Thursday, June 27, 2019

Jenazah ke-30

#Kisah-Kisah dari Program Eksposure Belarasa 2018 (23) 
 
Hari ini, Jumat (24/8/2018) aku dan Suster Laurentina PI menjemput jenazah PMI atas nama LN (54) yang merupakan jenazah ke-30 yang kujemput selama aku mengemban tugas perutusan di Kota Karang ini. Angin dingin yang berhembus tak menghentikan langkah kami untuk setia menjemput dan mendoakan jenazah yang diinformasikan tiba pada pukul 22.00 WITA.

Sesampainya di Kargo pada pukul 21.30 WITA, belum ada anggota dari BP3TKI yang muncul. Hanya saja Oma Pendeta Emmy dan seorang fotografer jurnalis dari Jakarta sudah duduk manis menunggu di ruang jenazah kargo. Kargo sangat sepi. Tak lama kemudian, ada segerombolan pemuda yang mengaku dari Ikatan Mahasiswa Cibal Manggarai yang berdomisili di Kupang. Mereka datang khusus untuk mendoakan jenazah. Tak lama kemudian datang juga anggota ikatan Masyarakat Cibal yang terdiri dari orangtua yang berdomisili di Kupang.

“Meskipun kami tidak terlalu mengenal jenazah, namun kami tetap datang sebagai saudara seiman dan sama-sama dari daerah asal,” ujarnya salah seorang pemuda.

Menurut salah seorang bapak yang juga anggota dari Ikatan Masyarakat Cibal ini, jenazah sudah meninggalkan kampung halaman dan bekerja di Malaysia selama kurang lebih 17 tahun.

“Setahu saya, ia meninggalkan 3 orang anak yang ketiganya sudah besar dan ada yang sudah mau menikah lagi. Kasihan sekali bapak itu tidak bisa hadir dihari bahagia anaknya, padahal sudah lama sekali ia tidak pernah pulang,” ujar seorang bapak yang sedari tadi mendengar pembicaraan kami.

Ikatan Mahasiswa Cibal Manggarai memindahkan peti jenazah LN dari kereta kargo ke ambulans
Menurutnya, semenjak almarhum LN meninggalkan isterinya, RA (48) di kampung halaman, tak ada kabar mengenai keberadaannya. Merasa ditinggalkan untuk selamanya tanpa komunikasi dan kejelasan, sang isteri memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Desa Ranggi Kec Wae Ri’i Kab Manggarai. Sementara ketiga anaknya masih setia berada di kampung di Teru, Pagal, Cibal Manggarai, RT 1 RW 01. Tak banyak yang diketahui mereka tentang jenazah yang akan mereka jemput ini.

Ketika BP3TKI menunjukkan dokumen jenazah, kami secara sepintas melihat dan mengetahui informasi lebih dalam mengenai penyebab dan kronologi kematian korban PMI. 

Berdasarkan surat kuasa diketahui bahwa pihak yang mengurus pemulangan jenazah dari Malaysia menuju ke kampung halaman isterinya di Wae Ri’i ialah sepupu kandung dari jenazah, YR.  

Pada lembar lain, terdapat keterangan dari Polis Diraja Malaysia yang berisikan pernyataan majikannya, Brendan Low Chin Yong, yang beralamat di Masranti Plantation SDN BHD Harn Len Pelita Bagunan  SDN BHD Kuching Office Wisma Harn Len, tentang kronologi kematian jenazah. Menurut pengakuannya, sebelum meninggal almarhum mengeluh sakit pada Minggu (19/8/2018) pukul 11.00 p.m. menanggapi keluhan dari pekerjanya, majikannya segera membawanya ke Klinik Kesehatan Balai Ringin. Namun ketika sampai di klinik, almarahum dinyatakan sudah meninggal dunia tanpa diketahui penyebabnya dan segera dibawa ke Rumah Sakit Senan.

Pada keterangan lain, terdapat pernyataan dari pihak keluarga (isteri dan juga sepupunya) yang berisi tidak menyetujui untuk dilakukan otopsi pada jenazah yang ditandatangani pada Senin (20/8). Lembar surat dari KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) kemudian mengeluarkan izin pengurusan pemulangan jenazah oleh majikannya ke kampung halaman di Flores.

Dari dokumen diketahui kronologi pemulangan jenazah yang dibawa pulang ke Indonesia pada Jumat (24/8). Jenazah dikemas dengan ketentuan penerbangan internasional dan dibawa dengan menggunakan jalan darat dari Serian keperbatasan Tebedu-Entikong. Dari Entikong menggunakan mobil ambulans KB 1392 HV ke Pontianak, dari Pontianak ke Surabaya dengan Lion Airlines JT839 pukul 14.15 WITA dan dari Surabaya ke Kupang dengan JT 696.

Rencananya, jenazah akan menginap satu dua malam di garasi ambulans RSUD W.Z. Yohanes Kupang sebelum diterbangkan ke Maumere pada Minggu (26/8). Romo Adnan Pr, Suster Laurentina PI, Oma Pendeta Emmy dan semua orang yang menaruh perhatian kepada jenazah menyambutnya dalam doa secara katolik di depan gerbang kargo. Setelah itu, jenazah segera di bawa oleh rombongan pada pukul 24.00 WITA ke RSUD Yohanes Kupang.   

Jenazah LN di doakan oleh kaum religius di garasi RSUD W.Z. Yohanes Kupang NTT
Kami sepakat untuk mendoakan jenazah secara bersama pada Sabtu (25/8) sore di ruang jenazah  RSUD Yohanes Kupang. Semoga jenazah dapat beristirahat dengan tenang dalam cahaya abadi bersama Bapa di surga dan keluarga diberikan ketabahan. 

***