“Isterinya tidak bisa ikut mengantar jenazah suami karena kondisinya sangat tidak memungkinkan, sedang hamil 7 bulan,” ujar seorang bapak yang mengaku sebagai saudara kandung almarhum.

Jenazah yang merupakan anak pertama dari 7 bersaudara ini dijemput oleh ayah kandungnya dengan beberapa anggota keluarga lainnya menggunakan pickup.

“Kami sudah ada di sini dari jam 6 pagi,” ujarnya lagi.

Dari hasil pembicaraan kami, ia mengaku bahwa harus menempuh perjalanan dengan menggunakan pick up selama 12 jam untuk tiba di Kargo. Aku terenyuh melihat ketidakberdayaan seorang bapak, ayah kandung YB yang berjuang menyambut jenazah anaknya. Pria tua itu sesekali mengusap air matanya dan berjalan terhuyung-huyung saat melihat kedatangan peti putera pertamanya yang ada di kereta kargo. Ia dipapah mengikuti mobil jenazah yang akan parkir di bawah pohon beringin bersama dengan rombongan untuk mendoakan terlebih dahulu.

Jenazah BP dan YB disambut dalam doa sebagai bentuk Pelayanan Kargo
Aku sedikit terenyuh melihat cucuran air mata yang mengalir dari kedua sudut matanya. Badan jangkungnya yang kurus kering semakin menambah keibaanku, mirip perawakan bapakku. Aku tak mampu berbuat apa-apa selain ikut berdoa Salam Maria dan Kemuliaan. Usai berdoa, ia terlihat tak berdaya menaiki mobil ambulans dan duduk di sebelah kanan peti puteranya. 

Dari keterangan pria yang mengaku keluarganya, aku mengetahui bahwa bapak tua itu telah kehilangan cucu pertamanya dari YB beberapa waktu sebelum kabar kematian itu. Ia tak menyangka bahwa YB segera menyusul putera kandungnya itu.

Mobil jenazah BP dan YB bersiap meninggalkan Kargo menuju ke kampung halaman
Suara sirene terdengar melengking dari kedua mobil ambulans pertanda perjalanan akan dimulai. Semoga Tuhan memberikan kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan dan masih dengan harapan yang sama "Semoga tidak ada duka lagi".     

***