Tuesday, June 11, 2019

Mayat ke-12 di Provinsi Jenazah


#Kisah-Kisah dari Program Eksposure Belarasa 2018 (10)

Aku dan Suster Laurentina PI kembali melakukan tugas pelayanan Kargo dalam menjemput dan mengantarkan jenazah dari Kargo Bandara El Tari Kupang ke Desa O’obibi Kecamatan Kot'olin, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur pada Kamis (14/6/2018). Ini merupakan jenazah ke 12 yang aku tangani semenjak bertugas sebagai tenaga relawan di Kupang, NTT. Angka ini cukup fantastis, mengingat belum genap setengah tahun sudah hampir 50 jenazah yang ditangani oleh BP3TKI (belum termasuk jenazah yang diurus langsung oleh keluarga).

Jenazah AN tiba di Kargo Bandara El Tari Kupang, NTT
Sudah beberapa kali jenazah yang tidak dilaporkan kematiannya kepada BP3TKI datang bersamaan dengan jenazah yang telah dilaporkan kepada BP3TKI. Seperti yang terjadi dua hari yang lalu, Selasa (12/6) ketika hendak menjemput jenazah PMI dari Malaysia yang ditangani BP3TKI asal Camplong, ada juga jenazah PMI dari Malaysia asal Papua juga tiba di Bandara El Tari Kupang tanpa sepengetahuan BP3TKI.

Selang dua hari setelah itu, Kamis (14/6) kami kembali menerima jenazah PMI atas nama AN yang meninggal karena mengidap penyakit maag Kronis. Sebelum berangkat ke Malaysia, diketahui bahwa ia mengubah namanya menjadi nama saudara sepupunya yang masih hidup dan bekerja di kampung halaman ketika mengurus dokumen di Pontianak.

Dari keterangan saudara yang menjemputnya, diketahui bahwa AN merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dan telah merantau selama 4 tahun di Malaysia. 3 bulan yang lalu, ia menyempatkan pulang ke kampung halamannya di Desa O’obibi, NTT untuk mengunjungi dua orang anak perempuannya dari isteri pertama dan satu orang anak laki-laki dari isteri kedua. 
Jenazah AN disambut oleh keluarga dan kerabat dekat

Jenazah tiba di Kargo Bandara El Tari Kupang pada pukul 10.48 WITA dan disambut dalam doa oleh mama pendeta Ina, perwakilan beberapa keluarga dan perwakilan koalisi Anti Human Trafficking, NTT. Kami dan rombongan berangkat menggunakan mobil jenazah dan mobil dinas BP3TKI pada pukul 11.00 WITA. 

Setelah menempuh perjalanan panjang melewati Pantai Kolbano selama kurang lebih 4 jam, kami tiba di lokasi duka pada pukul 15.00 WITA. Sepanjang perjalanan memasuki desa yang berbatu terjal dan menanjak, semua warga desa berbaris disepanjang jalan. Sirene mobil jenazah yang cukup memekakkan telinga mengundang rasa penasaran semua warga. Beberapa kali mobil ambulans kesulitan dalam menaiki tanjakan  batu karang pada jalan setapak yang belum tersentuh aspal.  

Ketika mobil jenazah berhenti tepat di depan rumah duka, suara tangis yang memilukan hati mulai bersahut-sahutan. Tak terasa mataku mulai berkaca-kaca. Apalagi ketika mendengar mereka berteriak histeris memanggil ayahnya. 

“Bapak,,,,,,,,,,,,,,,,,,Bapak,,,,,” teriak kedua puterinya yang meloncat-loncat tiada henti sambil menepuk tanah. Sekesali mereka berguling dan menyatu dengan tanah sambil menengadahkan tangan ke arah peti jenazah. 

Keluarga menyambut jenazah dalam isak tangis dan air mata
Belum lagi suara tangis bersahut-sahutan oleh semua keluarga besarnya. Ingin lari dari semuanya, tapi kakiku tak sanggup. Apalagi ketika aku harus mengambil gambar untuk mendokumentasikan peristiwa duka. Sungguh tidak sanggup rasanya. Seketika aku merasa bagian dari keluarga yang berduka ini. Kubayangkan bagaimana jika aku berada di posisi puteri-pterinya yang histeris membangunkan jenazah seorang ayah. Tuhan, aku mohon lindungilah kedua orangtuaku dan jauhkan dari kemalangan, bisikku dalam hati. Tak sadar airmataku menetes. 

Ketika suasana sudah sedikit tenang, pihak Nakertrans Provinsi, diwakili oleh Bapak Darmanto dan pihak BP3TKI yang diwakili oleh Bapak Timotius menyampaikan ucapan turut berduka cita sekaligus memberikan uang duka kepada pihak keluarga yang diwakili oleh mama AN yang sudah sangat tua. 

“Kami dari pihak Nakertrans Provinsi memberikan uang duka sebesar Rp. 2.500.000 semoga bisa menjadi penghiburan bagi keluarga yang berduka” ujar Pak Darmanto.

“Kami dari BP3TKI Kupang, disaksikan seluruh pihak telah memberikan uang duka sebesar Rp. 2.000.000. Semoga bisa membantu meringankan beban kedukaan keluarga,” ujar Pak Timotius. 

Semua dokumen dibubuhi materi 6000 dan wajib distempel basah oleh Kepala Desa untuk kemudian di cap jari oleh mama AN dan saksi yang diwakili oleh keluarga besar AN. 
Pendatanganan bukti penerimaan uang duka oleh keluarga

“Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah ini sebagai wujud nyata kepedulian pemerintah NTT terhadap PMI. Meskipun AN tidak melalui jalur yang resmi, sebagai pemerintah yang mengayomi, kami tetap mengurus kepulangannya tanpa membebankan biaya kepada pihak keluarga. Meskipun demikian, bukan berarti dengan memberikan bantuan ini, kami mendukung tindakan pengiriman PMI Ilegal,” tegas Pak Timotius saat memberikan kata sambutannya. 

Ia menekankan bahwa untuk menjadi seorang PMI adalah suatu pilihan hidup yang tidak bisa dilarang dan dikekang oleh siapapun. Olehkarena itu, jika ada keinginan untuk bekerja keluar negeri harus mendaftarkan diri secara resmi ke BP3TKI sesuai prosedur sehingga segala haknya sebagai PMI dapat terpenuhi dengan baik. Hal ini juga bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan terburuk saat bekerja di negara penempatan.   

Usai memberikan kata sambutan, pihak keluarga memberikan selendang khas Timor sebagai tanda ucapan terimakasih kepada BP3TKI, Nakertrans Provinsi, suster Laurentina PI dan juga aku yang telah mengantar jenazah AN. Setelah itu, kami dijamu makan siang ala kadarnya dan setelahnya berpamitan untuk kembali ke Kupang pada pukul 16.00 WITA. 

Berdasarkan kesepakatan keluarga, jenazah akan dimakamkan pada keesokan harinya Jumat (15/6) pada pukul 10.00 WITA. Semoga arwah pak AN dapat beristirahat dengan tenang dalam pangkuan Allah Bapa dan semoga keluarga diberikan ketabahan.

Aku bisa bernafas dengan lega ketika tiba di biara PI pada pukul 20.30 WITA. Aku segera mandi dan merefleksikan semua yang telah kulalui sepanjang hari ini. Semoga Tuhan juga tetap melindungi dan memberikan kekuatan kepada semua orang yang memiliki perhatian khusus dalam menangani kasus Human Trafficking di provinsi jenazah ini. 

***